chapter 29

4.3K 79 7
                                    

***

Charlotte's POV:

"Hey Aaron, berapa lama lagi kita bakalan sampai?"
"Just hang on, girl. Sebentar lagi sampai kok, tuh lihat Omega juga udah siap-siap"
"Okay! I can't wait.. Hahaha..."

Aku kembali mendengarkan iPodku dan ketika kupasang headsetnya, lagu A Year Without Rain-Selena Gomez sedang terputar. Lagu ini membuatku rindu akan papa dan Niall, dua laki-laki yang paling kurindukan dalam hidupku, dan yeah I like Selena's song as well. Sementara aku asyik dengan iPodku dan merindukan mereka berdua, kulihat Aaron sedang memelankan laju mobil  dan sedang mencari tempat untuk parkir.

"C'mon lady! We're here. Omega, c'mon." ujar Aaron.
"Ok ok. But stop don't call me like that, just Charlotte is ok." balasku.
"Oh come on, its just I like calling you like that, lady. Hhahahha.." jawab Aaron.
"Hmmmppffh, what ever." sahutku singkat.

Lokasi perkemahan kami sangat indah, hutan yang lebat dan menyejukkan, udaranya sangat menyegarkan, membuatku merasa damai dan ringan. Aku berjalan menjauhi mobil kami dan menyusuri sekitar, kutemukan tebing yang cukup tinggi dan aku berdiri jauh dari ujungnya. Kuhirup udara dalam-dalam, seolah aku tidak pernah menghirup oksigen, kututup kedua mataku, kurentangkan tanganku dan kemudian aku berteriak sekuat tenaga. Betapa leganya aku setelah berteriak, seperti semua bebanku pergi jauh terbawa angin. Aku benar-benar menikmati momen ini, yang tentunya jarang kudapatkan. Setelah puas, aku kembali mencari Aaron dan Omega, ternyata mereka berdua sudah mendapatkan tempat yang strategis, tidak jauh dari tempat kami parkir mobil. Kulihat Aaron sedang membongkar muatannya dan hendak membangun tenda, sementara Omega sibuk berkeliaran kesana-kemari karena terlalu riang bermain di udara bebas.

"Hey, what can I do?" tawarku.
"Uhm, you can sit and watch me." jawabnya sambil tersenyum.
"Sit? No way. Aku nggak mau cuman duduk dan bengong liatin kamu." ujarku.
"Ehm, how about preparing some food? Bahannya ada di tas itu." katanya sambil menunjuk tas di dekat tenda yang sedang ia dirikan.
"Well ok. Paling nggak, ada yang bisa aku kerjain." jawabku.

***

"Wow, its good." kata Aaron.
"Well, thank you. But, i didn't do anything for this food. Hahaha.." jawabku sambil makan.
"Yeah, but still its good." ujar Aaron.

Setelah selesai makan kami membereskan semuanya. Tenda sudah jadi, aku akan tidur satu tenda dengan Aaron, tapi dengan sleeping bag yang berbeda tentunya ditambah dengan Omega yang akan ikut tidur bersama kami. Aku belum ingin tidur, jadi kuputuskan untuk tidur-tiduran di luar tenda, langit hari ini cerah jadi aku bisa melihat bintang di langit.

"Betapa indah bintang-bintang ini, andaikan aku bisa melihat ini bersamanya, pasti akan sangat romantis." gumamku pelan.
"Sama siapa hayo, aku kan ada disini, jadi pasti romantis." ujar Aaron tiba-tiba sambil ikut tiduran di sampingku.
"Whoa! Bikin kaget aja. Err nope, he's not here." jawabku masih sambil memandangi bintang-bintang.
"Sooooo, if its not me, who is the poor guy?" ujarnya sambil mendekatkan dirinya kearahku.
"Weeelll, I'm not going to tell you." balasku masih sambil menatap langit, tidak sadar bahwa jarak Aaron semakin mendekat.
"So you're not gonna tell me. Alright then, its ok, as long as you're here with me now, I don't mind." jawabnya.
"What do you mean?" tanyaku, menolehkan kepalaku ke arahnya dan aku terperanjat karena wajah Aaron sudah sangat dekat sekali denganku.

Aku sangat kaget dibuatnya, aku bisa melihat matanya yang hitam dan bercahaya ditempa oleh sinar bulan, aku bisa merasakan nafas hangat yang keluar dari hidungnya, kulihat bibirnya menorehkan senyum kecil. Aku terkesiap setelah mencermati wajahnya dan hendak menjauh namun tangannya lebih gesit, ia merangkul pingganggku dan mendekatkan tubuhku ke tubuhnya tanpa memalingkan wajahnya dariku. Rasa takut menghampiriku, perasaan yang sudah lama aku lupakan, dan tidak ingin kuingat. Bisa kurasakan suhu tubuhnya menembus baju yang aku kenakan, aku meronta agar bisa membebaskan diri darinya, kulihat lagi wajahnya dan kupaksakan tersenyum, tapi ia medekapku dengan erat.

Fall For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang