3. Khawatir

1.4K 57 0
                                    

Pelajaran sudah hampir berakhir, namun Airin masih belum kembali kekelasnya, Johan menatap bangku Airin cemas, Berharap tidak terjadi apa-apa.

From :Johan

To : Raniya

Gimana keadaan Airin sekarang? Dia baik-baik saja kan?

Johan menyimpan kembali ponselnya, berharap Alvin tidak melihat pesan yang ditulisnya . Raniya memegang saku roknya terasa ada yang bergetar disana, lalu ia merogohnya membuka pesan yang membuat ponselnya bergetar barusan, Rania membuang nafas kasar. Ia melihat Johan menatapnya penuh haraf, ia kembali fokus kepada ponselnya membalas pesan yang telah Raniya terima dari Johan.

From : Raniya

To : Johan

Sorry Jo tadi gue disuruh guru keruang Osis jadi belum sempat liat keadaan Airin, sekarang juga kayaknya gue gak bisa nemuin Airin gue buru-buru ada urusan.

Dengan cepat Johan membuka ponselnya setelah bergetar barusan, Johan berharap mendapatkan informasi tentang keadaan Airin sekarang. Namun hasilnya nihil, Raniya tidak mengetahui keadaan Airin, Johan mendengus kesal jarinya memijat keningnya secara perlahan, berharap kecemasannya terhadap Airin akan mereda. Johan hanya menatap kosong apapun yang ada dihadapannya, hal itu membuat Alvin dan Nando aneh melihat tingkahnya saat ini. Namun mereka berdua tidak bisa berbuat apa-apa, karena masih ada guru yang mengajar, jadi mereka lebih memilih diam. Menunggu bel pulang berbunyi.

" Baiklah anak-anak kita sudahi pelajaran hari ini, jangan lupa tugasnya dikerjakan" Guru itupun melangkah meninggalkan kelas, membuat anak-anak kembali berkicau ria melepaskan penat setelah seharian belajar.

" Lo aneh dari tadi, kenapa?" tanya Alvin mengernyitkan dahinya.

" Gue gak papa, kalian berdua duluan aja gue kekamar mandi dulu " Johan segera beranjak meninggalkan Alvin dan Nando, membuat keduanya menatap johan aneh.

Johan berjalan santai menuju UKS berharap Airin tidak apa-apa. Ya, Johan bohong, dia tidak kekmar mandi, melainkan pergi menemui Airin. Johan membuka pintu UKS sangat hati-hati takut membuat Airin, atau siapapun yang ada di dalam merasa tenganggu. Namun , tidak ada Airin , tidak ada siapapun disana. Johan meninggikan suaranya memanggil Airin dan memasuki setiap kamar yang ada di UKS, kosong.

" Hmm, mungkin dia sudah dijemput Noval" ucap Johan meredakan kecemasannya, ia kembali melangkahkan kaki menginggalkan UKS beharap bahwa Airin memang sudah dijemput Noval. Setelah sampai di parkiran Johan mempercepat langkahnya saat melihat Alvin menatapnya tidak bersahabat.

" Sorry gue lama " ucap Johan santai.

" Ya udah yu cabut, bosen gue lama-lama disini" jawab Alvin ketus, dan Nando hanya mendengarkan perintah dan mengenakan helmnya sekarang.

Johan pun menaiki motornya, memakai helm. Namun saat ia berniat untuk menyalakan motor, ponselnya bergetar.

" Halo val? " sapa Johan, penasaran.

" Lo pulang bareng sama Airin ya, Gue gak bisa jemput hari ini, ada urusan. " jawab Noval disebrang sana.

Johan tersehenyak, saat mendengar Noval, bahwa Airin belum pulang. Johan diam, menatap sekeliling, lalu Johan mengambil kuncinya kembali dan turun dari motornya.

" Lo pada duluan aja, Gue ada urusan penting" tanpa menatap dan mendengar sangkalan Alvin dan Nando, Johan berlari meninggalkan, seakan tidak peduli, apa asumsi mereka sekarang terhadapnya. Yang ada dipikiran Johan sekrang adalah Airin, Johan berlari kembali ke UKS dan membuka pintu dengan kasar. Membuat guru kesehatan yang ada di UKS kaget karena kedatangannya.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang