Sambungan Bab XXV

Start from the beginning
                                    

"Tiap bangun kenapa nangis hmm"frilla mengusap rambut gio

"Anak mommy jangan cengeng dong, masa jagoan cengeng"frilla mengecup pipi gio dengan gemas saat tangisa gio sudah mereda

Frilla membawa gio keluar kamar menghampiri mamanya yang sedang menonton televisi. Mama frilla menoleh kearahnya yang kini duduk disamping mamanya.

"Cucu oma kenapa nangis hmm, nyari mommy ya sayang ya"gio mengusap-usap wajah dengan tangannya yang berbalut sarung tangan bayi

Bunyi bel terdengar membuat frilla dan mamanya saling berpandangan. Saat frilla hendak beranjak, mamanya menghentikannya.

"Biar mama aja yang bukain, kamu disini aja sama gio"mamanya segera beranjak membukakan pintu

Betapa terkejutnya ia melihat tiga orang sosok yang sangat disayanginya dan satu orang perempuan berbaju serba putih, tapi yang membuatnya lebih terkejut melihat seseorang yang duduk di kursi roda.

"Nanti akan papa jelaskan ma, sekarang kita masuk dulu raja harus istirahat"mata istrinya langsung mengarah ke rudolf lalu mundur agar mereka semua bisa masuk

Saat hampir sampai di ruang televisi suara frilla terdengar "Siapa yang datang ma..?"frilla menoleh kearah belakang lalu matanya terbelalak kaget melihat kepulangan papanya beserta kakaknya

Frilla melihat dua orang asing yang ikut bersama papanya dan varell. Tapi begitu frilla memperhatikan sosok laki-laki yang berada di kursi roda, frilla langsung mengenali bahwa itu pasti raja, wajahnya tampak mirip dengan papanya.

"Ini kak raja pa..?"frilla bertanya pada papanya lalu berjalan mendekati raja

"Iya, ini kakak kamu raja"jantung raja langsung berdegub kencang takut kalau frilla tidak menyukainya, raja menundukkan kepalanya saat frilla sudah berada di hadapan raja

"Iihh kak raja tampan banget, kak varell beda jauh deh"raja terkejut mendengar ucapan frilla, raja menatap frilla seakan mencari kebohongan dimatanya, namun yang tak lihat hanya senyum ketulusan

"Ciih sementang sudah ada kak raja, kamu menjelekkan kakak, oh jangan termakan dengan omongan frilla kak ja, dia pasti ada maunya"raja hanya menanggapi dengan senyuman saja

"Ihh kak varell pasti sirik, kak raja kok diam aja, pa kak raja gak bisa bahasa Indonesia ya..?"senyum raja semangkin lebar mendengar ucapan frilla

"Bisa kok"ucap raja singkatbnamun membuat frilla berbinar-binar

"Sini gio sama kakak, dia pasti rindu sama uncle handsome-nya"varell mengambil gio dari gendongan frilla

Frilla memutarkan bola matanya "Kepedean banget sih bule kw"gerutu frilla

"Yee kamu juga bule kw, udah deh males debat sama kamu, lebih asik gio"varell langsung meninggalkan mereka semua menuju kamarnya

"Yaudah kamu boleh ke kamar kamu nanti kalau ada keperluan raja saya hubungi kamu"ucap rudolf pada perawat perempuan itu

Setelah perawat berpamitan, rudolf bersama istrinya berjalan menuju ruang keluarga. Tinggalah hanya frilla dan raja yang masih terihat begitu canggung.

"Hmm kak raja mau ke balkon, di balkon pemandangannya indah loh"raja begitu senang dengan ajakan frilla, tanpa berfikir raja langsung mengangguk

Frilla pun mendorong kursi roda raja menuju balkon yang berada dikamarnya. Saat sudah di balkon mereka langsung disambut dengan udara sejuk dan pemandangan yang Indah.

Cukup lama mereka terdiam sampai akhirnya frilla membuka suara "Kak raja kok bisa sampai begini..?"sedari tadi frilla begitu penasaran dengan keadaan raja sampai bisa duduk di kursi roda

"Karena pemburu, teman saya meninggal akibat beberapa tembakan mengenai jantungnya"terdengar dari raja bahwa ia sangat kehilangan temannya

"Pasti temana kakak sangat berarti ya..?"tanya frilla begitu hati-hati takut raja menjadi sedih kembali

"Sangat, bertahun-tahun kami berjuang bersama-sama, berlari sejauh mungkin dari para pemburu, dan kini saat kebebasan itu didapatkan, dia malah pergi untuk selamanya"hati frilla seakan teriris mendengar cerita raja seakan ia juga merasakannya

"Percaya kak itu semua sudah takdir, mungkin ini yang terbaik untuk dia"raja tampak menghembuskan nafas pelan lalu tersenyum mengangguk pada frilla

Ya raja percaya ini adalah yang terbaik untuk sahabatnya, mungkin dengan cara ini kesakitan itu akan berakhir.

Tanpa sadar tangan raja mengusap rambut lembut frilla, seakan tersadar dengan apa yang di lakukan raja, raja langsung menghentikan aksinya "Ma...maafkan saya"

"Gak apa-apa kok, frilla paling senang rambutnya diusap, frilla juga senang kakak frilla bertambah satu lagi"ucap frilla lalu mengalungkan kedua tangan di leher raja dan menyandarkan kepalanya di bahu raja

Dengan senang hati raja mengelus rambut frilla ketika mendapat persetujuan. Ini adalah hal yang sedari dulu ingin raja lakukan, mengelus rambut adik perempuannya.

"Terimakasih sudah mau menerima saya"ucap raja begitu tulus

"Kak raja tidak usah berterimakasih, udah sepatutnya frilla dan kak varell menerima kak raja, kenapa harus melakukannya lak punya kakak setampan kak raja"hati raja menghangat dengan perkataan frilla, ia begitu tak menyangka akan sebahagia ini, bisa berkumpul bersama keluarganya seperti impiannya

"Tapi saya seorang albino"kata raja, frilla melepaskan pelukannya pada raja lalu menatap raja

"Manusia tercipta dengan keadaan tidak sempurna karena kesempurnaan hanya milik penciptanya, lagi pula frilla suka sama albino, apalagi bulu mata seperti kak raja, dari dulu frilla pengen punya bulu mata seperti kak raja"

"Saya sayang banget sama kalian"raja ngusap rambut frilla dengan lembut

"Kami juga sayang sama kak raja"raja tersenyum hangat pada frilla yang dibalas tak alah hangatnya oleh frilla

"Ngomongnya jangan formal dong kak, berasa ngomong sama rekan papa"raja terkekeh pelan mendengar gerutuan frilla

------------------------------------------------------
Nah hayoo yang kangen sama raja, frilla dan gio mana suaranya 📣📣

Part selanjutnya mau siapa hayoo..?

Maaf sebelum nya ada masalah di cerita ini, tadi kepotong, tidak tertampil sepenuhnya

My Baby BoyWhere stories live. Discover now