10 : Casting

10.7K 719 137
                                    

"OMG Aldo!! Lo apain zia?!!"

"Waahhh! Parah lo bkin anak orang tepar. Habis berapa ronde?"

"Sembarangan!"

Aldo mendengus sebal mendengar ocehan dua sahabatnya. Baru saja datang sudah membuat gendang telinganya gatal. Padahal ia sudah menyuruhnya tak usah datang, karena tempatnya belum rapih banget. Di tambah ada zia yang pingsan di apartemennya. Ia tak mau dua sahabatnya ini berfikir macam-macam tentangnya. Seorang Aldo membawa cewek ke apartemennya yang baru di tempati. Oh God!

Lagian ia juga gak tahu kenapa bocah ini tiba-tiba pingsan setelah menuang pasta di dapur. Sedikit kaget karena tiba-tiba tubuhnya ambruk di lantai. Terpaksa ia mengangkat tubuh mungilnya yang seperti kapas, putih, mulus, lembut dan ringan. Aldo sampai harus menelan ludahnya berkali-kali saat mengangkat tubuh mungilnya. Apalagi wajahnya benar-benar polos seperti bayi, dan bibirnya ya ampun! bibir pink nya yang suka menyosor duluan padanya. Kenapa semua yang ada pada bocah ini seolah tubuhnya menginginkannya..?!

Are you crazy Aldo?!

Aldo menghembuskan nafas kasarnya. Ia rasa otaknya mulai konslet.

Tak ingin ambil pusing, ia menghempaskan pantatnya di sofa yang terdapat di dalam kamar, memilih menyalakan laptopnya untuk mengerjakan tugas Osisnya. Pikirannya sedang suntuk memikirkan untuk acara HUT sekolah yang akan di selenggarakan beberapa hari lagi..

"Do, ada makanan gak? Laper nih masa tamunya di anggurin."

Candy memutar bola matanya. Kebiasaan sahabatnya yang satu ini tak bisa jauh dari makanan. "Makanan mulu yang ada di pikiran lo."

"Tanpa makan perut kita laper bego!"

Candy berdecih. Ia memilih duduk di tepi ranjang yang di tiduri zia.

"Di kulkas baru gue isi." Aldo menyahut tanpa mengalihkan pandangnya dari layar laptop.

Candy mengangkat sudut bibirnya melihat farel yang langsung ngacir ke dapur. Memalukan sekali, perasaan mereka bukan orang susah, kayak gak pernah di kasih makan aja.

Pandangan candy kini beralih pada gadis yang tergeletak di atas ranjang milik Aldo. Memandangi wajah zia yang masih betah menutup matanya. Ia pikir fisik Zia kuat, mengingat bagaimana aktifnya dia di sekolah, apalagi kelakukannya yang terkenal biang rusuh. Siapa sih di sekolah yang tidak tahu Zia Zippora? Selain kecantikannya, dia juga terkenal pecicilannya. Padahal dia belum lama menjadi kelas X, tapi kepopulerannya bisa mengalahkan Nanda pacarnya Aldo.

"Lo gak naksir ama ni bocah do. Cantik lho.." candy bersuar

Sebelah alis Aldo terangkat melirik candy. Pertanyaan macam apa itu? Pertanyaan yang sangat gila menurutnya. Bocah pecicilan, suka bikin rusuh, tak tahu malu, mau naksir dari mananya coba? Modal tampang cakep saja itu gak cukup kalau tak mempunyai daya tarik tersendiri. Dan menurut Aldo bocah ini tak memiliki daya tarik selain menarik perhatian orang karena sifatnya yang tak tahu malu.

"Lo waras?" tanya Aldo dengan raut datar.

Candy terkikik geli. Ia pikir Aldo mulai tertarik sama bocah ini. Walaupun terkesan risih jika Zia di dekatnya, tapi terlihat gelisah jika Aldo tak bertemu dengannya sehari saja. Candy juga gak bodoh untuk menebak ekspresi Aldo jika zia belum menemuinya. Alasan saja menjadikan zia asistennya. Mungkin saja bibitnya baru tersebar, tinggal menunggu bibitnya tumbuh dan berkembang. Dan-- jadilah cinta...

"Gak usah kaya gitu. Naksir beneran tau rasa lo!"

"Sembarangan kalo ngomong."

"Yee, di bilangin juga. Banyak lho yang kasusnya kaya gitu."

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang