Part 12

4.1K 191 4
                                    

Banyak Typo, harap maklum!

Happy Reading!
____________________

Icha berjalan mendekat kearah Samudra sambil mengedikan bahu saat pertanyaannya beberapa menit lalu berkelebat dibenaknya tentang apakah Billy mengenal Samudra dan dijawab tidak oleh Billy, padahal Icha yakin Billy mengenal Samudra karena tatapan Billy tadi, tapi yasudah lah kenal atau tidak toh itu bukan urasan Icha.

Icha semakin mendekat dengan disambut senyuaman Samudra yang kian melebar
"Dianter siapa Cha?" tanya Samudra, seraya membuka gerbang dibelakangnya mempersilahkan Icha masuk

"temen" jawab Icha seraya berjalan  beriringan dengan Samudra

"Temen yang lo demen?" ujar Samudra sambil mencolek dagu Icha dan dengan cepat ditepis Icha sembari mempoutkan Bibirnya

"Jadi beneran temen yang lo demen bukan?" Tanya Samudra lagi penasaran.

Tahu sifat mantan pacarnya itu yang tak akan berhenti bertanya jika pertanyaannya belum dijawab, dengan malu-malu Icha  mengerutkan hidungya seraya mengangguk-angguk cepat dengan pipi yang bersemu merah, Karena tidak tahan dengan tatapan Samudra yang seolah mencemooh sikapnya, Icha berlari masuk kedalan rumah bak rumah dihadapannya itu miliknya sendiri

Sementara Samudra hanya melihat punggung Icha dengan senyuman pasrah, tentu saja Ia sadar dirinya tak berhak lagi ikut campur mengenai Icha, dia bukanlah siapa-siapa Icha lagi, bahkan mereka baru saling bertemu kemarin setelah bebetapa tahun berpisah.

***

Sementara ditempat lain, Billy duduk disebuah restoran, menyatap makan malam bersama Laras dihadapannya, matanya menatap Laras yang tengah mengunyah makanan. keningnya berkerut, mulutnya terbuka kemudian dikatupkan lagi seolah ingin bebicara tapi ditanhannya, Laras yang menyadari sikap pacarnyapun akhirnya buka suara

"Kamu kenapa sih dari tadi kayaknya aneh gitu, ada apa?"

Akhirnya Billy menanrik nafas kemudian dihembuskannya dengan sedikit kasar berusaha menetralkan pikirannya yang ruet.

"Masalah kamu sama Audi? Bukannya kalian udah punya renacana buat gagalin pernikahan itu kan?" ujar Laras lagi saat Billy masih setia dengan kebisuannya.

Billy menggleng "Bukan tentang itu, tapi tentang kamu dan mantan kamu" sergah Billy

Laras mengerutkan keningnya bingung, "Maksud kamu?"

"Tadi sore aku liat Samudra"

Sontak Laras terdiam saat nama Samudra keluar dari mulut Billy, Ya, samudra adalah mantan kekasihnya lebih telatnya mantan terindahnya.
Tapi tidak mau terus berada dalam suasana canggung Laras berdehem kemudian berkata
"Emangnya kenapa kalo kamu liat Samudra, mungkin dia lagi liburan, dan nggak ada urusannya juga sama aku" Ujar Laras berusaha senormal mungkin, tapi orang bodoh pun tahu Laras gugup.

"Benarkah?" Tanya Billy lagi dengan nada penuh kecemburuan.

Tiba-tiba Laras menjatuhkan sendok dan garpu dengan keras yang memang sedang dalam ngenggamannya sejak tadi, menghantam piring yang jadi penyanggahnya, hingga menimbulkan suara 'plentang' begitu nyaring

"Kenapa kamu jadi bahas dia sih, aku udah lupain dia, kamu masih belum percaya juga sama aku!" Jerit Laras hingga semua pasang mata yang ada di restoran menatap kearah mereka

Saat Billy hendak menjawab Laras pergi meninggalkannya begitu saja, menyisakan suara kursi yang bedecit kuat,
Billy yang melihat kekasihnya pergi hanya bisa mengacak rambutnya frustasi, Bukan tidak ingin mengejar, tapi Billy tahu benar sifat kekasihnya yang keras kepala, harusnya hari ini jadi moment romantis bagi mereka berdua karena hari Ini adalah tepat hari jadinya dengan mereka yang ketiga, namun karena pikirannya kalut melilhat Samudra yang notabennya mantan pacar kekasihnya yang Billy tahu Laras belum benar-benar melupakannya, Billy tidak bodoh Ia tahu benar Laras masih mencintai Samudra, hanya saja Ia begitu mencintai Laras perjuangannya mendapatkan Laras tak semudah membalikan telapak tangan. Itu sebabnya Billy tidak rela jika mereka harus berpisah

Merrying StrangersTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon