Part 29

3.6K 209 25
                                    

Ternyata panjang juga ya sampe Part 29 belum kelar2
-_-

________________

"Sekali lagi trimakasih ya jeung Nadia, Mas Tama, aku malu banget loh sama kalian" ujar Rima

"Iya jeung, jangan bilang makasih mulu, kita ngerti kok seandainya kita ada diposisi kamu juga pasti akan melalakukan hal yang sama, ya kan Mas" jawab Nadia seraya menoleh pada suaminya yang berdiri disampingnya.

Ayah Icha mengangguk
"Maaf juga udah buat anak mu babak belur kemarin" timpal Ayah Icha, yang kemudian diiringi dengan tawa Rima

"Nggak apa-apa, anak itu udah biasa babak belur, dulu waktu SMA juga hobinya tawuran, pulang-pulang mukanya nggak berbentuk, yang kemaren sih nggak seberapa"

Mereka bertiga tertawa tanpa menghentikan kakinya melangkah, berjalan beriringan mengantar Rima menuju pintu keluar kediaman Icha, sudah sejak satu jam lalu disore hari yang cerah ini Rima datang guna membicarakan kesalahpahamannya kemarin, untungnya setelah Ia jelaskan orang tua Icha mau mengerti dan memaafkannya.

Sampai didepan pintu Rima menoleh kearah sang tuan Rumah ia tersenyum seraya berkata
"Aku pulang ya, Jeung, Mas"

Namun saat Ia menoleh Icha jalan mendekat dengan wajah yang terlihat terkejut

"Tante Rima disini?" Tanya Icha ragu-ragu

Rima mengelus rambut Icha seraya tersenyum "Iya, tante kesini mau minta maaf sama orang tua kamu, dan sama kamu juga, Sayang"

Icha balas tersenyum, Ia melihat wajah kedua orang tuanya yang juga tersenyum, itu berarti tidak ada kesalah pahaman lagi, apa yang Billy katakan bahwa Mamanya akan datang meminta maaf bukanlah hisapan jempol belaka, Ia begitu gembira tidak ada lagi halangan untuk Ia menjalin kasih dengan Pangeran tercintanya

"Jadi tante Rima nggak benci aku kan?"

Buru-buru Rima memeluk Icha "Enggak dong sayang, maafin tante udah nuduh kamu yang enggak-enggak, lagian mana mungkin sih tante benci calon mantu kesayangan"

Mendengar hal itu hati Icha berbunga-bunga, terbang keawang-awang bersama kupu-kupu, mendapatkan restu dari sang calon Ibu mertua membuatnya luar biasa bahagia, dalam hati Icha terkikik geli belum tentu juga Ia akan menikah dengan Billy tapi sudah begitu percaya diri mengaggap Rima calon Ibu mertua, tapi tak apa, harapan bisa saja menjadi nyata bila tuhan memang mengendakinya

Tapi kemudian satu nama melintas dipikirannya, Laras. Iya bagaimana dengan gadis itu, "Terus Laras gimana tante?"

Rima melepaskan pelukannya pada Icha, Ia menatap mata Icha yang bening penuh dengan kejujuran, alangkah Ia sangat merasa bersalah sudah berburuk sangka pada gadis manis pujaan hati anaknya ini.

"Nggak ada Laras, nggak ada gadis manapun yang tante ijinin buat jadi calon istri anak tante, restu tante cuma buat kamu, Sayang"

Lagi, senyum tercektak dibibir Icha dan dan ketiga orang dewasa dihadapannya, walau ada sedikit kebingungan kenapa mama Billy selalu berkata tentang menantu, apa ia akan dilamar Billy? Icha menggeleng samar jangan pikirkan itu dulu, otaknya memperingati. bisa bersama Billy tanpa ada laranganpun sudah membuatnya bahagia, ia tidak mau berharap berlebihan.

"Yaudah tante permisi dulu ya, Papanya Billy suka marah kalo pas pulang nggak ada tante"

Icha terkekeh kecil seraya mengangguk "Ati-ati tante"

"Hati-hati, salam untuk Gunawan" timpal Ayah Icha yang kemudian dibalas anggukan oleh Rima dan sejurus kemudian Rima melangkah, berjalan santai menuju kendaraan beroda empatnya.

Merrying StrangersWhere stories live. Discover now