6 : Anive

10.8K 727 61
                                    


Hari yang melelahkan. 😂

Omg! Sudah berapa tahun ga ngenext ni cerita.. 😅😅
Mohon maaf lahir batin,eh.
Author sedang kelelahan. . . 😂😂 #gayalohsok

Udah yuk.. Cuz ke ceritanya aje...

C
E
K
I
D
O
T
.
.
.



Happy Reading gaes..! ☺






Pagi ini adalah pagi yang bersejarah bagi zia. Seumur hidupnya yang belum genap enambelas tahun ini, ia tak pernah berangkat sekolah sepagi ini. Tepat pukul 06.25 WIB zia sudah nangkring di depan gerbang sekolah yang masih sepi. Siapa lagi kalau bukan karna kakak kelasnya si Aldo yang mengecap zia sebagai asistennya. Sehingga mengharuskan zia stay di depan gerbang menunggu calon bos gantengnya. Zia harus datang sebelum Aldo datang ke sekolah. Kalau sampai zia belum datang setelah Aldo datang ke sekolah, maka siap-siaplah zia mendapat hukuman. Begitulah peraturan yang Aldo buat lewat pesan singkatnya.

Bukan hal mudah bagi zia datang sepagi ini. Kebiasaannya yang bangun siang membuat ia harus berjuang untuk bisa bangun lebih pagi. Zia harus memasang lima alarm di kamarnya, juga menulis NEW ASISTENT KAK ALDO di kertas karton besar yang ia tempelkan di tembok agar ia tak lupa.

Tidak mudah perjuanganku meenn....

Zia mendengus menunggu pangerannya yang tak kunjung datang. Karna sudah lelah berdiri, akhirnya zia ngelemprok di depan gerbang dengan menselonjorkan kakinya.

"Tu orang gak on time banget sih. Sudah nyuruh-nyuruh dateng pagi, eh malah molor." gerutu zia sambil melempar-lempar batu kecil ke tengah jalan.

Kencring

Pandangan zia langsung tertuju pada dua koin bergambar angklung tergeletak di dekat sepatunya.
Antara pengen ngambil atau tidak membuat zia bimbang. Kan lumayan ada uang jatoh.

"Ambil tu receh. Terus lo minggir dari gerbang, gue mau lewat."

Mendengar suara serak-serak jelantah membuat zia mendongakan kepalanya. Seorang gadis tinggi, putih, seksi, dengan dandanan yang sedikit mencolok dan aksesoris yang bisa di katakan seperti pasar jalan ini berdiri tak jauh darinya. Satu tangannya ia tekuk di pinggang dan satu tangannya lagi memainkan rambut ikalnya yang panjang, pandangannya menatap zia merendahkan.

Zia sangat tahu betul siapa cewek ini. Cewek ini yang selalu bersama dengan si manekin itu. Bisa di bilang juga cewek ini sahabatnya nandha arsyinta.

"Woy bule cebol! Lo budeg ya! Ambil tu receh, pasti lo duduk disitu karna pengin dapet sawer kan. Tu saweran yang cocok buat elo!"

Zia memandang kakak kelasnya dan koin itu bergantian. Lantas ia berdiri sambil menepuk rok bagian belakangnya yang sedikit kotor.
Zia kembali membungkuk memungut dua koin itu.

"Katanya kaya, kok cuma dua rebu. Pelit amat." zia memasukan koin itu ke kantongnya.

"What! What! Oh my god!" kakak kelasnya yang bernama virda ini mengelus jidatnya. Ia sangat terkejut dengan kelakuan zia yang gak punya image sama sekali. Biasanya kalau anak yang lainnya pasti tak terima dan marah-marah, karna secara tidak langsung telah di anggapnya pengemis.

"Wat wet wat wet. Emang mau beli lampu pake bilang wat wat segala. " zia menatap virda dengan mengangkat kedua alisnya.

Muka lokal aja gaya sok bule, gue aja yang bule gak gitu-gitu amet.

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Where stories live. Discover now