Chapter 9

6.4K 347 64
                                    

Sasuke tertawa pelan, dia tidak menyadari sama sekali bahwa saat ini ia sedang tertawa di atas penderitaan orang lain.

-oOo-

Di dalam ruang uks, terlihat pemuda bersurai merah darah tengah mengaduh kesakitan.

"A-aw, pelan-pelan saku-chan" ringis nya, setiap kali kapas yang berlumuri antiseptik itu mengenai pipinya selalu terasa nyeri dan perih.

Sakura merasa bersalah melihat sasori yang lumayan babak belur. Ia merasa iba ketika melihat teman nya sendiri di hajar oleh orang yang disukai nya.

"Maaf sasori-kun, ini sudah pelan-pelan kok.. Coba kau tahan sedikit" ujar sakura lembut, ia mengusap-ngusap kapas antiseptik itu pada pipi mulus milik sasori.

Sasori pov.

Melihat wajah cantiknya itu, sangat dekat sekali dengan ku. Aku terus memandang wajah yang kira-kira 10 cm jaraknya dengan wajahku.

Sakura.. Andaikan saja kau lebih memilihku di banding dengannya, mungkin aku akan membahagiakan mu saat ini.

"Ya, sudah selesai.. Bagaimana? Apa masih terasa sakit?" tanya nya dengan nada khawatir.

Aku langsung menghadap ke cermin yang tersedia di ruang uks, wajahku terlihat di perban dan banyak plester yang tertempel di pipiku. Sudut bibirku juga sedikit membiru, tapi sakura sudah mengobatinya.

"Hm, lumayan rapih juga.. Terima kasih saku-chan"

Sakura tersenyum. "Yeah, tak perlu berterima kasih, aku yang salah" seketika ia menunduk, aku mengernyit heran, dia menangis lagi.

"Jangan menangis lagi, ini bukan salahmu. Lagipula aku yang salah karena berkata kotor pada hinata, jelas saja sasuke akan marah mendengarnya" jelasku panjang lebar, jujur saja memang aku yang salah sih.

Aku mengusap-usap rambut lembut miliknya, ia masih sesegukan. Sebenarnya hatiku ini tidak terima jika orang yang kusukai tersakiti.

Kulihat sakura sedikit mendongkakan kepalanya, ia mengangguk setuju. Aku tersenyum melihat gadis yang se-tegar ini. Ku usap sebelah pipinya dengan tanganku.

Sakura tersenyum kearahku, ia memegang tanganku yang berada di pipinya. "Terima kasih, kau orang yang baik. Aku harap kita selamanya menjadi teman"

Teman

Teman

Teman

Aku tersenyum getir saat mendengar kata itu. Rasa kecewa juga rasa sakit ini yang aku rasakan.

Aku berusaha tersenyum manis walaupun senyuman ini terpaksa.
"Tentu saja"

-oOo-

Seluruh murid duduk seketika kala melihat guru yang memasuki kelas.

"Kau terlambat lagi, guru kakashi!" teriak naruto heboh, seluruh murid langsung menatap horor kearahnya.

Kakashi terkekeh, ia menggaruk-garuk tengkuk nya. "Maaf, tadi ada sedikit urusan, sekali lagi saya minta maaf"

Between Me You And Him✔Where stories live. Discover now