13. Mengikis

1K 32 5
                                    

Sinar mentari warnai pagi, semburat pajar terpampang indah di atas langit membuat semua orang terkagum-kagum dibuatnya. Mungkin penduduk Jakarta tidak bisa menghirup udara sejuk pagi hari, karena rumah kaca tidak pernah berhenti dari aktivitasnya. tapi hal itu dapat digantikan dengan hangatnya udara pagi, saat mentari mulai menyinari dan menyusuri lorong-lorong sepi, untuk sekedar menepi disetiap orang, para pencari ketenangan hati.

Sebuah taxi melaju sedang membelah jalanan kota Jakarta. ini masih terlalu pagi untuk para pelanggan macet, jadi taxi bisa melaju tanpa hambatan mengiringi hangatnya mentari menyusuri jalanan yang lumayan sepi. Pengemudi begitu fokus mengemudikan mobil yang dilajukannya . Sementara Airin yang berada dikursi penumpang terlihat gelisah, matanya terus melihat kearah luar jendela tanpa peduli, dengan seseorang yang duduk tenang disampingnya, menikmati keheningan yang dirasakknya dari tadi.

" Rin lo kenapa?" Akhirnya Alvin yang duduk disamping Airin bersuara mengusir sedikit keheningan yang menenggelamkannya.

Airin hanya menggelengkan kepalanya, matanya terus tertuju pada gedung-gedung yang dilalui mobil tumpangannya ini, tangannya tidak lelah memeras ujung tas yang berada di pangkuannya sekarang. Airin merasa gugup dadanya terus memompa lebih cepat setelah bunda dan Johan membujuk gadis itu untuk berangkat kesekolah bersama Alvin, membuat Airin terjebak dalam dua sisi. disisi lain Airin merasa bahagia bisa duduk bersama orang yang diperjuangkannya selama ini, tapi disisi lain Airin harus bisa melupakan perasaanya terhadap Alvin. Perasaannya yang disimpan rapi dihatinya, perasaanya yang membuatnya buta akan sikap buruk laki-laki itu.

" Kalo kamu gak nyaman kamu bisa turun disini terus naik taxi yang lain?" akhirnya Airin bisa mengeluarkan kata-kata yang tertahan dikerongkongannnya sedari tadi, dingin. Berada disamping Alvin sekarang seakan menimbulkan kesenangan tersendiri untuknya, tapi tetap saja Airin sudah berniat untuk mengikis rasa yang ia punya hingga semuanya hilang.

" Lo gak gak seriuskan?" Alvin menggeser posisinya mengikis jarak diantara mereka membuat Airin memejamkan mata, tangannya memegang erat dada kirinya. Airin tidakut detidak jantungnya yang sedang berdetum hebatitu, terdengar oleh Alvin.

Sebenarnya saat Airin nyuruh Alvin turun, Alvin juga akan turun. Karena Alvin tau sedari tadi Airin terlihat tidak nyaman duduk disampingnya. Namun saat melihat Airin memejamkan mata dan memegangi dada kirinya, kata-kata dokter di rumah sakit waktu itu, tiba-tiba berjalan tanpa permisi dipikiran Alvin. Membuat Alvin mengurungkan niatnya untuk pindah ke taxi yang lain.

" Gue gak akan pindah ke taxi lain, gue udah janji sama johan buat jagain lo hari ini" Alvin menatap khawatir Airin sekarang. Alvin juga tidak tau sejak kapan rasa khawatir itu hinggap dalam dirinya, hatinya antusias untuk menjaga gadis, yang disampingnya saat ini. Apa karena Alvin tau kalau gadis yang disampingnya sekarang, adalah adik dari Johan sahabatnya.

"Alvin kenapa kamu bersikap manis saat rasa ini berusaha aku kikis" batin Airin bermonolog sendiri mendengar kata-kata Alvin barusan, Airin kembali menatap keluar jendela tanpa ada niat untuk melirik Alvin sedikitpun. Tatapanya datar,deru nafasnya santai tapi mimiknya dingin,sangat dingin. Membuat Alvin tidak berani untuk bertanya lebih jauh tentang keadaan gadis itu.

***

Dua orang siswa turun dari angkutan umun didepan sekolah, mereka terus saling mengejek dan menghujat satu sama lain, tanpa peduli dengan teman temannya yang menatapnya heran sekarang. mereka sudah adu mulut saat masih di mobil tadi, jadi rasanya sayang bagi mereka, jika aksi adu mulut itu tidak dilanjutkan sampai ada yang melerainya.

" Lo nyari-nyari kesempatan bareng gue kan lo, makanya lo naik angkot. Lo suka kan sama gue" Nando berdecak menghentikan langkahnya yang berjarak beberapa langkah dari Raniya. Ia mengibaskan poninya menahan emosi karena sedari tadi Raniya terus nyeroscos tidak jelas.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang