12. Deja vu

1.2K 38 0
                                    


Ini sudah seminggu sejak perkelahian Alvin dan Johan. Alvin masih saja menghindari Johan, padahal Johan selalu berusaha untuk memberi penjelasan Kepada Alvin dan Nando. Begitu pula dengan Airin, Airin berusaha untuk tidak peduli dengan sekelilingnya, dengan para fans tiga sahabat itu, yang menuduh Airin merusak persahabatan mereka. Airin berusaha mengikuti kata Johan, semuanya akan baik-baik saja. Meski Airin masih memperhatikan Alvin dari jauh, Airin berusaha untuk menepis rasa yang iya punya . meski kenyataanya, semakin Airin berusaha melupakannya semakin kuat pula rasa cintanya kepada Alvin.

Kelas lumayan sepi, hanya ada beberapa orang disana. Alvin dan Nando asik bercengkrama tanpa menganggap Johan, yang termangu disamping keduanya. Ingin sekali Johan ikut dalam perbincangan mereka.

" Gue nginep di rumah lo malam ini, bokap gue dan cewe itu pulang" Alvin membereskan bukunya dan memasukanya kedalam tas coklatnya.

" Yahh sorry banget bro, nyokap gue dateng hari ini, kayaknya lo harus pulang kerumah mba dewi deh" Nando sebenarnya berat berkata seperti itu, tapi mau gimana lagi, mama nya yang tinggal di Bangka Belitung akan menjenguknya.

" Lo tidur dirumah gue aja" Johan mulai memberi saran, karena Johan tau Alvin tidak akan pulang kerumah Mba Dewi, dengan wajah berantidakan seperti itu.

Johan juga tidak tau kenapa wajah Alvin dipenuhi lebam seperti itu. Menurut kabar yang beredar Alvin menantang Artur balapan dan Alvin berhasil mempermalukan Artur. Mungkin itu sebab kenapa wajahnya berhiaskan lebam dan plester sekarang. Ingin sekali Johan mebawa Alvin kerumahnya, mengobati luka lebam yang bersarang diwajahnya. Karena sebenarnya Johan tidak benar-benar marah.

" Lo bisa tidur dirumah gue malam ini" ulang Johan lagi, pelan. Namun perkataanya masih jelas terdengar oleh Alvin dan Nando.

" Lo siapa? Lo kenal sama gue cihhhhh? " Alvin mendengus lalu meninggalkan Johan dengan tatapan gusar.

Johan menyandarkan tubuhnya di kursi, kedua tanganya berlipat di pundak, matanya kosong menatap langi-langit kelas. Sebenarnya Johan rindu dengan kedua sahabatnya, Rindu bermain game bersama Alvin, bernyannyi bersama Nando, balapan motor bertiga tanpa ada penentuan pemenang, nongkrog di Cafe bunda, ngejailin anak perempuan, bolos dipelajaran, Johan rindu itu semua. Namun sayang mereka tidak menganggapnya, mereka muak karena Johan lebih memilih Airin daripada Alvin dan Nando. Johan menghembuskan nafas kasar. Lantas Johan beranjak dari duduknya dengan niat menyeret gadis itu pulang, pasalnya jika gadis itu sudah d iperpustidakaan dia akan lupa bahwa Johan menunggunya.


Bugghh bugghh bughhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugghh bugghh bughhh

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, mendengar kegaduhan yang terjadi di luar sana. Aku mulai merinding mengingat ini sudah jam 5 sore, anak-anak sudah pulang dan sekolah sudah sepi. Dengan cepat aku membereskan buku yang kubaca, dan menyimpan kembali ditempatnya.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang