[21] Showdown

30 7 0
                                    

"Apa maksudmu, Itoshi-kun?" tanya Haruka menatap tajam.

"Kalian seharusnya tahu maksudku mengeluarkan pe--"

BANG

Satu tembakan akurat mengenai satu pisau Itoshi. Pelakunya tidak lain adalah sang penembak jitu, Rache. "Kupikir kita bisa berteman lagi dengan cara yang lebih mudah," ujar Rache menodongkan dua pistolnya ke Haruka dan Itoshi.

"Lihat siapa yang menyerang dahulu," Itoshi nodongkan satu pisaunya ke Rache dan menunjukkan wajah seramnya.

"Aku melakukannya karena kau mulai da--"

Lesatan kencang terdengar dari arah Itoshi. Tanpa menunggu peringatan lagi, Itoshi melesat ke arah Rache dan mulai menebaskan pisaunya. Rache berpikir kalau nyawanya akan terancam karenanya. Tapi tak disangka pisau Itoshi terlempar ke arah Haruka karena tembakan tombak.

Itoshi pun melompat mundur dan mengambil salah satu pisau terdekat, "Apa tadi?"

Itoshi dan Rache tampak bingung. Ia pun menatap Haruka yang terlihat tenang dan tak bergerak sedikitpun dari posisi berdirinya. Kedua orang itupun berusaha tenang dan mencoba memahami kenapa Haruka tidak bergerak sama sekali.

Karena benar-benar penasaran, Itoshi pun berjalan mendekati Haruka. Ia berkali-kali memprovokasi Haruka agar bertarung dengannya. Namun Haruka benar-benar tidak peduli sama sekali. Tatapannya seakan-akan180 derajat berbeda dari awal mereka bertemu. Langkah demi langkah Itoshi keluarkan demi mendekati Haruka. Sampai saat ini Haruka tidak bergerak sedikitpun. Tatapannya masih datar seolah-olah tidak ada rasa takut sama sekali. Itoshi berpikir Haruka tidak takut karena sudah masuk ke dalam dunia yang sangat kejam.

"Itoshi-kun, sebaiknya kamu menghentikan langkahmu," ujar Haruka yang akhirnya mengeluarkan kata.

Itoshi nampak tidak menghiraukannya, "Kenapa aku ha--"

Tiba-tiba saja tiga tombak muncul dari bawah Itoshi. Untung saja refleknya cukup cepat jadi bisa menghindar. Namun saat ia melompat untuk menghindar, puluhan tombak dari berbagai arah ditembakan serempak. Itoshi terpojok. Dengan kondisi diudara, ia tidak akan bisa menghindarinya.

Tapi itu tidak masalah untuknya. Tanpa menahan lagi, Itoshi mulai mengeluarkan benang-benangnya dan melilitkannya ke semua tombak itu. Satu per satu tombak berhasil ia tangkis dengan mudahnya. Lilitan benang di tombak itu dibuatnya untuk membelokkan arah tombak agar tidak menyentuhnya.

Suara puluhan tombak terjatuh pun terdengar jelas. Itoshi berhasil melewati sesi menyulitkannya. Kini ia harus berhati-hati saat menghadapi Haruka. Bagaimana tidak, taman ini sudah berada di kendalinya. Tak ada yang tahu apa saja jebakan yang telah ditanamkan di tamab ini kecuali Haruka sendiri.

"Tidak buruk... Haruka," kagum Itoshi menenangkan nafasnya, "kau bisa membuatku lelah tanpa bergerak sedikitpun."

"Benarkah?"

Tak diduga, lengan kanan Itoshi berdarah. Itoshi cukup terkejut karena ia baru saja menyadari keberadaan luka itu. Begitu diamati, ternyata itu luka karena tembakan pistol. Itoshi melihat Rache untuk memastikan asal tembakan. Namun Rache terlihat tidak bersalah karena wajahnya terlihat ikut terkejut. Tatapan Itoshi pun kembali tertuju ke Haruka yang tersenyum sinis.

"Darimana..."

"Saat kau sibuk memainkan benangmu, aku mengaktifkan perangkap tembakan ke arahmu. Aku sengaja memberi peredam agar tidak kau dengar. Terlebih lagi kau tidak akan sadar karena sibuk mendengarkan suara gerakanmu," ucap Haruka setelah tertawa kecil.

KREK

Kali ini Rache menodongkan pistolnya ke arah Haruka. Tatapannya seperti sangat membenci tingkah Haruka saat ini.

Weltschmerz [Completed]Where stories live. Discover now