19. V.A.G.U.E

946 26 1
                                    


                                                                                                                         play musik Tulus_pamit

Suara musik jazz mengalun memenuhi setiap sudut ruangan, menemani kesunyian Johan yang menatap kosong jalanan di balik jendela cafe. Sebenarnya bukan cafe yang sunyi, cafe bunda selalu ramai apalagi saat jam pulang sekolah seperti ini. Hanya saja hati Johan yang sunyi, ruangnya seakan kosong tanpa panghuni. Pikirannya masih melayang pada kejadian di Ruang kesehatan dimana Alvin memegang tangan Airin erat.

" Tumben kamu duduk disini, biasanya juga di belakang" suara lembut bunda merobohkan tembok lamunan Johan. Membuat Johan tersenyum lembut kepada orang yang sangat di cintainya itu.

"Aku sedang nunggu seseorang bunda" ucap Johan singkat, sesekali Johan mengaduk kopi yang sudah di pesannya. Ah, bukan pesan lebih tepatnya dia mengambil sendiri dan membuat sendiri.

" Ohh, Bunda tau kamu nunggu siapa?" bunda tersenyum, matanya tertuju pada seorang gadis yang tersenyum kearah mereka duduk. " Bunda tinggal dulu yahh, semangat" bunda beranjak meninggalkan Johan yang kini mulai memasang raut tidak nyaman.

Gadis itu tersenyum manis, sangat manis. Dia duduk di tempat bunda barusan membuat mereka behadapan sekarang. Namun tetap saja Johan tidak bergeming bahkan hatinya flat saat gadis itu duduk di depannya.

" Gue minta maaf sama lo ra" ucap Johan dingin, membuat Shera duduk dengan tegang.

" Lo gak usah minta maaf sama gue, lo gak usah dengerin Airin" Shera tertawa ringan, hatinya sangat senang sekarang melihat Johan ada bersamanya.

" Gue minta maaf bukan karena Airin, tapi ada hal yang harus lo tau dan gue harus minta maaf karena itu" nada suara Johan tetap tidak berubah, dingin. Bahkan sangat dingin dan raut wajahnya sangatserius. Johan menyandarkan tubuhnya melipat tangannya di depan dada " Berhenti mencintai gue" ucapannya singkat namun mampu membuat Shera terperanjat.

" Jo, maksud lo apaan sih?" suara Shera bergetar tubuhnya menegang. Kata-kata Johan barusan berhasil membuatnya tidak tenang.

" Gue mau lo mengerti, bahwa kita udah put.."

" Tapi lo belum denger penjelasan gue " Shera memotong ucapan Johan saat laki-laki itu belum sempat menyelesaikan ucapannya.

" Ia, gue tau. Tapi gue sengaja ngambil alesan itu supaya gue bisa putus dari lo" Johan menarik napas panjang dan membuangnya secara perlahan. Lalu melanjutkan kata-katanya kembali " Karena gue gak mau nyakitin lo terlalu jauh"

" Tapi Jo, gue gak masalah lo sibuk sama ade lo." Suara Shera bergetar bisa di pastikan matanya berkaca-kaca.

" Tapi bukan itu yang jadi masalahnya, gue menyukai cewe lain" Shera membelalakan matanya tidak percaya, Johan melanjutkan ucapannya sebelum Shera membalas ucapannya." Gue menyukai cewe lain jauh sebelum gue suka sama lo, gue pikir gue bisa lupa sama dia saat gue sama lo tapi ternyata tidak gue malah lebih dihantui dirinya dibanding lo, dan gue pikir rasa suka gue sama lo adalah bentuk dari cinta tapi ternyata itu hanya kagum biasa karena lo adalah cewe yang kuat dan pantang menyerah" Johan meremas kedua tangannya berharap semuanya akan selesai hari ini." Bukan maksud gue nyakitin hati lo Ra, tapi lo harus tau sebelum lo terjerembab lebih jauh dalam cinta lo sendiri" kini Johan berani menatap Shera. Shera juga menatapnya, tatapannya sendu dengan Air mata yang menganak sungai di pipinya.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang