Chapter 18

5.4K 76 6
                                    

Hooolaaa guyyysss,, sorry for waiting too way long..

I'm really busy and don't much time to do an update.

Now, I will try to make it and hope you guys like it..

I'm so happy reading your comment :)))

Thank you so much for your patience...

So here we are

----------------------------------------------

Charlotte's POV :

Aku menggeliat di kasurku sambil meregangkan ototku yang kaku. Sudah sebulan berlalu semenjak kejadian itu. Ya, kejadian dimana aku kembali ke rumah, Harrold ditangkap dan dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Hari dimana Niall mengakui perbuatannya terhadap mama, hari dimana aku merasakan perasaan yang luar biasa berantakan, antara senang, sedih dan pilu. Sudah sebulan sejak Niall masuk penjara untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

Selama sebulan ini aku berusaha menata hidup dan perasaanku, papa yang mengetahui keadaanku selalu menghiburku dan memintaku agar bisa kembali berpikir dengan jernih, terutama mengenai hubunganku dengan Niall. Sejak ia masuk penjara, aku sama sekali tidak pernah menjenguknya, Ann yang cukup sering mengunjunginya, bahkan papa pernah sekali maupun dua kali menjenguknya.

Ann dan papa tak hentinya menyuruhku untuk menjenguknya, meskipun hanya sekali. Atau paling tidak membalas surat yang dititipkan kepada Ann. Ya, Niall mengirimiku surat melalui Ann dan aku tidak pernah membalasnya. Sejujurnya, aku tidak pernah membuka satu pun surat dari Niall. Aku masih belum bisa memaafkannya meskipun aku tahu, jauh di lubuk hatiku, aku sangat mencintainya. Namun, tidak mudah bagiku untuk membaca satu per satu surat darinya.

Aku beranjak dari kasurku menuju kamar mandi dan bersiap untuk ke kampus. Setelah selesai aku turun menuju dapur untuk sarapan bersama papa.

"Good morning Dad." Sapaku kepada papa yang sedang menuangkan segelas susu untukku.

"Morning sweet heart. How are you?" Balas papa dengan senyum di bibirnya.

"Much better." Ujarku sambil mengunyah roti.

Kami mengobrol sepanjang sarapan. Kemudian aku pamit kepada papa dan mencium pipinya. Oh, hari ini aku ke kampus sendirian karena Ann kuliah siang dan kami janjian bertemu di kampus. Kupacu laju mobilku, aku melewati rumah Niall dan kenangan tentangnya langsung muncul kembali di pikiranku. Aku teringat tawanya yang begitu bahagia, raut wajahnya dan mata birunya yang menenangkan jiwaku. Tak terasa air mataku mengalir, harus kuakui, aku sangat merindukannya dan ingin bisa bersamanya. Akan tetapi, hatiku masih perih dan pilu jika aku berada di dekatnya. Kuabaikan perasaanku dan kuhapus air mataku, "I need time, I love him but I need time to heal myself." Gumamku sambil menghembuskan nafas.

Sesampainya di kampus aku menuju lokerku, aku melihat orang-orang menatapku aneh. Aku sama sekali tidak tau mengapa dan aku tidak peduli, toh aku sudah biasa menerima tatapan aneh dari mereka.

Setelah mengambil buku aku menuju kelasku, tiba-tiba segerombolan cewek populer di kampus menghentikan langkahku.

"Hey you! Stop." Ujar cewek berambut cokelat.

Awalnya aku tidak mengacuhkannya, tapi salah seorang temannya menarik tanganku dan menghentikanku.

"You heard what she said, b*tch!" Ujar cewek berambut hitam.

Cewek berambut cokelat dan beberapa temannya yang lain menghampiriku dan cewek berambut hitam. Aku hanya menghela nafasku dan berharap agar semuanya cepat selesai karen aku hampir telat masuk kelas.

"So tell me, why Niall is in jail? What did you do to my lovely Niall, Fergie?" Tanya cewek berambut cokelat -yang menurutku adalah ketua gengnya-

Fall For YouWhere stories live. Discover now