Kok malah kenalan.

Chiko terkekeh geli. Bocah lucu seperti ini kenapa bisa Nanda sebenci itu. Chiko yang baru kenal dengannya pun merasakan aura hangat pada bocah ini.

Apa dia iri? Mungkin saja. Biasalah cewek kan kebanyakan gitu. Tak jauh-jauh dari sifat iri.

"Turunin dong. Gue pengen ngelemesin badan. Kok kayak pegel-pegel gitu. Padahal gue gak abis nguli." pintanya dengan wajah memohon.

"Sorry, tahan sebentar. Kita masuk kedalam dulu." kata Chiko dengan senyumnya. Ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Ya udah, gue senderan di dada lo ya?" Zia tak peduli siapa yang menggendongnya saat ini.

Chiko terkekeh. "Lo emang lagi senderan di dada gue dari tadi cantik. Lo kok lucu sih."

"Banyak yang bilang gitu."

"Lo gak takut sama gue?"

"Ngapain takut, gue mah udah biasa bareng ma cowok. Temen gue kan cowok semua. Cakep-cakep lagi. Beruntung banget kan gue? makannya cewek-cewek pada ngiri ma gue. Gue mah bodo amat."

Chiko sedikit terkejut mendengarnya. Pantas saja bocah ini tidak takut padanya, wong gaulnya juga ama cowok. Kalau begini caranya kan Chiko jadi tak tega bermain-main dengan bocah ini.

Kalau kata tarzan, kita teman.

"Faaakkk!!!" Zia terperangah ketika Chiko membawanya masuk ke ruang tengah. Mulutnya menganga lebar sembari mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Apa yang ia lihat di depannya?

Ruangan tengah yang sudah di desain seperti Bar. Oh bukan hanya bar, tapi sekaligus juga tempat santai.

Ada sebuah meja bar yang di rak berjejer minuman beralkohol. Ada juga alat DJ yang tergeletak di samping meja bar. Lampunya pun tidak terang. Remang-remang ala suasana club. Lalu pandangannya beralih pada sofa empuk yang membentuk huruf U, di tengah nya terdapat meja dan karpet bludru yang kini sedang di duduki oleh empat cowok. Dua diantara mereka sedang bermain PS dengan layar LCD yang super gede, dan dua cowok yang lainnya sedang bermain kartu. Berbagai cemilan yang sudah terbuka berserakan di meja dan karpet. Juga putung rokok yang hampir memenuhi asbak.

"Oh em jeh! Ini kok mirip bar sih. Tapi cuma mirip aja. Di bar kan gak ada tempat main PS."

"Keren kan?"

"Ya, ya. Boleh lah." Zia mengangguk-ngangguk sok ngerti.

Masih tak habis pikir, luarnya hanya sebuah rumah sederhana, namun berbeda dengan isi rumahnya yang sangat Wow! Zia pun tidak bisa menutupi keterkejutannya. Tak menyangka bahwa rumah sederhana ini ternyata sudah di desain sedemikian rupa. Jika polisi tahu, sudah pasti tempat ini di grebeg.

"Hai gaes!" Sapa Chiko pada teman-temannya.

Mereka yang tadinya fokus dengan game dan kartu menoleh pada Chiko yang memanggilnya. Saat itu juga pandangan mereka terpaku pada sosok yang baru saja di turunkan Chiko. Gadis mungil dengan wajah blasteran masih dengan seragam osis nya yang pendek. Satu kata mesum terlintas di kepala mereka. Sekseh.

Zia menyengir lebar menatap ke empat cowok tersebut. Tak maksud dengan tatapan-tatapan liar mereka. "Haiii!" Sapanya pada teman-teman Chiko dengan kelima jarinya yang melambai.

Sejenak, mereka terpana sekaligus heran. Selanjutnya, mereka pun membalas sapaan Zia dengan balas 'Hai' secara serempak. Chiko menggaruk rambutnya yang tak gatal.

Bocah ini memang ajaib.

"Oh ada bidadari bule nyasar kesini.."

"Fuck! Sangat menggoda."

Naughty Kiss (A & Z) [COMPLETED]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin