Chapter 43

3K 93 17
                                    

Hi guys, thanks for reading this story and yes I love you all...
Please enjoy ~
xxx
-------------------------

Niall’s POV:

Pagi ini aku sudah siap, ya aku sudah siap untuk pergi ke toko perhiasan sebelum ke rumah Charlotte. Aku akan melamarnya pagi ini juga sebelum semuanya terlambat, aku tidak akan membiarkan Harrold berbuat seenaknya terhadap Charotte. Menididih rasanya darahku ketika mengingat apa yang telah dilakukan Harrold terhadap Charlotte. Bagaimana bisa ia begitu terobsesi dengan Charlotte, seolah-olah tidak ada wanita lain, dan juga aku masih belum bisa mengetahui bagaimana caranya ia keluar dari RSJ, aku akan mencari tahu belakangan.

Kukunci pintu rumahku dan memanaskan mobil Charlotte yang kupinjam semalam, sebenarnya aku ingin memakai mobilku, tapi apa boleh buat karena semalam aku memakai mobil Charlotte jadi terpaksa mobilku kudiamkan. Kemudian aku masuk ke mobil dan memacunya menuju toko perhiasan yang kuketahui, pagi ini aku belum menghubungi Charlotte karena ingin membuat kejutan dan aku berharap ia baik-baik saja.

Aku sampai di toko perhiasan dan masuk, di dalam aku sibuk memilih cincin yang cocok untuk Charlotte. Setelah memilih dan dibantu oleh petugas disana, akhirnya aku memilih cincin yang tidak terlalu berlebihan bentuknya dan terbuat dari emas putih dengan berlian kecil sebagai hiasannya, aku menyukainya dan bisa membayangkan cincin ini akan sangat manis jika dikenakan oleh Charlotte. Lalu aku meminta agar cincin itu dibungkus semanis mungkin dan setelah membayar aku langsung menuju rumah Charlotte.

Sesampainya disana, aku memarkir mobil Charlotte di garasi. Ketika hendak menuju pintu depan, aku melihat ada mobil Range Rover hitam parkir agak jauh dari rumah Charlotte, mobilnya mirip dengan milik Harrold tapi aku tidak bisa melihat plat mobilnya – karena terlalu jauh – sehingga tidak bisa mengenalinya, namun kuharap itu bukanlah Harrold.

Aku memencet bel, agak lama menunggu Charlotte membukakan pintu untukku. Ia terlihat lebih segar dan ia tampak mempesona. Kuucapkan selamat pagi dan kemudian menciumnya, aku memeluknya seolah aku sudah lama tidak bertemu dengannya.

“Good morning sunshine,” ujarku sambil mencium keningnya.
“Hihii, good morning too food prince,” balasnya terkikik.
“Hey you look so happy, what’s up? Ugh I miss you babe,” kataku seraya memeluknya.
“Nothing, I guess its because of you and yea I miss  you too,” balasnya sambil kemudian mencium bibirku.
Aku sedikit kaget tapi aku menyambut ciumannya, kupeluk dirinya semakin erat dan hanyut dalam ciumannya. Bibirnya yang lembut menyatu denganku, aku bisa merasakan nafasnya yang panas, bisa kurasakan badan mungilnya berada dalam pelukanku, dan ketika ia balas memelukku dan membelai rambutku, aku seperti ada di surga, membuatku melayang dan tidak bisa menahan diri. Akhirnya aku menggendongnya dan ia masih memelukku, bibir kami masih menyatu dan ia mengalungkan tangannya di leherku, aku membawanya masuk ke rumah dan menutup pintu. Kubawa ia ke ruang tamu dan menjatuhkan diri di sofa, ia masih berada dalam gendonganku, akhirnya ia melepaskan mulutnya dari ku dan menatapku lekat-lekat sambil tersenyum dan dengan nafas yang sedikit terengah.

“You’re so strong!” ia berkata padaku.
“Well, yes I am. And you’re so damn hot babe,” balasku.
“Ppfftt, yea am hot. I love you Niall,” ujarnya sambil memegang wajahku dengan kedua tangan mungilnya.
“Yes I know, and I love you more my darling, I will always protect you,” balasku sambil mengecup keningnya.

Kemudian ia turun dari pangkuanku dan mengajakku untuk sarapan. Ann masih di dalam kamar mandi dan Oom Bruce juga sedang bersiap-siap di kamarnya. Aku membantu Charlotte menyiapkan sarapan, dari jendela dapur aku melihat keluar dan aku melihat bahwa mobil Range Rover hitam yang tadi kulihat sudah tidak ada.

“Babe, you okay, right?” tanyaku tiba-tiba.
“Yea, am okay,” jawabnya.
“I mean really okay like Harrold didn’t do anything to you, right?” tanyaku lagi.
“Kenapa tiba-tiba kamu tanya begitu?” ia balik bertanya.
“Well I don’t know. Just asking I guess,” jawabku sambil melihat keluar jendela.
“Huuffhh, actually am not okay. Dia menggangguku, I mean not really but sort of,” jawabnya lemah.
“What?! Charlotte, dia ngapain kamu? Bukannya ada Ann sama kamu? Kenapa kamu gak ngehubungin aku?” sahutku bertubi-tubi.
“Uhm, aku nggak tau. I mean, dia tau-tau nelepon aku setelah kamu telepon. Aku angkat karena aku pikir kamu yang telepon lagi. Dia nggak ngelukain aku atau Ann, dia bilang dia bisa lihat aku lagi sama Ann di kamar dan kalau nggak ada Ann dia bakalan bisa tidur sama aku. Terus aku bilang dia gila dan aku teriak ke dia untuk gak ganggu lagi terus aku matiin teleponnya,” jelasnya panjang lebar.

Fall For YouWhere stories live. Discover now