23 :

9.6K 728 147
                                    

Hay, lama yah? 😂😂

Warning!!!

Typo bertebaran..

😝😝😝😝😝😝😝😝

"ZiA ZIA ZIA ZIA. . . . . ."

Zia tersenyum bangga sembari mengacungkan salah satu jempolnya pada suporter setianya yang tak lain dan tak bukan adalah kelima sekutunya. Konyol memang, mereka tak malu sedikitpun melakukan hal-hal yang di luar batas kewajaran.

Demi menyemangati sahabatnya, kelima bocah ini berjejer rapi di tepi lapangan. Dasi mereka ikatkan di kepala masing-masing. Panjul dan Ivan mengangkat tinggi-tinggi kertas karton berukuran poster yang tertulis GO ZIA! dengan sepidol hitam besar. Sedangkan di sisi kanan Panjul dan Ivan, —Rifky,Bagas dan Ipang melompat-lompat ala cheerlders sambil memegang ranting daun jambu yang mereka jadikan Pompon ala cheerls.

Aksi bocah-bocah ini pun mengundang tawa murid-murid yang lain. Entah karena geli, lucu, ataupun meremehkan karena norak dan kampungan.

Masalahnya, teman sekelasnya pun tidak seberlebihan mereka. Mereka tetap menyemangati Zia dan Intan dengan cara yang tidak menonjol seperti mereka yang lebih mirip dengan aksi demo.

Iya, demo masak, kata mereka.

Tapi bagi Zia, aksi mereka itu sangat keren! Amazing! Dan menakjubkan! Zia sangat takjub dengan kesetiaan teman-temannya. Mereka rela melakukan apapun untuknya, walaupun memalukan sekalipun. Dan mencari teman gila seperti mereka di jaman sekarang itu sangat sulit. Sesulit mencari kutu di kepalanya Dedy cobuser.

"GO ZIA! GO ZIA! GO ZIA! WE LOVE YOU SO MUCH MUCH MUCH. . . "

Teriakan keras kelima temannya sekaligus dengan gaya ala cheerls yang tumpuk-tumpuk membuat mereka berjatuhan. Dan itu semakin mengundang tawa yang lainnya. Bukannya fokus melihat acara perlombaan, tapi malah sibuk menertawakan teman-teman Zia yang sangat menggelikan.

Rifky melompat lagi sambil berteriak. "AYO ZI... TETAP SEMANGAT! PANTANG MUNDUR! JANGAN MENYERAH! SELAMA AYAT MASIH DI KANDUNG BADAN KITA TETAP SETIA MEMPERTAHANKAN INDONESIA!"

Sontak saja Bagas yang ada di sebelahnya mendorong kepala Rifky greget. "Emang lo pikir ini agustusan."

"Lah, yang penting kan intinya semangat bapaaakk."

"Bapak lu nungging!"

-

Sound track "song "of jams

Zia menuangkan minyak ikan, minyak wijen, minyak bawang dan bumbu lainnya ke dalam teflon, lalu setelah bumbunya berbau harum, ia mengintrupsi Intan selaku satu kelompoknya —yang mewakili kelasnya, untuk memasukan cincangan daging, udang, telur, saun tiram, lalu Zia mengaduknya sampai dagingnya matang. Setelah itu, ia memasukan sayuran dan terakhir nasi. Zia membolak-balik nasi gorengnya ala-ala Chef idolanya, Chef Juna yang terkenal bermulut pedas tapi ganteng. Walaupun mulutnya tajam, tapi Zia tetap suka, karena dia itu ganteng. Udah sih gitu aja katanya.

Semua yang menyaksikan perlombaan ini –termasuk guru-guru yang menjadi juri, pun sangat kagum dengan kelihaian Zia. Seorang gadis yang tukang pecicilan, hobby membuat gaduh, suka keluar masuk BP yang sudah seperti keluar masuk toilet, ternyata punya keahlian di luar perkiraan mereka. Dia pandai memasak. Jika melihatnya seperti ini, wajah menyebalkannya menguap entah kemana, berganti dengan aura kecantikannya yang semakin terpancar.

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang