"Tunggu-tunggu," pria asing ini memotong pembicaraan mereka. "Siapa sebenarnya Hailey ini? Apa dia kekasihmu?"

Kata kekasih sepertinya sedikit menyinggung Katrina. Aku bisa melihat perubahan ekspresinya sesaat yang lalu.

Suho tertawa. "Dia adalah asistenku, Sofia Hailey."

"Asisten? Tunggu, jadi dia akan ikut kita ke Jepang, kan?"

Ke Jepang? Kapan? Aku bahkan tidak tahu sama sekali.

"Tentu saja." Suho mengerutkan keningnya. "Semua asistenku akan ikut ke Jepang."

"Wow! Oke, Hailey. Perkenalkan, aku Kim Mingyu." Ia mengulurkan tangan padaku. Otomatis aku segera membalas ulurannya. Senyumnya terpasang lebar. "Aku adalah sepupu Suho, tuanmu. Itu berarti aku juga menjadi tuanmu kan? Oleh karena itu kau harus menuruti semua perkataanku."

"Berhenti menggodanya, Gyu. Dia tidak akan menurutimu," sergah Suho cepat. Ia bangkit dan menggerakkan jari telunjuknya padaku. "Ikut aku Hailey, ada yang harus kau kerjakan."

Aku mengangguk dan mengekori Suho. Hal ini lebih baik daripada harus terus tertekan melihat Baekhyun dan Yejin, ditambah lagi sosok Mingyu yang sepertinya suka menggoda. Well, semoga dia tidak menggodaku lagi. Aku benci pemuda seperti itu.

Suho mengajakku ke ruangannya. Begitu menutup pintu ia langsung memberiku selembar kertas dan mengatakan maksudnya tanpa basa-basi.

"Kita akan pergi ke Jepang besok pagi. Siapkan semua yang ada di daftar. Kau bisa menemukan itu di ruangan ini dan masukkan ke koper. Jisoo sedang mengatur jadwalku, jadi kau yang harus melakukannya."

Aku menerima kertas dari Suho dan membacanya sekilas. Yang tertulis di sana hanya sekumpulan judul buku dan pengarangnya. Hei, untuk apa dia membawa itu ke Jepang?

"Aku akan membacanya selama di perjalanan." Seolah bisa membaca pikiranku, Suho langsung memperjelas.

Aku menangguk-anggukkan kepala. "Baiklah Tuan, saya akan menyiapkannya," ujarku.

Suho nampak puas mendengar jawabanku. Ia berbalik dan berjalan ke ambang pintu. Namun tubuhnya tiba-tiba berhenti dan kembali menatapku. "Oh ya, Hailey. Kau boleh langsung tidur setelah ini. Kita berangkat ke Jepang pukul sepuluh besok."

Setelahnya Suho berangsur pergi. Aku bergerak mencari judul buku yang tepat di antara berderet buku di ruangan ini. Berusaha secepat mungkin menyelesaikan pekerjaan dan segera melapor pada Siwon.

Kami tidak mungkin hanya tinggal sehari di Jepang, ini berarti rencana pemberian alat harus diubah. Aku tidak akan mengambil alatnya hari Minggu, melainkan besok. Ya, Bandara adalah tempat yang tepat untuk mengambil alat tersebut. Ramai dan besar, aku bisa bersandiwara, entah dengan beralasan pergi ke toilet atau yang lainnya.

Beruntung aku bisa menemukan lima buku di rak pertama dan ketiga dengan cepat, namun aku memiliki sebuah masalah, ya, tinggal satu buku lagi dan aku yakin pasti berada di rak atas. Entah di rak ke-empat, lima, atau bahkan delapan. Serius! Kenapa Suho memiliki koleksi buku sebanyak ini, sih? Rasanya seperti mencari jarum di tumpukan jerami.

Setelah mencari di rak ke-empat dan tak menemukan buku yang diinginkan Suho, aku berusah berjinjit untuk menggapai rak ke-lima, namun gagal, tubuhku tidak setinggi itu. Kuedarkan pandanganku ke sekeliling ruangan dan bersorak dalam hati saat mendapati sebuah tangga di ujung kanan.

Aku segera mengambil tangga tersebut dan meletakkan ke tempat yang sekiranya aman. Di pinggiran rak terdapat pijakan kecil yang terbuat dari kayu, sepertinya perancangnya tahu cara yang tepat agar seseorang tidak perlu kesusahan memindah tangga hanya untuk mencari buku.

OBLIVIATE - BaekhyunUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum