Chapter 3

7.6K 425 21
                                    


Senja pun tiba, terlihat dua gadis berbeda warna rambut tengah duduk di bangku halte. Ya mereka adalah sakura dan ino. Sakura yang kali ini merasa bosan hanya menguap lebar menunggu bus tiba sesekali ia melirik sahabat nya yang tengah asik menatap layar handphone miliknya itu.

Sekarang ini sakura tengah berpikir. Ya, dia sedang berpikir siapa seorang cewek yang bersama gebetan nya itu. Dia sangat sedih sekaligus kesal karena melihat gebetan nya yang datar seperti triplek bisa tersenyum hangat kepada sang cewek tersebut.
Hal ini membuat sakura putus asa dengan Cinta barunya, sakura menyilangkan kedua lengannya ke arah dada sambil mengerutkan keningnya tanda berpikir.

Ino melirik bingung kearah sakura. "Hee? Kau kenapa forehead?"

Sakura tak menyahut perkataan ino.
"......"

Ino mengerucutkan bibirnya sebal. akhirnya ia berteriak cukup kencang kearah telinga sakura.
"FOREHEAD!!!"

Sakura terlonjak kaget ketika mendengar teriakan yang membuat kedua telinganya berdengung. Ia langsung menatap ino horor "kenapa sih pig?!"

"Aku tanya sekali lagi, kau kenapa hm?" tanya sahabat barbie nya sekali lagi.

Sakura hanya diam berpikir. 'Haruskah aku cerita padanya?'

"Hello? Forehead?" ino melambai-lambaikan tangannya tepat di depan wajah sakura yang sedang melamun.

"E-eh, ya?"

Ino menatap aneh kearah sakura, ya sepertinya semenjak selesai dari cafe pasti ia sedang banyak pikiran, apalagi dirinya telah menggoda sahabat pink nya dengan cowok duren itu. Ino lalu tersenyum kikuk kearah sakura lalu ia menepuk sebelah bahunya.

Ino tersenyum.
"Nanti saja"

Setelah itu, datanglah bus yang mereka tunggu. Kedua gadis bersahabat itupun langsung memasuki bus dan duduk di bangku paling depan. Diperjalanan pulang, sakura masih saja melamun, ino sungguh tak tahan dengan rasa penasarannya. Tapi apalah daya jika sahabat pink nya ini belum sanggup cerita, jadi ia hanya bisa menunggu saja.

Sesampainya di depan rumah sakura, ino langsung pamit kepada sahabatnya itu. Ia langsung pergi melangkahkan kakinya menuju rumah yang ia tuju. Ya, rumah ino dan sakura cukup dekat, hanya terhalang oleh tujuh rumah.

Setelah sampai, Ino lalu masuk kedalam rumahnya, ia mengucapkan salam lalu terdengar balasan dari kedua orangtua nya.

Ino yang masih membuka sepatunya tiba-tiba didatangi oleh inoichi--ayah yang sedang berkacak pinggang kearahnya.
"Kau telat pulang, nak"

Ino cengengesan sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Eheh maaf, tadi aku bersama teman-teman mampir dulu ke cafe baru, dan aku menunggu bus dulu untuk pulang"

Inoichi selaku ayah ino hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Yasudah, mandi sana dan segera makan"

"Baiklah ayah"

Lain di tempat ino, seusai pulang dari cafe sakura langsung masuk kedalam kamarnya tanpa makan malam, bahkan ibu dan ayah nya pun terheran melihat Putri tunggal nya murung.

Bruk!

Sakura menghempaskan tubuhnya diatas kasur queen size miliknya yang empuk. Ia menatap kosong kearah langit-langit kamarnya.

'Jadi kau sudah punya kekasih ya' gumam sakura sambil menatap sendu.

Tanpa disangka, mata sakura pun terpejam, ia langsung tertidur sangat pulas. Bahkan seragam yang ia pakai pun belum diganti. Hhh kau benar-benar malas.

-oOo-

Pagi hari pun tiba, sakura sudah terbangun dari tidurnya yang lelap. Saat ia terbangun dan melihat kearah cermin yang besar ia sangat kaget. Pasalnya saat sakura tidur, ia masih memakai seragam sekolah.

Between Me You And Him✔Where stories live. Discover now