24 :

10.3K 713 176
                                    

Waaarrr!

Anak di bawah umur minggir doloo.. Husstt hussstt 😆😆

Kalo tetep baca gue gak tanggung janab ye,

Abaykan typohhh dan bahasa yang gak nyambung 😂😂

👻👻👻👻👻👻👻👻👻

"Gak mampir kak?" tanya Zia setelah turun dari motor Aldo.

Aldo menggeleng. "Ada janji sama Farel."

"Janji apa?" tanya Zia dengan kedua alisnya yang menaut.

"Bukan apa-apa." jawabnya sembari memutar paksa tubuh Zia agar cepat masuk kerumahnya. "Sana masuk."

Dengan cepat Zia memutar kembali tubuhnya menghadap Aldo yang masih duduk di atas motornya.

Zia menatap Aldo curiga. "Bilang mau ngapain?"

"Gue bilang bukan apa-apa, cuma main."

"Main kemana? Kok gak ajak gue."  desaknya mulai kesal.

Aldo menghembuskan napasnya pelan. Memikirkan bagaimana caranya agar Zia tak ikut. Ia tak ingin mengajak pacarnya ke tempat yang penuh dengan setan-setan teler. Bukan untuk ikut teler, tapi karena ia harus memainkan alat kesukaannya. Meracik musik yang sudah menjadi kegemarannya.

"Sekarang lo harus istirahat, ini dah malem." ucap Aldo berharap Zia mengerti.

"Gak mau! pokoknya gue mau ikut titik! Jangan-jangan lo sama kak Farel mau cari cewek-cewek bohay. Huh jangan harap ya!" ucapnya galak dengan kedua tangan yang terlipat.

Aldo mulai geregetan. "Gue gak doyan cewek begituan, cewek gue cuma lo dan gak ada niatan cari lagi." kedua tangannya kembali memutar tubuh Zia. "Sekarang lo masuk ini dah malam terus lo tidur gak usah kemana-mana."

Ketika akan berbalik, dengan cekatan Aldo menahan tubuh Zia kembali. "Gak usah bantah lagi!"

Zia mengerucutkan bibirnya sebal. Kalau seperti ini mana mungkin ia membantah lagi. "Ish! Pelit!" rutuknya sembari menghentakkan kakinya kesal. Zia akan melangkah sebelum Aldo menahan lengannya. Lantas Zia  menoleh kesal pada Aldo. "Paan! Tadi katanya suruh cepetan masuk. Sekarang udah mau masuk pake di tahan-tahan." ketusnya.

Aldo memang sudah gila. Melihat wajah kesal pacarnya adalah bagian terfavoritenya. Karena menurutnya ia berkali lipat lebih menggemaskan. Walau begitu, Aldo tak akan membiarkan pacarnya kesal padanya.

Aldo turun dari motornya membuat dahi Zia mengerut.

Tersenyum sebelum membawa tubuh Zia ke pelukannya. "Gak usah ngambek." Zia sempat terkejut, namun ia juga membalas pelukan Aldo.

Aldo mengelus rambut Zia. "Tenang aja, gue gak akan macem-macem apalagi satu macem. Gue macem-macemnya cuma sama lo."

Zia menyembunyikan senyum malunya di dada Aldo. Salah satu tangannya terangkat memukul pelan dada Aldo. "Anjir lo." Aldo terkekeh.

Terlalu nyaman, Zia semakin mengeratkan pelukannya seakan tak mau lepas. "Janji gak nyari bebek nungging?" ucapnya sinting.

Aldo tersenyum geli mendengar istilah ngawur anak ini. "Gak akan." jawabnya seraya melepaskan pelukannya. Namun tangan Zia masih betah melingkar di pinggangnya. "Udah, lepasin tangannya."

Zia menggeleng tak rela seperti anak kecil yang menolak di tawarin boneka annabelle. "Gak mau, masih pengen meluk." tolaknya yang akan memeluk Aldo lagi, namun tangan Aldo menahan kedua bahunya membuat bibirnya mengerucut lucu.

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Where stories live. Discover now