Chapter 17

9K 289 24
                                    

Sara pov.

Dimana ini? Mengapa pandanganku kabur sekali. Kualihkan pandanganku pada sedikit cahaya yang jaraknya tak jauh dariku. Ah ternyata aku masih di dalam toilet. Aku ingat sekarang, kejadian tadi saat hinata menyerangku menggunakan pisau lipat.

Normal pov.

Gadis berambut merah itu berusaha berdiri. Pandangannya ia alihkan ke bawah, banyak helai rambut berwarna merah berserakan di lantai. Ya, itu adalah rambutnya. Ada rasa marah sekaligus sedih setelah mengalami kejadian ini. Marah karena perbuatan hinata, sekaligus sedih karena dikhianati.

"Aku harus menelpon sasuke."

Ia mengambil handphone nya dari saku baju. "Ah sial! Malah lowbat lagi."

Pada akhirnya gadis berambut merah yang kini tidak panjang lagi berusaha untuk berdiri walaupun masih sempoyongan. Bulir tangis air mata kembali mengalir, ia tidak menyangka sama sekali dengan perbuatan seseorang yang sudah ia anggap sebagai sahabat sendiri.

Bahkan dirinya sempat berdebat dengan sasuke hanya karena ia membela gadis itu. Tapi nyatanya ia malah dikhianati.

"Lebih baik aku pulang saja."

-oOo-

Sudah dua hari sara dan hinata tidak masuk sekolah. Hal ini membuat sasuke cemas. Lantas pemuda itu segera keluar dari kelas dengan langkah gontai.

Cemas. Khawatir. Sekaligus penasaran.

Semua perasaan itu bercampur aduk dalan benak sasuke. Ia harus mengunjungi sara, karena juga sudah menghubungi gadis itu, tetapi ia sama sekali tidak mendapatkan jawaban.

"Hei, sasuke. Kau tidak dengar bel berbunyi? Ayo kita masuk." seseorang menepuk bahu sasuke sambil menarik lengan pemuda itu menyuruhnya agar segera masuk ke kelas.

Pemuda dengan rambut pantat ayam itu mengangguk seraya menghela napas.

-oOo-

Seusai jam pelajaran terakhir, asuma selaku guru IPS mengakhiri jam pelajaran karena bel tanda pulang telah berbunyi.

Ketika guru yang gemar merokok itu keluar, seluruh murid-murid segera berhamburan keluar kelas, termasuk sasuke. Pemuda itu berlari menuju parkiran hendak ingin mengunjungi rumah sahabatnya, sara.

Ketika sampai parkiran, pemuda itu langsung menaiki motor sportnya melaju kencang ke tempat tujuannya.

-oOo-

Tok Tok Tok..

Ketika ia mengetuk pintu, tak lama kemudian muncul wanita paruh baya yang membukakan pintu. Awalnya wanita itu cukup terkejut akan kehadiran sasuke, tapi ia mencoba untuk memasang ekspresi biasa saja.

"Ah, sasuke-kun, ada apa kemari?" tanyanya lembut. Wanita cantik yang hampir mirip dengan sahabat sasuke itu mempersilakan sasuke masuk kedalam.

"Bibi, sudah dua hari sara tidak masuk sekolah. Apa dia sakit?"

Seketika raut muka wanita yang di panggil bibi itu pucat.

"Bibi? Apa kau mendengarku? Kalau benar sakit, apa boleh aku menemuinya?" berbagai pertanyaan muncul dari sasuke. Hal ini semakin membuat ibu kandung sara itu kebingungan. Ia tidak boleh memberi tahu bahwa anak perempuan tersayangnya telah pergi ke korea.

Between Me You And Him✔Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu