Chapter 37

3.6K 94 7
                                    

hey hooo guys~
how r ya?!
sorry it took so long, assignment is killing me inside..
but here's an update for you.
please enjoy it and yes i need your feed back, comment, opinion and vote :) :)
thanks, much love xxx
----------------------------------

Niall’s POV :

Akhirnya Charlotte diizinkan keluar rumah sakit, kondisinya sudah membaik. Aku bisa melihat wajahnya sangat bahagia, Aaron dan Omega juga ada di rumah sakit, mereka datang untuk menjenguk Charlotte. Aku tidak bisa lebih gembira lagi dengan hal ini karena aku dan Charlotte bisa kembali ke Inggris lusa, kuajak mereka semua ke hotel tempatku menginap tapi Aaron menolaknya dengan halus, ia mengatakan kalau ia ada urusan dan senang mengetahui bahwa Charlotte sudah sehat. Akhirnya kami berpisah, aku dan Charlotte berjalan kaki menuju hotel dan menikmati suasana di sekeliling kami. Kugenggam tangan mungilnya erat-erat, sesekali ia menoleh kearahku dan tersenyum, senyum paling menawan yang pernah kulihat.

Setibanya kami di hotel, ia langsung merebahkan diri di kasur, aku hanya tersenyum melihat tingkahnya.
“So, this is your room, huh?” ujarnya padaku sambil tidur-tiduran di kasur.
“Well yeah, is that any problem with that?” tanyaku padanya.
“Nope, it’s quite comfortable. And I love this bed and this pillow!” ujarnya sambil memeluk guling.
“Okay. And why you love the bed and the pillow?” aku bertanya lagi sambil membereskan beberapa barang yang tergeletak di lantai.
“Ehmmm… Should I tell you? Hmm I’m in love with this bed and pillow,” ujarnya dengan nada kekanakan.
“Yes you should. And I envy to the bed and pillow as well,” kataku dengan nada sedikit merajuk – bercanda tentu saja – dan memasang raut wajah sedih.
“Oh poor Niall, don’t be. Kenapa juga kamu cemburu? Ada-ada deh. Hihihi I won’t tell you,” ia berkata sambil menjulurkan lidahnya – dan itu membuatku sangat gemas – kepadaku.
“Stop doing stuff like that or…” ujarku.
“Or what, Niall? Hihihihi……” ia menantangku sambil tertawa.
Aku tidak bisa menahannya lagi, ia terlalu menggemaskan dan pada akhirnya aku melompat ke kasur dan menangkap tubuhnya yang mungil. Ia menjerit dan tertawa pelan, membuatku semakin gemas padanya. Aku memeluknya erat-erat, ia membelakangiku, aku bisa mencium rambutnya yang harum, aku mencium tengkuknya dan aku bisa merasakan tubuhnya sedikit bergetar. Ia masih tertawa pelan dan akhirnya ia membalikkan badannya sehingga sekarang kami saling berhadapan. Ia tersenyum kepadaku, jari mungilnya menelusuri wajahku dan aku menikmatinya, kubelai rambutnya kemudian kuletakkan tanganku di pinggangnya. Charlotte masih terus menelusuri wajahku, dan ia juga membelai rambutku, ia menatapku lekat-lekat dengan mata indahnya dan ia mendekatkan wajahnya ke wajahku, kurasakan nafasnya yang halus di wajahku, kemudian ia menciumku. Awalnya aku terkejut karena tidak biasanya ia yang mulai menciumku, namun aku menikmatinya. Lalu ia melepaskan bibirnya dan masih terus menatapku, setelah itu ia menyandarkan kepalanya di dadaku dan memelukku.

“Niall, I love you. I love this moment,” ujarnya pelan.
“Yes I know babe, I love you more than you know,” balasku sambil membelai wajahnya.
“You still want to know why I love this bed and the pillow?” tanyanya sambil menatapku.
“Yes please,” jawabku, penasaran.
“Because it smells like you. Hihihihi,” jawabnya sambil terkikik pelan.
“What? Yang bener?” ujarku setengah tertawa.
“Hahaha, yeah sure. I love your smell, makes me calm. Dan kasurnya wangi kamu banget,” jawabnya.
“Oh God Charlotte, you’re so cute. Come here, you can smell me as much as you like,” ujarku sambil menariknya ke dekapanku.
Ia tidak berkata apa-apa lagi tapi meringkuk di dalam dekapanku dan – kurasa – ia menikmati aroma tubuhku.

Kami tidak melakukan apapun, maksudku kami hanya mengobrol dan menikmati momen kami. Yeah sejujurnya aku sudah tidak tahan lagi, aku ingin merobek bajunya dan menikmati keindahan di dalamnya, tapi tentu saja kutahan semua itu hingga saat yang tepat. Dulu aku memang seperti itu – kau tahu maksudku – tapi sejak aku bersama Charlotte, aku berubah dan aku sangat mencintainya sehingga aku hanya mau melakukannya jika Charlotte yang minta dan lagipula aku menghargainya sebagai wanita. Tiba-tiba ia bangun dan itu membuatku kaget.
“What’s up babe?” tanyaku.
“What time is it?” ia balas bertanya.
“Uhm I guess its around 8PM,” jawabku melirik jam tanganku.
“Oh God~” ujarnya.
“Why my darling? Is anything happen?” tanyaku sedikit cemas.
“Yeah something terrible.” Ujarnya dengan mimik muka serius.
“O ya? What is that?” tanyaku sambil duduk.
“Kita belum makan!” jawabnya sambil tertawa.
“Oh God, Charlotte. You scared me.” Ujarku sambil menghela nafas lega.
“Pppppffffttt, hahaha. You should see your expression Niall. So funny.” Jawabnya sambil tertawa.
“Don’t you dare to do that again. Hahaha… But yeah, am hungry. What do you want to eat?” tanyaku.
“Hihihi, I can’t promise you. You’re so cute Niall. Uhm I don’t know, its up to you I guess,” ujarnya.
“Well, ok then. Let’s go outside. Kurasa aku tahu restoran yang cukup bagus disekitar sini,” ajakku.

Fall For YouWhere stories live. Discover now