DUA PULUH EMPAT : Overthinking

188K 16.3K 1.6K
                                    

Sorry for slow update guys

Happy Reading yo^^

∆∆∆

"Kenape lo? Cemberut mulu dari tadi?" Jennie menyenggol tangan Lalisa yang sedang menahan dagunya itu.

"Kesel gue, kok tiba-tiba ganti jadi full day school? Tadi pas bagian Biologi kan masih tetep, lah sekarang kok jadi ganti. Kan gue gak bawa buku Bahasa Inggris jadinya." Jennie mendengus.

"Gitu aja kok kesel sih Lis." Lalisa membulatkan bola matanya malas.

"Tugas nulis Bu Risma kan seabrek, dia malah bilang nanti pas bagian dia salin ke buku catatan Inggris lagi. Kesel sumpah." Lalisa meniup poninya kesal.

"Kayak nggak tau Bu Risma aja elo mah, tau sendiri itu guru nggak setengah-setengah kalo ngasih tugas." Ucap Jennie ikut kesal.

"Tapi hari Sabtu kan jadi libur." Timpal Rosa yang memegang ujung rambutnya, mengecek apakah bercabang atau tidak, ternyata tidak.

"Jadinya sekarang nggak cuma malem Minggu yang indah, malem Sabtu juga." Celetuk Mila.

"Berarti bisa dimanfaatin jadi hari pacaran dong ya." Ucapan Jennie itu disambut cibiran Lalisa, dan jitakan cukup keras di dahi dari Rosa.

"Alah dulu lo susah banget nerima si Oldan kok sekarang malah elo yang ngebet?" Cecar Rosa pedas, membuat Jennie mengerucutkan bibirnya kesal.

"Yaelah Ros, elo cewek tapi kok kagak ngerti sih? Jual mahal dikit gak papalah." Jennie tertawa pelan, Rosa hanya bisa mencibir.

"Jangan ketawa sis, mata lo tinggal segaris soalnya."

Tawa Jennie terhenti, diganti dengan cemberut yang tadi menghiasi wajahnya.

"Eh Lis, gimana tadi pas di kantin sama Samudra." Lalisa mengerutkan keningnya.

"Ya makan lah." Mila yang menanyakan hal itu hanya mendengus kesal.

"Kalo gitumah gue juga tau, elo mah cantik-cantik bego ya." Sungut Mila kesal, Lalisa hanya tersenyum nggak jelas.

"Gue tau kok gue cantik Mil." Lalisa mengedipkan sebelah matanya.

"Jijik anjir." Ucap Rosa dan Jennie bersamaan.

"Gue nanya beneran, Lalis ih!"

"Ya tadi di kantin kan emang makan doang."

"Tapi tadi kok gue liat Samudra nyodorin jari kelingkingnya?" Lalisa menaikkan sebelah alisnya.

"Oh itu. Tadi gue sama dia ngebuat janji gitu."

"Janji apaan?" Rosa, Jennie dan Mila menatap Lalisa antusias.

"Aduh kok gue berasa di acara gosip sih?" Lalisa tertawa kecil.

"Ih buruan jawab Lalis, kita nggak nungguin elo ketawa." Ucap Rosa kesal.

"Sabar buk. Ya janji, Samudra bilang dia janji gak bakalan berpaling dari gue. Dan dia ngajak gue ngelakuin hal yang sama kayak dia." Ketiga sahabat Lalisa mengangguk mengerti.

"Tapi kok gue yang malah khawatir ya Lis? Di Amrik sana kan pergaulannya bebas. Ngerokok, mabok, malahan ngelakuin hal yang 'tabu' itu bukan aneh lagi, kayak udah biasa." Jennie berceloteh sambil mengerutkan keningnya. Sontak Mila menjitak kepala Jennie dengan sedikit cukup keras.

"Elo kok ngomongnya gitu sih?" Mila menatap Jennie dengan pandangan memperingatkan.

Lalisa menatap lurus ke depan, tetapi tidak memperhatikan Rosa yang didepannya.

My Possessive Bad Boy (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang