17 : Dia

8.1K 704 159
                                    

Abaykan typoh.

_____________________

"Wow! Mulus gilak! Ini mah rejeki nomplok setelah fakum satu bulan gak main beginian." cowok yang di perintahkan untuk mengambil Zia berdecak kagum setelah membuka pintu mobil Nanda.

Nanda memutar bola matanya malas. Masih mulusan dia kemana-mana dari pada bocah sedeng ini kali. "Najis! Gak usah lebay lo. Tu bocah gak sesuai ama bentuknya." ucapnya ketus.

"Yang penting mulus, licin, ampe lalet kepleset. Kan ena buat di ena-enain." Sahutnya sembari membopong tubuh mungil Zia yang masih tak sadarkan diri.

Nanda berdecak. "Puas-puasin aja tu bocah. Gue terlalu baik kan?!"

"Paling keenakan tu bocah. Minta nambah." Firda menyahut yang langsung di sambut tawa Nanda.

Zia sudah berada di gendongan cowok yang bernama Chiko. Chiko menutup pintu mobil Nanda dengan kakinya. "Sip dah! Btw Thankz."

"Gak usah terima kasih. Gue cabut, Bay!" Nanda menutup kaca mobilnya. Setelah itu, ia membawa mobilnya meninggalkan tempat ini, dan Zia tentunya.

Chiko memandang kagum wajah Zia yang masih di alam bawah sadarnya. Matanya yang masih tertutup, hidungnya yang mancung, dan bibir pinknya yang sangat menggoda, semuanya terpahat sangat rapih. Bagaimana jika matanya terbuka? Sudah pasti di balik mata yang tertutup itu ada bola mata yang sangat indah.

Oh yeah. Hari ini mereka akan bersenang-senang.

Setelah cukup mengagumi kecantikan Zia, Chiko pun melanjutkan langkahnya, membawa gadis yang ada di gendongannya memasuki markas mereka.

Sebelum memasuki pintu masuk, Chiko merasakan ada pergerakan ringan dari gadis yang ia gendong. Chiko sedikit menunduk tanpa menghentikan langkahnya. Gadis ini mulai menggeliat dengan gumaman kecilnya, perlahan matanya terbuka. "Emmm... Pusing." suara lembutnya membuat Chiko menelan ludahnya. Shit! itu terdengar sangat sekseh.

Seketika Chiko tertegun ketika mata itu sudah terbuka sempurna. Yang semakin membuatnya takjub, bola matanya berbeda dengan bola mata warga negara asli Indonesia. Oh god! Mata itu benar-benar sangat indah. Chiko pun menghentikan langkah nya sejenak. Memperhatikan wajah polos Zia yang mengerjap-ngerjap seperti bayi yang baru bangun tidur.

Ugh! menggemaskan.

Kedua alis Zia menaut menatap cowok yang ada di atas wajahnya. "Lo— siapa?" tanyanya bingung. Namun cowok yang di tanya tak meresponnya. Dia malah bengong menatap wajah Zia.

Menyadari tubuhnya seperti menggantung, Zia menatap tubuhnya yang ternyata berada di gendongan cowok ini. Lalu, pandangannya meneliti sekitarnya yang sangat asing baginya.

Dimana ia sekarang?

"Gue dimana?" tanya nya lagi yang tak kunjung di jawab cowok ini. Zia semakin bingung menatap cowok yang menggendongnya. Aneh. "Yee, kok malah bengong. Gak bisu kan? Cakep-cakep kok bisu. Nanti gak laku sukurin lo. Pake acara gendong-gendong segala lagi. Turunin ah, gue gak lumpuh kan?"

Tidak menjawab, Chiko malah tertawa geli mendengar celotehan beruntun dari gadis ini. Selain cantik, ternyata dia sangat lucu.

Kebanyakan cewek, jika bertemu dengan orang yang tidak di kenal, apalagi ini di tempat asing, pasti mereka langsung takut sambil teriak minta tolong.

Lah ini? Boro-boro takut, malah mengeluarkan kata-kata yang menurutnya sangat menggelikan.
"Nanti lo tau sendiri. Gue Chiko."

"Nah! Itu gak bisu. Kan jadi tambah cakep kalo bisa ngomong. Kalo gue Zia." Zia tersenyum lebar menunjukan gigi ratanya yang putih bersih.

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Where stories live. Discover now