" HEH MEMANGNYA LO SIAPA!" bentidakkan Shera melengking mengisi ruang kosong di setiap sudut kelas.

" kamu maunya aku siapa?" Airin hanya menatapnya tajam, tanpa ada niat membentidaknya kembali.

" Issshhh sialan dasar cewe batu, ternyata ada ya orang seperti lo ,benar-benar gak tau malu" Shera mendengus tanganya berlipat di dada, membalas tatapan tajam Airin.

" aku kira kamu yang gak tau malu, nampar orang seenaknya!" ucapanya datar namun mematikan, membuat seorang laki-laki yang duduk di bangku keempat pojok itu,sedikit mengurangi kekhawatiannya.

" lo pantas mendapatknya, karena kemarin lo ngungkapin perasaan lo sama Alvin dan tadi pagi lo berangkat bareng sama Johan yang jelas-jelas sahabat Alvin" Shera mendorong Airin membuatnya mundur satu langkah dari hadapan Shera " Urat malu lo dimana? Dasar cewe murahan" kata-kata Shera barusan membuat hati Airin perih, bahkan lebih perih dari tamparannya tadi.

Shera mengangkat tanganya kembali, melayang mengenai wajah cantik Airin. Namun, siapa sangka Airin menahan tangan Shera dan mengantungkanya di udara.

" punya hak apa kamu menyebutku tidak tau malu dan cewe murahan HAH?" Airin meninggikan suaranya dan menguatkan cengkramannya, membuat Shera sedikit meringis kesakitan. Airin Nampak emosi dan melepaskan cengkramannya dengan kasar.

" ingat yah! Siapa kamu yang lancang berbicara seperti itu? Soal kemarin aku mengungkapkan perasaan ku pada Alvin itu wajar!" orang yang disebut namanya tertegun, "Dia popoler disekolah banyak yang menyukainya. Jadi wajar saja aku menyukainya atau aku kegeeran, lagian jika itu semua terjadi pada kamu atau mereka semua" tangan Airin menunjuk kesetiap siswi yang masih duduk menyaksikan pertengkaran Airin dan Shera. " mereka semua akan sama sepertiku! Dan asal kamu tau masalah aku berangkat sama Johan, itu juga sama sekali bukan urusan kamu!" Airin mendorong bahu Shera sama seperti Shera mendorong bahu Airin tadi. Semua orang yang menyaksikan pertengkaran mereka sama sekali tidak menyangka, kalau Airin bisa marah seperti itu, menyeramkan. "lagian kamu sama Johan udah putus jadi hak dong!" mendengar kata-kata Airin barusan semakin membuat emosi Shera tersulut, Shera merasa tidak terima setelah dari tadi Airin mengoceh dan memperlakukannya kasar, terlebih lagi gadis itu mengungkit kembali kata putus antara Shera dan Johan. Tidak mau kalah, Shera mengambil botol minuman yang berada di sebelahnya dan Byuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrrrrrr.

***

Aku terus menatap dua perempuan yang masing-masing punya arti buatku, perempuan yang satu dia selalu bersikap dingin pada semua orang tapi tidak denganku dan keluarganya dia selalu ceria,selalu percaya diri, itu alasan buatku ingin terus bersamanya sampai kapanpun. Dan yang satu lagi perempuan belasteran itu, selalu membuatku nyaman, berada didekatnya. Tapi itu dulu sebelum hubungan kami usai, sebelum dia berselingkuh dengan laki-laki pilihannya.

Matidaku terus menatap Khawatir Airin, meski aku tau, Airin tidak akan pernah kalah dalam berdebat. Dia selalu memiliki senjata khusus, yang dapat mengakibatkan lidah musuh kelu diserang kata-katanya yang jitu.

Mengingat nama Aku dan Alvin disebut-sebut akan ada yang tidak beres. Aku terus memperhatikan Shera apa lagi yang akan dilakukan gadis gila itu, setelah Airin membahas hubungannya dengan ku.

Aku melihat Shera mengambil botol minum yang ada di bangku sebelahnya aku tau apa yang akan dia lakukan, lantas aku berdiri dan berlari menarik Airin dan menjadikan diriku sediri sebagai tameng untuknya, untuk melindunginya, aku tidak peduli setengah bajuku basah sekarang. Yang aku pedulikan sekarang adalah gadis yang pura-pura tegar dibelakangku, Airin.

" lo memang gak pernah berubah yah!" Shera hanya menatapku nanar setelah apa yang kukatidakan barusan.

Ku tarik tangan Airin keluar dari kelas, Airin memang sedikit meronta berusaha melepaskan genggaman ku ditangannya, namun kekuatanya tidak bisa mengalahkanku. Ia menatapku dan berusaha menyeret kakinya dengan terpaksa.

Am I Wrong (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now