Chapter 55

1.7K 129 21
                                    

hi all :)
here's an update for you~
thanks for all your comment, like and votes! XD
am so glad guys,, please keep reading....
enjoy this :)
--------------------------------------

“Oh sh*t!” umpat Niall dengan pelan. Charlotte pun tampak malu dan wajahnya merah padam, dengan segera ia berpakaian dan merapikan dirinya, sementara Niall juga dengan tergesa-gesa mengenakan kembali pakaiannya.

“Oh Mum, please, why you came here?” ujar Niall kepada sosok yang ternyata adalah ibunya. Wanita paruh baya itu menghampiri kami dan berkata, “I’m so sorry, pintumu tidak terkunci Niall, I thought…” ucapannya terputus oleh desahan yang keluar dari mulut Niall. “I’m really sorry dear,” ulang wanita itu kepada Charlotte yang ditanggapi dengan senyuman malu dan tingkah yang kikuk. “Its okay, aku hanya sedikit malu,” aku Charlotte kepada Mum Maura.

Niall’s POV:
“Gees,” ujarku menghela nafas.
“Shhh, its okay Niall, don’t be too harsh to your Mum, please,” ujar Charlotte membela mamaku.
Wajahnya masih merah akibat kejadian tadi, ya kupikir ia pastilah sangat malu, begitu pula denganku, yang kalau boleh jujur, aku sedikit frustasi karena hampir saja aku melakukannya dengan Charlotte. Tapi kemudian kuhilangkan perasaan-perasaan negatif itu dan menyapa serta memeluk mama, lalu kembali berada di sisi Charlotte. Ia tampak sangat canggung berhadapan dengan mama, well siapa sih yang tidak canggung ketika sedang bermesraan, dalam keadaan setengah telanjang, ketahuan oleh calon ibu mertuamu. Aku pun berusaha menghilangkan kecanggungan itu dengan bertanya alasan Mum datang kesini padahal kami besok akan pergi ke Mullingar. Charlotte pun tampak sangat penasaran dengan alasan Mum datang kesini.

“Okay, the reason why am here is, I can’t wait to meet you Charlotte. Aku tahu ini terdengar konyol dan tidak masuk akal, tapi aku benar-benar ingin bertemu. Well ternyata itu terbayar, am so happy to see you darling, you’re so pretty,”ujar Mum sambil memeluk Charlotte.
“Uhm, thanks…” ucapan Charlotte terhenti dan ia tampak bingung.
“Please call me Maura or Mum if you like,” sambung Mum yang tampaknya mengerti maksud Charlotte.
“Well, ok. Thanks Mum, am glad to see you too,” ujar Charlotte.
“Alright Mum, c’mon let me show you your room,” ajakku.

Aku dan Charlotte mengantar Mum dan menanyakan apakah ia ingin makan. Karena kami semua merasa lapar, akhirnya diputuskanlah untuk pergi ke restoran terdekat, tapi sebelumnya kami menjemput Oom Bruce terlebih dahulu.

Seperti yang disangka, Oom Bruce pun kaget dengan kedatangan Mum, dengan agak canggung ia menyapa Mum, yang dengan bahagianya membalas sapaan Oom Bruce dan mencium pipinya, Mum tampak sangat bahagia dan sejujurnya aku sangat bahagia sekarang ini. Charlotte pun terlihat senang meskipun masih agak kikuk sedikit, tapi aku yakin ia bisa cepat akrab dengan Mum.

Restoran yang kami pilih susananya cukup menyenangkan dan tidak terlalu ramai, kami memesan meja untuk empat orang dan mendapat tempat yang bagus. Dengan segera aku memesan makanan pembuka dan hidangan utama, yang lain pun mengikuti, namun Charlotte terlihat tidak begitu bergairah.

“Hey babe, kenapa?” ujarku.
“Nope, I don’t know what to eat, am hungry but now am not,” jawabnya.
“How so? C’mon, please eat something. Try this steak, looks delicious,” tawarku.
“Uhm yeah, boleh deh, I’ll try that one,” ujarnya.

Kami pun mengobrol dan berhenti ketika makanan kami datang, aku menyantap hidanganku dengan semangat, kulirik Charlotte, ia tampak kurang berselera dan memaksakan dirinya untuk makan, aku sangat cemas dan kuharap ia baik-baik saja.

“Babe, you sure you alright?” tanyaku lagi.
“Uhm yea I think so…” jawabnya pelan sambil kembali melanjutkan makannya.
“I think she is nervous Niall,” ujar Mum tiba-tiba.
“Is that true?” tanyaku kepada Charlotte.
“Err, yea maybe. Too way nervous I guess,” jawabnya dengan wajah memerah.
“Oh sweetie, please don’t. I mean, aku juga sih tegang but everything’s will be fine,” ujarku.
“Yeah darling, please. Sekarang makan ya,” ujar Oom Bruce kepada putri semata wayangnya.

Sesudah selesai dan bercakap-cakap sebentar guna menurunkan makanan, kami langsung pulang, besok kami semua harus terbang ke Mullingar untuk mempersiapkan pernikahan. Dua hari lagi kami akan menikah, dua hari lagi aku akan menjadi orang paling bahagia dan beruntung, dua hari lagi aku akan mendampingi wanita yang kucintai seumur hidupku, dua hari lagi kami akan bersatu dan aku bisa menjaganya dan ia akan menjadi milikku seutuhnya. Setelah mengantar Oom Bruce, aku, Mum dan Charlotte kembali ke rumah, barang-barang Charlotte sudah dikemas jadi hanya tinggal angkut saja besok. Barang-barangku masih sedikit berantakan karena aku belum sempat membereskannya dan ada yang belum kumasukkan, Mum berada di kamar untuk istirahat, jadi setelah mengucapkan selamat malam dan tidur, aku dan Charlotte masuk ke kamar. Ia membantuku merapikan barang-barangku, setelah selesai, ia meghempaskan dirinya ke kasur dan menghela nafas panjang, ia memejamkan matanya, aku menghampirinya dan mengecup keningnya.

“Thanks babe, c’mon we should sleep now,” ujarku.
“You’re welcome my food prince,” jawabnya masih memejamkan matanya.
“Please don’t be nervous. Btw, nanti pas di Mullingar aku mau ajak kamu ketemu sama beberapa teman baikku. Sebenarnya mereka ada di sini, di London, tapi mereka sibuk banget. Kebetulan pas aku undang mereka datang ke Mullingar, mereka bisa dan yea besok kita akan bertemu mereka disana,” jelasku.
“Hmm, ok then… I hope they’re like me, I mean, they’re your bestfriend, aaa I don’t know Niall, aku terlalu tegang dengan semua persiapan ini,” ungkapnya.
“Ssshh, relax. We can through this sweetie. Now, come here, let’s sleep,” ajakku.

to be continued
-----------------------------------

AAAAAAAA ITS VERY SHORT AND I KNOW IT..
AM SOOOOOO SORRY GUYS but yeah at least you can now that its not Harrlod! hehe :)
so how is it?? tell me....
please jangan cuma komen "pendek banget sih,, atau, next please,," atau semacamnya, soalnya aku butuh banget feedback dan masukan dari kalian, and yea bikin cerita itu tidak mudah, hehehe...
so aku mohon banget pengertiannya (tapi aku suka sih baca semua komen dari kalian)
pokoknya kalian bikin aku semangat dan pengen nulis kelanjutannya, meskipun kadang aku lagi stuck atau sakit. I love you all and thanks for supporting me this far :) can't do without ur help... kep vote, comment and like this story,,
THANKS A LOT GUYS :)
xoxo -cens-

note: should I write the sequel or a new story? mehehe

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang