2.PERJODOHAN (Zahra)

56.7K 3.3K 22
                                    

"Aku setuju, Ma."
Seketika mulutku ternganga mendengarnya. Pasti dia bercanda.

"Apa, Van? Kamu serius, kan?" tanya Tante Maryam pada Revan.

"Iya, Ma, aku serius." Apa-apaan ini, kenapa mereka seolah tidak menganggapku.

"Bagaimana, Lis, kamu setuju kan, kalau kita jadi besan." Sekarang giliran Bunda yang Tante Maryam tanyai.

"Kalau aku, sih, terserah anak-anak aja, Mar," jawab Bunda sambil tersenyum ke arahku.

"Pasti kamu mau kan, Ra?" Nah loh, pede banget ya si Tante Maryam.

"Eh, ah ... anu Tante ...." Aku bingung harus menjawab apa.

"Jangan buru-buru, Ra, kamu pikirkan dulu. Sekalian nunggu ayah kamu dari luar kota."

"Iya, Tante."

"Ya udah Mar, Mas Surya, Revan ... udah sore, kami pamit pulang, ya."

"Eh iya, keasyikan ngobrol jadi lupa waktu. Biar Revan antar, ya?"

"Makasih, Tante. Tapi kami bawa mobil, kok."

"Oh, ya, Tante lupa."

"Rara pamit Tante, Om, Mas Revan."

"Hati-hati nyetirnya, Ra ...."

"Iya, Om." Setelah itu aku mencium tangan Om Surya dan Tante Maryam kemudian menjabat tangan Revan. Begitu juga dengan Bunda.

"Jangan lupa kalau ayah Rara udah pulang kasih kabar ya, Lis."

"Iya, Mar, tenang saja. Pasti aku kabarin."

***

Sesampainya di rumah,

"Bun, Bunda nggak serius, kan, mau jodohin aku?" tanyaku pada Bunda. Berharap apa yang tadi menjadi bahasan di rumah Tante Maryam hanyalah sebuah candaan.

"Loh, kenapa nggak, Sayang? Lagian usia kamu juga udah pantas, kok, untuk menikah. Revan itu baik lho, Nak. Dan udah punya pekerjaan tetap juga. Jadi Bunda nggak khawatir kalaupun harus lepasin kamu."

"Ih, Bunda ... kaya aku hewan piaraan aja dilepasin ...," jawabku sambil memanyunkan bibir.

"Bukan begitu maksud Bunda, Sayang, Bunda hanya ingin yang terbaik aja buat kamu ...," ucap Bunda sambil mengelus kepalaku sayang. Aku memejamkan mata menikmati elusan Bunda.

"Iya, Bunda, Rara tahu. Rara janji akan lakukan apa pun, yang penting Bunda bahagia."

"Jangan cuma Bunda yang bahagia, kamu juga harus bahagia."

"Iya, Bunda ...."

***

Esoknya Ayah pulang dari luar kota. Sesuai janji Bunda pada Tante Maryam, Bunda langsung menghubungi beliau. Dua hari kemudian, keluarga kami bertemu. Ya, perjodohan itu akhirnya terealisasi. Aku tidak dapat menolak. Karena aku tidak ingin mengecewakan mereka.

Apalagi Revan sepertinya sangat menginginkan perjodohan ini. Padahal ini baru kali kedua kami bertemu.

Pukul setengah sepuluh malam, mereka pamit untuk pulang. Setelah mendapat hasil rundingan tentunya. Dua bulan dari sekarang, kami akan menikah. Dan mereka memutuskan untuk tidak mengadakan pertunangan secara resmi.

Hhhhhh, rasanya seperti mimpi. Sebentar lagi aku akan menjadi seorang istri.

***

Dua bulan ini, aku benar-benar sibuk. Karena harus memesan gaun, cincin, juga undangan. Belum lagi harus ke WO untuk menentukan konsep pernikahan bersama Revan. Untungnya, aku sedang libur semester, jadi lebih leluasa untuk melakukan semua itu, tanpa harus meminta izin ke kampus.

Hampir setiap hari kami bertemu. Entah mengapa aku mulai merasa nyaman dengannya. Bagaimana tidak, jika dia memperlakukanku dengan amat manis. Orang yang tidak tahu pasti akan menganggap jika kami adalah sepasang kekasih yang telah lama menjalin hubungan.

Saat ini, kami sedang berada di mobil, dalam perjalanan pulang ke rumah Revan. Pukul 2 siang. Cuaca hari ini benar-benar panas. Belum lagi jalanan ibu kota yang selalu macet, membuat mood-ku benar-benar buruk. Aku menggerutu sebal. Revan yang melihat hanya tersenyum sambil mengacak rambutku.

"Kenapa, Sayang? Hm?" tanya Revan.

"Nggak apa-apa. Kesel aja!" jawabku sedikit ketus.

"Kesel? kenapa?"

"Udah panas, pakai acara macet lagi ...."

"Ya, memang setiap hari seoerti ini, kan?"

"Iya, sih."

Hening.

"Sayang," panggil Revan lembut. Aku yang sedang asyik memperhatikan jalan, langsung menengok ke arahnya.

"Hm?"

"I Love You ...," ucap Revan, kemudian membawa tanganku ke bibirnya lalu menciumnya. Seketika hatiku menghangat. Aku tersenyum bahagia.

Tbc.

💔💔💔

Maret 2017
Repost, 10.07.18

Cinta SendiriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang