23. Selamat Ulang Tahun

878 22 0
                                    


       Fajar sudah bersemburat di Upuk timur, memberi isyarat bahwa hari telah pagi. Sementara seseorang masih bersembunyi di balik selimutnya. Johan berguling kesana kemari berusaha pergi kedalam mimpi setelah barusan terbangun karena Alarm yang dibuatnya sendiri. Johan lupa ujian Nasiaonal telah selesai makanya Alarm itu masih membangunkannya di waktu yang sama seperti biasa.

" Jo bangunnn" Airin menarik selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Johan perlahan membuka matanya.

" Kamu ngapain disini?" dengan malas Johan bangun dari tidurnya.

" Menurut kamu?" Airin berdengus mengambil selimut Johan dan melipatnya " Noh temen-temen gila kamu ada disini " Airin mendorong Johan supaya Johan beranjak dari kasurnya sekarang juga.

" Menurut kamu?" Airin berdengus mengambil selimut Johan dan melipatnya " Noh temen-temen gila kamu ada disini " Airin mendorong Johan supaya Johan beranjak dari kasurnya sekarang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Siapa?" tanya Johan heran, Johan beranjak dari kasurnya dan kembali merebahkan dirinya di sofa dekat jendela. Airin membereskan kasur yang barusan ditiduri Johan. Untung saja Johan tidak gila kalau tidur, jadi cukup mudah untuk Airin merapikan benda empuk itu.

" Jo ihh kamu tuhh jangan males-malesan gitu , dari semalam kamu aneh " Johan diem mendengar kata-kata Airin barusan. Semalam Johan meninggalkannya tidur, Johan merasa bersalah dengan perbuatannya sekarang. Meski Johan tau itu menyakiti hatinya tapi , seharusnya Johan tidak boleh bersikap egois seperti semalam karena bagaimanapun Airin tidak tau dengan perasaan Johan. Entahlah itu yang ada dipikiran Johan, ia menganggap Airin tidak tau perasaannya atau memang Airin tidak mau mengetahui sikap terang-terangan Johan selama ini melindunginya. Johan bangkit dari tidurnya, merebahkan dirinya di sandaran sofa. Sementara Airin tengah serius merapikan kasur Johan.

" Kamu makan sendiri semalam?" tanya Johan pelan tidakut Airin marah dengan yang dilakukannya itu. airin berbalik dan mendekati Johan.

" Tidak, aku tidur. Mana berani aku makan sendirian di dapur kalau di rumah nggak ada siapa-siapa" Airin nyengir , sungguh menggemaskan bagi Johan melihat Airin seantusias ini saat pagi.

" Kan ada aku" ucap Johan singkat.

" Apaan orang aku ditinggalin tidurkan" Airin mengerucutkan bibirnya dan duduk disamping Johan. " Aku cape, aku mau tidur" ucap Airin menirukan gaya Johan semalam, seketika Johan diam Airin juga sama dan Akhirnya mereka tertawa bersama. Inilah kenapa Johan sangat menyukai Airin, gadis itu terlalu polos untuk seusianya. Tapi sangat tangguh berjuang dalam cinta dalam diamnya. Seketika tawa mereka berhenti kala pintu kamar Johan terbuka dan kegaduhan mulai menghampirinya.

" Ngapain lo pada kesini?" Johan membuang nafas panjang. Melihat Nando dengan kantong plastik yang dibawanya dan langsung duduk di depan PS seperti biasa. Sementara Alvin berjalan santai mata Alvin tertuju kepada Airin yang tengah duduk di samping Johan. Mereka berdua bertukar pandangan, saling menatap, dan salah tingkah. " ndo Nando, lo jangan nyampah di kamar gue yaaa" Johan menunjuk Nando saat Nando membuka snack yang di bawanya.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang