7 - Jadian

4K 165 2
                                    

Jika tak pandai menutupi rasa maka hal yang seharusnya di lakukan adalah diam bukannya membuat dia semakin curiga akan perasaanmu padanya.

Author Pov

Pagi ini Lardo sangat malas berangkat ke sekolah. Ia masih saja meringkuk di atas ranjang empuknya.

"Kok tumben sih gue dingin banget." Mata Lardo masih terpejam.

"Jam berapa ya?" Mata Lardo terbelalak saat melihat jam weker di nakas samping tempat tidurnya.

"Anju jam 7, mampus gue. Bel sekolah 15 menit lagi." Lardo berlari kecil ke kamar mandi.

Penampilan Lardo tak rapi seperti biasanya, rambutnya semraut, tak pakai dasi, dan baju seragam yang di keluarkan.

"Bodo amat yang penting gue ga telat, mati aja gue kalau guru bp lapor ke papa."

---

"Hallo, lo ke jalan pintas masuk sekolah yang tembus kelas 10 IPA 1 sekarang."

" ..... "

"Gue ga terima penolakan. Ga inget kemarin siapa yang nolongin lo."

---

"Mana si nih anak. Awas aja ga dateng, kena lo sama gue."
Alisha menghampiri Lardo yang terlihat panik.

"Lo apa banget deh nyuruh-nyuruh gue. Lo pikir gue pembantu apa." Alisha mencubit lengan Lardo.

"Sakit Lish, sekarang lo bawa tas gue ke kelas. Dan kalau guru absen bilang gue di toilet."

"Ta-"

"Lo ga tahu terima kasih banget jadi orang. Kalau lo ga mau gue cium bibir lo di sini sampe lo kehabisan napas." Lardo mendekat ke arah Alisha hingga  jarak mereka sangat dekat.

Lo itu ganteng Do, banget malah. Tapi sifat lo yang kayak gini bikin gue bt tahu ga.

"Kenapa? Gue emang ganteng, baru nyadar lo. Gue itung sampe 3." Lardo mendekatkan bibirnya ke bibir mungil Alisha.

"1, 2, Kalau engga gue ci-"

Alisha menelan ludahnya kasar.
"O, oke Do. Tapi pasti gurunya udah ada di kelas. "

"Ga mungkin. Pak Hedi selalu telat masuk. Udah buruan sana atau-"

Alisha mengambil paksa tas Lardo dan berjalan menuju kelas tanpa menoleh ke belakang.

"Gue suka sama lo yang penurut sama gue Lish. Belum selesai permainannya. Nanti pulang sekolah kena lagi deh lo." Lardo tertawa penuh kemenangan.

---

Tin...tin...tin

"Mobil siapa si, sok banget." Alisha menoleh ke belakang dan terkejut melihat Lardo dalam mobil itu.

Lardo turun dari mobil. "Ikut gue!" Lardo menarik paksa tangan Alisha.

"Apaan si lo. Gue mau pulang."

"lo ga bawa motor kan? Yaudah bareng gue aja."

"Ga, ga mau." Alisha melepaskan cekalan tangan Lardo.

"Gue ga suka penolakan." Lardo kembali mecekal tangan Alisha hingga masuk mobil.

"Lo mau bawa gue kemana? Jan bilang mau culik gue. Papi!"

"Hehhh lo ga laku di jual juga, badan kecil gitu. Kurang kerjaan gue culik lo."

"Ya terus lo mau bawa gue keman-"

"Diem atau gue sumpel bibir lo sama bibir gue yang seksi ini." Lardo menatap tajam ke Alisha hingga membuatnya kali ini diam kareja takut dengan ancaman Lardo.

Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang