30 - Quality Time

Start from the beginning
                                    

"Iya nek. Qory ini siapa?" Tanya Erwin ramah.

"Oh iya Kek, nenek ini Lardo tem-"

"Selamat pagi kek, nek. Saya Lardo pacarnya Alisha." Lardo mencium punggung tangan mereka sopan dan tersenyum manis sementara Alisha membulatkan bola matanya sempurna sembari menyenggol lengan Lardo.

"Nak Lardo. Alhamdulillah sayang akhirnya kamu udah melupakan Axel ya Qory. Mari masuk nak Lardo, ajak masuk Alisha." Mereka masuk ke dalam rumah.

"Awh, sakit sayang. Kok kaki aku di injek."

"Lo apaan sih pake acara bilang ke mereka pacar gue. Lo bilang aja temen gue. Susah banget kayaknya." Alisha mendekatkan wajahnya tepat di hadapan Lardo.

"Emang salah ya aku mau kasih tahu ke orang-orang kamu milik aku, Adelardo Radmilio Emery. Mereka keluarga kamu, cukup Lish aku nahan diri nutupin hubungan kita. Aku cape Lish! Aku juga gak mau kamu di pandang bebas sama cowok di luar sana. Maaf aku egois, aku bakal bilang ke mereka tadi aku bercanda. Maaf!" Lardo tampak serius dengan ucapannya.

Mata Alisha berkaca-kaca, hatinya terenyuh mendengar pernyataan Lardo demikian pasalnya hampir enam bulan mereka menjalin hubungan Lardo tidak pernah mempermasalahkan perihal tersebut.

"Lardo lo marah sama gue? Maaf." Ucap Alisha lirih sembari menggigit bibir bawahnya.

"Gak kok. Kamu gak pernah salah di mata aku. Aku ke dalem ya gak enak mereka nunggu." Lardo meninggalkan Alisha yang masih terpaku dengan gejolak di jiwanya.

"Apa gue keterlaluan selama ini sama Lardo. Do maafin gue, lo selalu aja penuhin apa mau gue. Tapi gue..." Alisha menyusul Lardo ke dalam.

---

"Lardo, lo jangan diem aja napa. Di mobil diem sekarang juga diem. Lo masih marah sama gue Do?" Alisha sedikit kesulitan menyamakan langkah Lardo yang cepat.

"Lardo ngomong jangan diem aja. Berenti dulu gue cape."

Lardo masih terlihat dingin dan berjalan dengan santai. Alisha menghentikan langkahnya dan memegang lututnya sendiri untuk mengatur deru nafasnya yang tidak beraturan.

"Do lo kenapa sih. Gak biasanya juga baper. Dari tadi kita jalan udah jauh banget. Malah pegel banget gue."

Lardo tidak menoleh sedikit pun sedangkan Alisha terus berlari kecil dan memanggil namanya.

Bugh...

"Awh, papi lutut Qory sakit. Berdarah." Alisha terjatuh karena ia sangat lelah mengejar Lardo.

Lardo menoleh dan ia terkejut melihat kekasihnya tersungkur di aspal. Lardo berlari kecil menghampiri gadis itu.

"Lish, lo gapapa kan?" Lardo berjongkok dan meniup lutut Alisha yang terluka.

"Lo gak peka banget jadi cowok. Ya sakit lah. Papi..."

"Lo sebut papi lo mulu. Manja banget ada gue juga." Ucap Lardo ketus.

"Kalau lo masih marah ngapain di sini. Sana, lo gak peduli sama gue. Gue panggilin berkali-kali gak nengok juga. Oke gue emang egois dan udah bikin lo kesel. Tapi gue juga udah minta maaf ke lo Do. Gue juga sama kayak lo mau semua orang tahu kita pacaran. Tapi itu sulit buat gue Do. Maaf, gue juga sayang sama lo. Gue takut lo ninggalin gue. Maaf Do." Alisha menangis tersedu-sedu membuat Lardo merasa bersalah.

"Alisha gue minta maaf. Gue juga gak bermaksud bikin lo terluka gini. Gue cuma cape aja Lish harus kayak gini. Tapi gue salah besar gak ngertiin perasaan lo. Emang sulit Lish menghapus jejak orang yang pernah singgah di hati kita. Gue egois bikin lo nangis, harusnya gue sadar diri kalau kebahagiaan lo itu jauh lebih berharga dari diri gue sendiri. Maafin gue ya. Gue janji gak akan maksa lo lagi. Jangan nangis lagi ya." Lardo menghapus air mata Alisha.

Alisha tertegun melihat Lardo yang selalu saja memprioritaskan kebahagiannya tanpa memikirkan bagaimana perasaannya. Alisha kembali merasa bersalah untuk kesekian kalinya.

"Kita gak jadi ke tempat itu ya. Lain kali aja, kaki lo juga luka gini. Kita ke mobil dan pulang aja Lish. Jan nangis jelek akh gak mirip Kathrine Bernardo lagi kan." Lardo terkekeh.

"Ihhh Lardo turunin. Malu tahu gue. Do kalau mau gendong gue bilang dulu kek jangan tiba-tiba."

"Diam ya Putri Qory! Jan bawel!"

---

"Waw! Ini indah banget." Alisha merentangkan tangannya sembari menghirup napas dalam.

"Ini emang indah. Tapi bagi aku keindahan itu tercipta jika kita selalu bersama seperti ini di tempat yang juga indah. I love you Qory." Lardo memeluk Alisha dari belakang.

Semilir angin menerpa wajah Lardo dan Alisha. Tampak mereka merasakan malam ini dengan bahagia tanpa ada seorang pun jadi penghalang. Tak ingin sedetik pun terlewatkan pada malam yang penuh kenikmatan ini.

Alisha memejamkan mata. "Makasih Lardo, lo selalu ada di samping gue. Bertahan dengan sikap gue yang egois ini. Tapi lo harus percaya gue berusaha buang jauh-jauh rasa keraguan itu dan kita bebas bilang ke semua orang kalau kita pasangan yang serasi. Lo sabar ya Do." Alisha kembali membuka matanya.

"Gue bakal sabar nunggu hari itu Lish. Dan lo harus tahu Alisha, kepercayaan lo ke gue itu udah beruntung banget buat gue.
Gue janji gak nuntut apapun lagi dari lo. Tapi lo janji gak bakal pergi Lish." Lardo mengeratkan tangannya di perut datar gadis itu.

Alisha memutar tubuhnya menghadap Lardo.
"Lo kok ngomongnya gitu Do, selama lo terbuka sama gue. Dan gak nutupin apapun ke gue. Dan lo sayang sama gue. Gue juga berusaha buat di samping lo terus." Alisha tersenyum.

Lardo mendekatkan wajahya ke Alisha membuat gadis itu dapat merasakn deruan nafasnya. Jarak mereka semakin dekat karena hidung Lardo menyentuh hidung mancung milik Alisha.

Gue harap lo bisa nerima gue Lish. Sekalipun gue buat salah ke lo.

Mata Lardo terpejam merasakan sesak dalam hatinya.

Jangan lupa Voment ya. Makasih yang udah mau mampir ke cerita Trust Me.
Love you all...
Dania_Zu1

Trust MeWhere stories live. Discover now