Chapter 13

6.1K 311 24
                                    

Sakura pov

Aku sungguh tercengang ketika mendengar cerita dari sasuke. Semua yang dia katakan membuatku bungkam seketika. Jadi semua ini hanya kesalah pahaman saja, semua skenario yang membuatku sempat sakit hati hanya lah kepalsuan. Kenyataan menjawab bahwa sasuke tidak menyukai hinata sebagai kekasih, tapi hanya sebagai seorang sahabat yang mendampinginya.

"Sasuke."

Kulihat sasuke mendongkak menatap wajahku. Aku merasakan rasa penyesalan pada dirinya.

"Menurutku kau harus meminta maaf pada hinata. Dan kau juga harus menjelaskan perasaanmu padanya," saranku.

Sasuke menghela napas, dia menggenggam tanganku lalu tersenyum. "Baiklah. Terima kasih, sakura."

Sakura pov end.

Normal pov.

"Sama-sama. Lagipula kita 'kan teman," balas sakura tersenyun. Walaupun kenyataan senyuman itu terlihat palsu.

"Ya, kau benar."

-oOo-

"Jadi, apa kau bisa jelaskan kenapa putriku menangis?"

Naruto mengangguk lalu menjawab. "Sebelumnya, apakah paman mengetahui bahwa putri paman memiliki kekasih?" tanya naruto memastikan.

Hiashi menaikan sebelah alisnya. Tau apa dia soal putri kesayangannya? Yang dia ketahui, putrinya ini adalah sosok ramah dan penurut.

"Maksudmu putriku ini sudah memiliki kekasih?" tanya hiashi penasaran. Ada raut kecewa di wajah keriputnya.

Naruto menggaruk belakang kepalanya. "Uh? Mungkin jika saya menjelaskan kejadiannya, paman juga tidak akan mengerti."

"Hm, begitu ya. Baiklah tidak apa-apa. Terima kasih sudah mengantarkan hinata pulang." hiashi tersenyum.

Naruto mengangguk seraya menyengir khas andalannya. "Ya paman!"

-oOo-

Setelah cukup sekian lama sakura berbincang dengan sasuke. Gadis berambut soft pink itu sedikit merasa lega akan kenyataan dari semua kejadian yang dia alami.

Gadis itu menghela napas seraya tersenyum tipis. Ternyata sosok laki-laki yang dia sukai sama sekali tidak menyukai hinata.

Tetapi sakura juga merasa kasihan pada hinata. Gadis indigo itu sepertinya akan merasa terluka apabila mengetahui perasaan sasuke yang sebenarnya.

Tentu saja sakura merasa kasihan, karena dirinya juga adalah perempuan. Sakura juga memahami akan sakitnya dikhianati apalagi oleh seorang yang disukainya.

"Sekarang sudah sore. Apa kau mau kuantar pulang?"

Gadis yang ditanya itu pun melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ah kau benar. Tapi apa aku tidak merepotkanmu?"

Sesosok pemuda dark blue itu menggeleng. "Hn tidak. Anggap ini adalah rasa terima kasihku karena kau sudah mau mendengar curhatan ku tadi," kekehnya.

"Baiklah kalau begitu."

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang.

Between Me You And Him✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang