4. like

1.3K 58 0
                                    

Alvin menghempaskan tubuhnya di kasur kecilnya Nando, pikirannya sedikit terusik, dengan kejadian tadi pagi. Kosan Nando adalah tempat kedua setelah kediaman Johan yang sering Alvin datangi, meskipun kosan Nando tidak semewah rumah Alvin, dan tidak sebesar rumah Johan tapi ini lebih nyaman daripada Alvin harus pulang, bertemu dengan papanya dan ibu tirinya. Kejadian akhir-akhir ini membuat kepala Alvin pusing, dan tidak bisa meminimalisir emosi.

" Lo kenapa Al? Ngelamun mulu mikirin si Airin yah?" Tanya Nando penasaran. Pasalnya sejak pulang sekolah, Alvin bergelagat aneh.

" Gue, mikirin cewe itu? Yakali men"

"yakin?" Nando bertanya menyelidik,menyimpan gitar kesayangannya dan duduk sisamping Alvin.

" Do, Tadi gue keterlaluan gak sih? " Alvin membenarkan duduknya, menghadap Nando.

" Nah, merasa ga enak kan lo sekarang "

" yehh, beneran gue nanya serius nih" tanya Alvin serius.

" Heh Al, lo udah kenal gue tu dah lama. Kita ganggu orang juga gue biangnya. Tapi untuk kejadian yang tadi, lo gak seharusnya buat dia jujur kesemua orang bahwa dia suka sama lo. Lagian kenapa harus si Airin korbannya, lo juga ga bilang sama gue dan Johan. Dia mangsa April mop lo " jelas Nando, Nando memang selalu menjadi dalang dari kenakalan mereka bertiga, tapi untuk kali ini Nando tidak ikut campur. Karena ini menyangkut hati.

Alvin tertegun, bingung apa yang harus dilakukannya sekarang. Namun Alvin tidak mau ambil pusing dan langsung mengambil tasnya dan berlalu begitu saja, membuat Nando bermonolog dengan kekesalannya.

***

" Kamu bohong sama bunda " Johan duduk disamping Airin yang masih terbaring di tempat tidurnya, Johan mau memastikan bahwa Airin memang benar baik-baik saja.

"kamu juga bohong" jawab Airin dengan dengan senyum yang membuat siapapun melihatnya meleleh, tidak terkecuali Johan. Johan langsung mencubit pipi Airin seraya berkata

" siapa bilang? Tidak, aku tidak berbohong"

" Tapi tadi?" Airin menggantungkan ucapannya.

" Iya aku memang menemukanmu di rooftop dan itu benarkan. Aku dibuat gila dengan penipu sepertimu. " Johan tertawa kesal, membuat Airin mencubit pinggang Johan, membuatnya mengerang kegelian. Sontidak mereka berdua saling cubit dan tertawa bersama, itulah yang membuat mereka nyaman, selalu bisa melakukan apapun sebagai sumber tawa. Namun semua itu tidak berlangsung lama, saat Airin mulai menjelaskan satu persatu rincian kesakitannya.

" Saat kamu datang dan berusaha membuatku sadar, aku memang sudah sadar. Tapi aku terlalu malu untuk membuka mata, setelah tau kenyataan, bahwa orang yang aku suka selama ini" Airin menggantungkan ucapannya " mempermalukanku didepan semua orang" Airin menghela nafas panjang dan melanjutkan ceritanya kembali "ahhh aku akan gila, aku malu, mereka semua pasti akan mengejeku, aku memang tidak tau diri!" Airin mengacak rambutnya frustasi.

" bukan kamu yang tidak tau diri, tapi Alvin yang tidak tau diuntung!, bagaimana mungkin dia menolak perempuan yang jelas-jelas sangat baik dan cantik ini" Johan menatap Airin serius, sontidak tangannya berhenti mengacak rambutnya itu.

" Johan! Aku serius aku malu, jangan menghiburku seperti itu" Airin merengek menarik-narik lengan baju Johan.

" Memangnya aku seperti orang yang menghibur? Memangnya kamu serius cinta,suka sama Alvin" Ucap Johan serius membuat Airin mengerjapkan matanya. Wanita itu terlalu malu untuk mengakui perasaannya saat ini.

" iya aku suka, tapi hanya sebatas suka yah SUKA bukan cinta" ucap Airin membenarkan.

Johan tersenyum melihat kelakuan Airin, setelah beberapa tahun bersama, kini Johan melihat sosok Airin yang dewasa, meski lugunya masih tetap ada. Johan bahagia, Airin tumbuh disisinya, bersamanya. 



























Jangan lupa like and coment guys <3

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang