Chapter 12

6.5K 316 42
                                    

Di balik tembok besar bergambar Pola animasi kartun. Sakura dan naruto sedikit mengintip untuk melihat sasuke dan hinata yang bertengkar hebat tadi.

Sedikit terkejut memang melihat sasuke yang membentak hinata. Tapi memang keduanya yang Salah. Sasuke yang memang masih memiliki kekasih malah mengajak sakura pergi bersama, sedangkan hinata yang mengetahui hal tersebut langsung saja menyulut emosi dengan berbagai macam tuduhan.

Keduanya bersalah.

Sakura menatap nanar kedua sosok yang memiliki arti baginya ini. Uchiha sasuke, sosok yang dia sukai sepenuh hatinya dan hyuuga hinata, sosok yang dia benci mungkin karena gadis itu selalu bermain kasar akhir-akhir ini.

"Maaf hinata, maaf ya."

"Maaf juga, kita akhiri saja hubungan ini."

Perkataan sasuke barusan membuat sakura dan naruto terkejut bukan main. Sakura menggigit kecil bibir bawahnya, dia sungguh cemas karena merasa bersalah. Ya, dia merasa bahwa dirinya menjadi pihak ketiga.

Sedangkan naruto membelalakan matanya lebar. Tubuhnya bergetar hebat kala melihat gadis indigo itu ambruk. Sakura mungkin tidak melihat kejadian hinata pingsan karena dirinya menunduk tadi.

"Hinata-chan!"

Naruto melesat untuk menghampiri hinata. Dia tangkup pipi putih itu lalu menepuknya pelan.

"Oi, oi! Bangun, hinata-chan!"

Berbagai cara naruto membangunkan hinata, tapi tetap saja hinata masih memejamkan matanya.

Sedangkan sakura yang tersadarkan akibat teriakan naruto tadi, gadis bermata Emerald itu hanya menatap sendu kearah naruto yang berusaha menyadarkan hinata.

Niatnya juga ingin membantu, akan tetapi jika hinata tersadar dan kembali mencaci makinya, mungkin kali ini dia harus diam saja. Saat naruto berhasil menyadarkan hinata lalu melihat situasinya seperti apa, baru dia akan ikut menghampiri.

"Hinata-chan, kumohon bangunlah." naruto kembali menepuk pelan pipi hinata. Menyadari ada sesuatu di dalam tas'nya, naruto mengambil botol berisi air mineral, dia membuka tutup botol itu lalu mengucurkan air ke telapak tangannya. Setelah basah, lalu naruto mencipratkan air itu ke wajah hinata.

Perlahan kelopak mata itu terbuka menampakkan manik lavender yang indah. Hinata mengerjapkan matanya kala merasa wajahnya sedikit basah. Dia melihat sosok pemuda blonde tengah menatapnya cemas. Sunggingan tipis terangkat pada bibir mungil hinata.

"Naruto-kun~"

Naruto terkejut saat tangan hinata menyentuh sebelah pipinya. Terlihat dari kedua manik shappire nya bahwa gadis dipangkuannya ini menangis. Hinata kembali menangis, tapi tidak seheboh saat bersama sasuke tadi, hanya isakan kecil yang terdengar.

"Hiks hiks, naruto-kun."

Naruto menatap iba sosok yang berada dipangkuannya, posisi hinata sekarang telentang di paha naruto yang duduk ditanah. "Sshh, jangan menangis."

Naruto menoleh sedikit kearah sakura yang masih memperhatikan. Dia masih berdiri sambil bersembunyi sedikit dibalik tembok, jaraknya memang sedikit jauh, tapi yang pasti naruto tau raut muka sakura sekarang. Naruto juga tau bahwa sakura sama sekali tidak bersalah pada kejadian sekarang. Ini hanya kesalahan kedua orang yang menjalin hubungan.

Naruto memberi kode kearah sakura bahwa semuanya baik-baik saja. Sakura sendiri mengangguk tanda paham. Gadis pink itu mengirim pesan bahwa dirinya akan menunggu disebuah cafe terdekat.

"Hiks hiks, a-aku.. Aku putus, naruto-kun." isakan pilu makin membuat naruto sakit hati.

Mungkin sakit hati karena melihat seorang gadis yang menangis karena di putusi oleh pasangannya. Dulu saat masih SMP, naruto memiliki sahabat perempuan. Sahabat perempuannya itu menangis karena di putusi oleh pasangannya, mungkin naruto yang belum tau apa-apa hanya bisa menghibur sedikit. Tapi hati kecil nya merasa sakit ketika melihat seseorang yang ia sayangi harus menangis, apalagi soal 'putus-memutus'.

Between Me You And Him✔Where stories live. Discover now