EMPAT PULUH SATU : Trouble

165K 15.4K 938
                                    

Lalisa mendorong tubuh Joshua, ditatapnya temannya itu dengan perasaan kecewa.

"Lo kenapa jadi gini sih Josh?" Joshua berdecih, lalu menatap Lalisa dengan pandangan sendu.

"Gue kayak gini karena elo Lis, gue itu suka sama lo! Kenapa elo nggak ngerti-ngerti?!" bentaknya frustasi.

"Harus gue jelasin berapa kali sih Josh? Gue cuma nganggep lo temen, nggak lebih," jawab Lalisa cepat. Air matanya sudah mengalir saking kesalnya, di samping itu hatinya terus menerus merasa khawatir akan keadaan Samudra. Apakah cowok itu bisa melawan? Atau kemungkinan terburuknya Samudra sekarang sedang terluka?

Joshua mendekati Lalisa dan kembali memojokkan perempuan itu ke dinding. Lalisa berontak tetapi entah darimana tenaga Joshua sangatlah kuat, mungkin karena ia emosi jadi tenaganya meningkat pesat.

"Lepasin!"

"Gue nggak bakalan lepasin lo Lis," tolak Joshua sambil menatap mata bulat Lalisa tajam.

"Apa susahnya nerima gue jadi pacar lo Lis?"

"Tapi gue sayang sama Samudra," balas Lalisa cepat.

"Gue bisa buat lo sayang sama gue."

"Perasaan itu nggak bisa dipaksain Josh, gue cuma nganggep lo temen."

Joshua berdecak kesal.

Ia kemudian mengabaikan segala protes yang dilayangkan perempuan di hadapannya dan memilih untuk mendekatkan wajahnya, Lalisa menggerak-gerakkan kepalanya agar Joshua tidak dapat menempelkan wajahnya.

Dasar sial, Joshua berhasil melakukan itu.

Tetapi sedetik kemudian sebuah sepatu melayang dan tepat mengenai kepala Joshua, cowok itu sontak menjauhkan wajahnya dan mengaduh kesakitan.

"BERANI-BERANINYA LO MAKSA TEMEN GUE!" teriak Cheng Xiao kencang sambil melempar sepatunya yang satu lagi, tepat mengenai kepala Joshua dengan keras.

Cheng Xiao kan memang begitu, cantik-cantik tetapi tenaga kuli.

"Lis lo nggak papa kan?" Jennie menarik Lalisa ke dalam pelukannya, ia mengelus-elus punggung temannya itu agar tenang. Karena Lalisa sekarang sudah menangis tersedu-sedu.

"Niat lo tadi apaan sih?! Maksa banget jadi cowok!" cibir Mila sambil menunjuk-nunjuk wajah Lalisa dengan kipasnya.

"Banci lo ya, beraninya cuma sama cewek!" timpal Rosa dengan tangan berkacak pinggang.

"Gue bilangin satu sekolah gue yakin abis deh lo," sentak Pinky dengan mata melotot.

"Mendingan elo pergi, nama lo Joshua kan? Please jangan bikin masalah, lo bikin semuanya jadi ribet. Nggak nyadar kalo masalahnya ada di elo?" cecar Seola panjang.

Joshua bangkit lalu berdecak pelan. "Ini urusan gue sama Lalisa, kalian nggak usah ikut campur."

"Apalagi lo," sambung Joshua dengan tangan yang menunjuk Cheng Xiao.

"Gue temen Lalisa dan gue berhak ikut campur!" balasnya ngotot.

"Elo mending pergi deh," ucap Seola untuk yang kedua kalinya.

"Urusan Lalisa ya otomatis urusan kita juga," jawab Jennie dengan tangannya yang tetap memeluk Lalisa erat.

"Gue nggak habis pikir sama elo, udah tau Lalisa itu pacarnya Samudra kok masih ngotot?"

"Nggak heran kalo Lalisa nggak suka sama elo. Banci."

"GUE BILANG PERGI YA PERGI!! LO TADI DENGER NGGAK SIH?!" teriakan kencang Seola membuat yang lain sempat terkejut sebentar. Apakah benar tadi Seola yang berteriak? Tidak seperti biasanya.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang