Part 30

3.9K 182 10
                                    

Mobil yang dikendarai Billy berhenti diparkiran Restoran Prancis ternama di Jakarta, saat Icha akan membuka pintu mobil, Billy menahanya kemudian Ia buru-buru turun memutari mobinya dengan langkah gagah, berhenti didepan pintu tempat Icha berada, lalu dibukanya pintu tersebut

Pipi Icha bersemu merah mandapati perhatian Billy, namun Ia juga merasa bingun mengapa Billy tiba-tiba bersikap semanis ini, Ia baru meperhatikan penampilan Billy, kekasihnya ini mengenakan kaos putih yang dipadu dengan jas berwarna hitam, dengan celana jeans nerwarna senada, penampilan yang membuat Billy terlihat semakin tampan, gagah, perkasa, bak seorang dewa

Icha menurunkan kakinya menapak aspal. "Hati-hati tuan putri" ujar Billy seraya terkekeh kecil,

Saat Icha sudah berdiri dihapan Billy, setelah menutup kembali pintu mobilnya, pria itu mengulurkan sikunya, memerintahkan Icha untuk bergelayut disana, dengan senag hati Ichapun menyambutnya

Mereka berjalan dengan langkah khidmat, senyuman semanis madupun tersungging dibibir keduanya, menyusuri jalanan parkiran hingga ke pintu utama restoran.

Sampai didalam, mata Icha berkeliling kepenjuru restoran, bisa Ia rasakan nuansa romantis tempat ini, banyak pengunjung memang, tapi karena tempanya begitu luas, jarak anatar meja satu dan lainya berjauhan, membuat padatnya tak terasa, Billy menuntun Icha di meja yang sudah direservasinya sejak dua hari lalu, menyeret kursi untuk kemudian diduduki sang ratu hatinya yang begitu terlihat cantik malam ini.

setelah tadi Billy mengundang pelayan dan menyebutkan pesanan keduanya, lima belas menit kemudian pesanan mereka telah siap dihidangkan, makanan khas prancis berjeran dengan rapih diatas meja.

Ketika Icha hendak melahap makanannya sebuah gesekan dawai biola yang beradu membetuk suara syadu medekat kemeja mereka, Icha memandang bingung kepada Billy seolah berkata "Ini ada apa?"

Billy hanya tersenyum menanggapi kebingungan Icha, ia menarik tangan Icha dalam genggamannya.

"Ini special buat kamu, Cha" ujar Billy

"Thank you for loving me, Cha, makasih kamu udah dateng dihidup aku, dulu mungkin aku marah banget sama cewek asing yang lagi mabuk tiba-tiba masuk keapartemen aku, sampe buat orang tuaku salah paham keesokan harinya" Billy terkekeh, moment pertemuan pertama mereka berkelebatan dipikirannya.

"Kamu inget gimana kita ngawurnya waktu itu, nyusun rencana biar keluarga kita masing-masing ilfeel" kali ini giliran Icha yang terkekeh, teringat kelakuan menjengkelkannya di hadapan keluarga besar Billy, hingga membuat Nenek Billy marah.

"Aku pikir itu hal terburuk yang pernah aku alami seumur hidup, tapi ternyata pertemuan kita adalah anugerah buat aku" Icha mendengar kalimat Billy yang mendayu menggetarkan rongga dadanya, ia tersipu malu, rupanya selain galak Billy punya sisi romantis juga.

"Kalo kamu nggak dateng dikehidupan aku, mungkin selamanya aku nggak sadar tentang persaan aku ke Laras yang nyatanya bukan cinta lagi, tapi hanya sekedar terbiasa, makanya aku nggak pernah sedepresi waktu aku liat kamu sama Samudera dikantin kampus waktu itu" Billy berdecak sebal, bayangan ketika Icha memeluk Samudera di kantin kampus berseliweran, yang berakhir dengan Ia mabuk dan bertingkah bagai orang gila.

Menyadari kekesalan kekasihnya, Icha mengelus punggung tanga Billy pelan dengan senyum manis disunggingkan.

"Oh ya ada yang mau aku tanyain" ujar Billy, Icha nenjawab dengan alisnya yang dianaikan sebelah "Sejak kapan kamu suka aku?" Lanjutnya

Icha diam sejenak, teringat momen saat Ia tiba-tiba menangis ketika Billy berpelukan dengan Laras didepan pintu "Sejak kita ngobrol di ruang tamu unit kamu, aku liat mata kamu yang penuh kehangatan, tapi harus berakhir patah hati waktu Laras tiba-tiba dateng dan kalian pelukan di depan pintu" ia luar biasa kesal mengingat momen itu, momen saat Ia tersadar bahwa Ia jatuh cinta pada Billy sekaligus patah hati diwaktu yang bersamaan.

Merrying StrangersWhere stories live. Discover now