Keduanya berhenti didepan pintu bernomor 295, kakaknya menempelkan card dan menekan pin pada tombol yang tertera membuat pintu apartemen tersebut otomatis terbuka.

Kakaknya langsung masuk dan diikuti oleh frilla dan duduk di sofa meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.

Frilla melihat kakaknya berjalan menuju dapur dan membuka lemari pendingin, mengambil dua minuman kaleng dan menyerahkan satu kaleng pada frilla yang langsung disambut frilla dengan cengiran menampakkan gigi putih yang dihiasi behel.

Laki-laki muda itu melihat frilla meminumnya dengan sekali tenggukan membuat ia menggelengkan kepala melihat kelakuan adiknya.

"Kamu seperti tidak pernah minum satu tahun tau gak"ucap laki-laki itu dengan logat inggris yang kental

Yah kakaknya sedari junior hight school sudah disini ikut dengan paman mereka namun setelah kuliah kakaknya memutuskan untuk tinggal di apartemen sendiri meski terkadang kakaknya akan menginap dirumah paman mereka.

"Haus banget kak dari tadi tenggorakan frilla kering"ucap frilla dengan cengiran khasnya

"Yasudah kamu istirahat dulu, kamar kamu pintu warna pink, nanti kita delivery aja kalau kamu sudah bangun"jelas kakaknya membuat frilla langsung bangkit menuju kamarnya

Tepat saat jam 8 malam frilla terbangun dan melihat jam di meja samping kasurnya. Frilla langsung bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Rasanya sehabis mandi membuat badannya yang pegal menjadi segar kembali. Frilla pun keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe lalu melihat kopernya telah berdiri didepan Built-in Wardrobe.

Ternyata kakaknya sudah membawa kopernya kedalam kamarnya saat ia mandi tadi. Sungguh frilla sangat menyayangi kakaknya yang selalu mengutamakannya dari segala-galanya. Kakaknya yang selalu ada disaat dia butuh walau jarak memisahkan mereka, tak pernah sekalipun kakaknya absen untuk menelponnya sekedar menanyakan apa aktivitasnya.

Selesai berpakaian dan menyusun bajunya ke dalam Built-in Wardrobe lalu frilla keluar dari kamarnya dan menghampiri sang kakak yang duduk didepan tv.

Merasakan pergerakan disampingnya membuat laki-laki itu menoleh dan melihat adiknya tersenyum kearahnya. Laki-laki itu pun membalas senyuman adiknya.

"Lapar..?"tanya kakaknya dan diangguki oleh frilla

"Yasudah kakak telpon delivery dulu, kamu mau apa..?"tanyanya lagi

"Ayam teryaki sama sosis super big"ucap frilla

"Yaudah kakak pesan dulu"ucap kakaknya dan langsung menghubungi delivery

Sekitar 25 menit pesanan mereka sampai dan keduanya langsung menyantap makanan mereka yang tersusun di pantry.

Sehabis menyantap makanan mereka pun duduk di sofa tepat didepan tv yang menyala. Keduanya berbicara panjang lebar tak terkecuali menceritakan pemuda yang telah menghamili frilla dan lepas dari tanggung jawab.

"Kakak bersumpah jika kakak bertemu dengan laki-laki pengecut itu, kakak akan menghajarnya sampai dia tidak sanggup lagi untuk bangkit"ucap laki-laki itu penuh dengan emosi dengan mengepalkan kedua tangannya

Kakak mana yang tidak emosi jika melihat adiknya dihamili laki-laki berengsek yang menyuruhnya menggugurkan kandungannya, tidak mau bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan dan lebih parahnya lagi bertunangan dengan gadis lain secara terang-terangan.

Sungguh ia akan menghabisi laki-laki pengecut itu dengan kedua tangannya dan tak akan ia biarkan laki-laki itu mengusik hidup adiknya setelah apa yang ia lakukan pada adiknya.

"Frilla berharap tak akan bertemu dengan dia lagi"ucapnya parau

Laki-laki itu langsung memeluk adiknya, mengusap rambut adiknya dengan lembut dan mengecup puncak kepala adiknya.

Adai saat itu dirinya berada disamping adiknya pasti ia tak akan membiarkan laki-laki itu lolos dari genggaman tangannya, setelah menghancurkan hidup adik mungilnya.

"Tenanglah kakak tak akan membiarkan laki-laki itu masuk kembali kedalam hidupmu dan anakmu kelak"ucap kakaknya sembari mengelus rambut adiknya

Usai bercerita panjang lebar dengan kakaknya, frilla pun kembali kekamarnya. Sejenak frilla menutup matanya saat merebahkan tubuhnya dikasur.

Terputar kembali segala kenangan bersama alvarez, laki-laki yang dicintainya namun telah menyakitinya. Rasanya seperti mimpi kini alvarez yang dulu selalu memperlakukannya dengan manis bagai ratu kini melukainya setelah menghancurkan masa remajanya.

Tetesan air mata kembali membasahi pipinya walaupun kini ia menutup matanya namun rasa sesak didadanya tak dapat ia tahan lagi.

Kenapa al, kenapa kamu tega nyakiti aku setelah menghancurkan hidupku, kenapa kamu tega menyuruhku untuk membunuh darah dagingmu, aku ingin membencimu tapi hati ini sungguh tidak sanggup karena aku terlalu mencintai laki-laki sebrengsek kamu.

Karena terlalu lelah menangis sepanjang malam membuat frilla tertidur dengan air mata yang masih membasahi pipinya.

Laki-laki itu membuka pintu kamar frilla sedikit, mengintip dari celah melihat gadis mungil itu telah tertidur pulas, lalu memasuki kamar frilla membenarkan posisi tidurnya dan menyelimuti tubuh frilla. Laki-laki itu mengusap rambut frilla lalu mengecupnya. Matanya turun melihat perut frilla yang masih datar, pengusapnya pelan agar frilla tidak terganggu tidurnya lalu berbisik tepat dihadapan perut frilla.

Hei keponakan uncle kamu harus jaga mama kamu, jangan biarkan mama kamu sedih, tumbuh lah dengan baik karena kamu adalah penguat mama kamu untuk menjalani hidup. Dan satu lagi bila papa kamu kembali jangan biarkan dia menyakiti mama kamu.

Setelah berbisik pada calon keponakannya laki-laki itu pun berjalan keluar setelah menghidupkan lampu tidur dan mematikan lampu utama, lalu menutup pintu kamar frilla dan kembali kekamarnya.

——————————————————
Please kalau baca harap vote dong, biar makin semangat nih nulisnya. Kalau bisa dikomen juga kalau ada masukkan dan kritikan yang penting sopan yah😊😊

Thank you untuk para pembaca😘😘

My Baby BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang