[ PLAGIATOR DILARANG MENDEKAT ]
DON'T COPY MY STORY!
[ Highest ranks : Beberapa kali #1 di Teen Fiction ]
PROSES RE-PUBLISH
SAMUDRA, si bad boy paket komplit SMA Pelita.
Ganteng? Pasti.
Pinter? Genius malah.
Tajir? Gak usah ditanya.
Sikapnya? Cool...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
***
Samudra tersenyum ketika Bi Surti membuka pintu untuknya.
"Pacarnya non Lalisa ya?" Samudra mengangguk.
"Iya."
"Wah ganteng ya, masuk den masuk."
Lalu ia masuk dan segera naik ke lantai 2 setelah mengangguk kepada Bi Surti.
Tanpa mengetuk pintu Samudra masuk dan mendapati Lalisa yang sedang berbaring dengan ponsel di tangannya. Melihat itu kening Samudra mengernyit.
"Kamu sakit tapi kok malah main hp?" Lalisa mendongak dengan muka sebal.
"Ngapain sih kamu kesini?"
"Pacarku sakit terus aku mau jagain salah?" Lalisa menaikkan sebelah alisnya.
"Jagain?" Samudra tersenyum lalu mengangguk.
"Cuma pusing doang gk usah dijagain. Jangan lebay ah." Lalisa kembali berbaring dan memainkan ponselnya.
Samudra yang melihat itu hanya menghela nafasnya, menatap Lalisa kesal lalu merebut ponsel cewek itu.
"Ih Samudra kok direbut sih?!"
"Kamu lagi sakit gk usah main hp! Istirahat!" Lalisa agak terkejut mendengar ucapan tegas Samudra. Ia kemudian menggeleng.
"Nggak mau."
"Lalis." Samudra melipat tangannya di dada lalu menatap Lalisa intens.
"Kamu itu kalo lagi sakit ya istirahat, jangan malah main hp. Kalo makin parah gimana?" Samudra duduk di tempat tidur dan menyimpan ponsel Lalisa di nakas.
"Kamu kenapa bisa sakit hmm? Kecapean?" Lalisa membulatkan matanya ketika Samudra memegang bahunya lalu membuat cewek itu tidur.
"Mungkin." Jawab Lalisa seadanya. Samudra mendengus.
"Sekarang tidur."
"Nggak mau."
"Lalis, kalo aku bilang tidur ya tidur. Jangan ngeyel kayak gitu." Lalisa mendengus kesal.
"Yaudah kamu pulang."
"Nggak." Lalisa bangun dan menatap Samudra heran.
"Maksudnya?"
"Ya aku disini, jagain kamu."
🍁🍁🍁
Lalisa mengerang, ia merasa sangat kedinginan. Padahal ia sudah memakai selimut yang tebal.
Diliriknya Samudra yang tidur di sofa dengan tenang, jarak antara tempat tidur dan sofa sebenarnya tidak terlalu jauh tetapi tangan Lalisa rasanya tidak akan sampai untuk menyentuh Samudra.
