Part 13

3.7K 193 11
                                    

Kalo ada typo, sorry ya
'Nggak typo nggk gaul!'

Happy reading
________________________________

Icha meregangkan ototnya yang baru saja bangun dari tidurnya, dengan senyuman tersungging lebar sisa kebahagiaannya semalam.

Icha melirik jam dinding yang tergantung tepat berhadapan dengan ranjang, menunjukan pukul 7.10, padahal Icha ingin sekali bergelung dibalik selimutnya saja sampai matahari bersinar gagah diatas sana sambil mengenang pelukan lima belas detiknya semalam, namun karena Ia ada kelas jam 8.30 dengan malas Icha berjalan menuju kamar mandi sekuat tenaga menyeret kakinya yang mendadak terasa berat bak kaki gajah

Cukup empat puluh menit saja, Icha sudah siap dengan setelan casual, Blezer levis abu-abu dengan dalaman kaos tipis berwarna putih serta celana Jeans warna senada dengan blezernya, Ia duduk dimeja rias, mematut dirinya di cermin sambil bersenandung kecil

***

Billy turun dari mobilnya memasuki halaman rumah bergaya modern namun ada unsur Ventagenya, rumah yang pernah Ia datangi bersama kedua orangtuanya untuk melamar seseorang, Ya. Ia berada di rumah Icha.

Sampai didepan pintu, Billy menekan Bell yang ada di samping kiri atas pintu utama rumah ini, dan tak perlu menunggu lama pintu terbuka menampilkan sosok sang calon Ibu mertua -yang tidak akan pernah terealisasikan-

"Loh nak Billy, ada apa pagi-pagi kesini?" Tanya Ibu Icha

Sedikit kaget karena tidak ada nada tidak suka dari ucapan Ibu Icha malah terdengar sangat ramah, mengingat kelakuannya saat feeteng baju waktu itu seharusnya Ibu Icha sudah tak mau melihatnya lagi. Kalau Billy jadi Ibu Icha bahkan Ia akan berencana melemparnya dengan kemoceng seperti yang saat ini Ibu Icha pegang. Ya. Billy memang cocok jadi Ibu tiri.

"Icha ada tante?" Tanya Billy

"Ada dikamarnya, mau berangkat kuliah" jawab Ibu Icha "Oh ya, silahkan masuk nak Billy"

Bertransformasi memjadi pria sopan, Billy tersenyum kemudian masuk kedalam rumah mengikuti Ibu Icha

"Tanti kamar Icha disebelah mana?" Tanya Billy saat Ia sudah duduk manis di sova berwarna biru itu.

Ibu Icha sedikit terkesiap saat Billy menanyakan kamar Icha, untuk apa? Apa mereka memang sudah sering main kamar-kamaran, pikir Ibu Icha.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi mana mungkin mereka berani berbuat macam-macam, terlebih ada dirinya disini, akhirnya Ibu Icha pun memberi tahu letak kamar Icha

"Diatas, pojok kiri"

Dan tanpa menunggu lama Billy melesat menaiki anak tangga, sampai diatas Billy berjalan menyusuri 'pojok kiri' yang diinteruksikan Ibu Icha tadi.
Sampai didepan pintu yang bercat putih yang diyakini kamar Icha karena ada sebuah plang bertuliskan 'Tikus dilarang masuk' dengan gambar tikus dalam lingkaran digaris silang miring seperti sybol dilarang parkir. sejak kapan tikus bisa membaca, Billy mendengus, sudah dipastikan Icha memang sinting.

Tidak mau repot-repot mengetuk pintu, Billy langsung mendorong gagang pintunya hingga pintu terbuka lebar, terlihat Icha yang sedang duduk dimeja rias sedang memoleskan lipstic pink berjingkut kaget hingga lipsticnya belepotan keluar dari garis bibir

Icha terbelalak kaget mendapati Billy masuk kekamarnya lebih kaget lagi karena Billy yang seenak jidatnya membuka pintu kamarnya, untung saja dirinya sedang dandan bagaimana kalau sedang ganti baju, jika benar terjadi Icha akan berencana mencingacang Billy lalu dimasak menjadi 'sop Billy pedas asam manis' perduli setan dengan perasaan sukanya terhadap makhluk tidak sopan dihapannya kini.

Merrying StrangersWhere stories live. Discover now