[16] Now And Then To The Past

26 7 0
                                    


''O-Oh.. oh..,''

Itoshi memperhatikan Haruka lekat-lekat. Jelas terlihat gadis mungil itu penuh dengan rasa keterkejutan. Soal itu ia sendiri juga terkejut, tapi ada hal lain yang berhasil ia tangkap dari gelagatnya. Haruka pasti gugup mendengar hal itu dan Itoshi memahaminya. Setelah sekian lama tidak memikirkan hal itu akhirnya datang waktu untuk mengungkap semuanya. Berbagai macam skenario berputar dalam pikiran Itoshi. Menerka apa yang ada dalam pikiran seorang Tsukino Haruka saat ini.

Sementara Haruka sendiri menunduk gugup. Ia menautkan kedua telapak tangannya yang dingin. Kapan terakhir kali ia memikirkan tentang keluarga kandungnya? Terakhir kali ia membahas ini dengan Sein? Sudah lama sekali. Dan sekarang Sein membawa petunjuk besar yang akan mengantarnya menuju kebenaran yang dulu sempat ia cari.

''Bukankah kau harusnya merasa senang, Haruka?'' tanya Sein menoleh cemas ke arah Haruka. Reaksinya berbeda dari yang ia bayangkan selama ini. Sepertinya tidak semua hal berjalan sesuai dengan rekaman palsu dalam khayalan.

''Itu reaksi yang wajar,'' sela Rache, ia kembali duduk tegak menyilangkan kedua lengannya, ''Kau tidak sepintar yang aku kira.''

Mendapat komentar seperti itu Sein memilih diam. Mungkin ia kehilangan kemampuan bersosialisasi setelah bersembunyi sekian lamanya. Lirikannya berlabuh pada Reika yang terlihat sangat serius.

''Laki-laki, 21 tahun, rambut hitam, iris sapphire, kacamata hitam, golongan darah B... Ryuusei..,''

Gumaman Reika begitu jelas didengar oleh Sein dan Haruka yang memperhatikannya sejak tadi. Agak terkejut juga, dari mana Reika tahu soal pria itu? Rasa keingintahuan Sein memuncak dan langsung menanyakannya. Sementara Haruka sendiri merasa tidak asing dengan nama yang baru disebutkan oleh Reika.

''Beberapa ciri dari yang sir sebutkan itu persis dengan yang diceritakan setan biru itu, kan? Sir mengetahuinya?'' Rupanya bukan hanya Sein yang mendengar, dari gaya bicaranya kita tahu kalau Rache yang berbicara.

Haruka menatap ke arah Sein begitu melihat Reika memperhatikan kakaknya itu. ''Apa Reika-nee itu benar?'' tanya Haruka tidak sabar.

Diperhatikan oleh empat orang seperti itu Sein jadi takut sendiri. ''Kau hebat seperti biasa, Reika,'' ucapnya, ''tahu dari mana?''

''Ryuujin Yoru.. baru saja menyewa apartemen di sini,'' jawabnya enteng. Yang lain melotot kaget mendengarnya. ''Aku hapal semua orang yang menyewa apartemen milikku,'' tukas Reika lagi.

Sontak Sein tertawa mendengarnya, '' Jadi kesini ia pindah!'' serunya geli, ''Aku penasaran apa ia tahu soal ini.''

''Ah, begini,'' Sein mulai mempersiapkan jawaban setelah yang lain menatap garang ke arahnya kecuali Haruka, ''Dulu aku bersembunyi di apartemen lamanya. Lalu dua hari yang lalu ia menerima saranku untuk pindah ke pusat kota dan agar semakin dekat dengan universitasnya. Kami langsung berpisah begitu sampai di sini dan aku belum menghubunginya lagi.''

''So, who the heck is this guy?'' tanya Reika, ia akui kalau sosok misterius ini membuatnya penasaran.

''Mahasiswa kedokteran biasa,'' jawab Sein, ''Seorang yang sangat pintar. Memiliki ketertarikan khusus untuk dunia bawah tanah.''

Rache mengibaskan rambutnya lalu berdiri dengan angkuh, ''Aku tidak ada hubungannya dengan ini.'' Lalu ia melangkahkan kakinya menuju pintu. Reika dan Itoshi terlihat sangat memaklumi kepergiannya. Sein dan Haruka juga sama, tapi sikap Rache terlalu berlebihan menurut mereka. Hal ini juga tidak akan dibahas panjang lebar sekarang.

Weltschmerz [Completed]Where stories live. Discover now