Part 16

3.6K 212 15
                                    

Trimakasih vote and komennya, sekarang minta vote 50+ dan 15+ komen, boleh? Boleh dong ya hihi, dan tolong jangan komen NEXT, nulis itu nggak seggampang ngetik next, makasih bagi yang mau bekerja sama ;)

Nyampe target 50+ vote dan 15+ komen = apdet lanjutan hehhe

Happy reading!
____________________________

Icha memarkir motor maticnya sembarangan
didepan post satpam kampusnya, Ya. Ia mengikuti Billy yang ternyata menuju kampusnya yang juga kampus Billy dulu.

"Permisi Pak, Bapak liat Billy pergi ke arah mana enggak?" Tanya Icha pada salah seorang tukang bersih-bersih yang sedang akan menarik bak sampah

"Billy?" Ujar bapak tersebut, sambil berfikir " Oh itu tadi bapak liat masuk ke gedung A" jawabnya

Beruntung Billy berpredikat sebaggai 'cowok populer' hingga tukang bersih-bersih saja mengenal Billy, memudahkan Icha mencari Billy tanpa perlu repot-repot pontang-panting kesana kemari sendiri.

"Oke, makasih ya pak!" Seru Icha seraya berlari kearah gedung A seperti yang Bapak tukang bersih-bersih itu arahkan

Setiap kelas Icha tengok dari depan pintu, tapi batang hidung Billy tak terlihat, Di kantin dan perustakaan juga tidak ada hingga membuat Icha mengeluh kesal

Icha berlari kearah mading saat Ia melihat salah seorang laki-laki yang siang tadi makan bersama Billy di kantin tengah berdiri mencatat tulisan dari mading. Icha tidak tahu siapa nama pria itu walau sering melihat wajahnya, namun Icha tau pria itu adalah seniornya.

"Maaf kak numpang tanya, kakak liat Billy nggak?" Tanya Icha dengan suara sedikit tersengkal akibat berlari-lari

Pria itu mengerutkan kedua alisnya, seolah tidak paham dengan pertanyaan Icha, dalam hati Icha menggerutu

"Lo nyari Billy? Billy Davidson?" Ujar pria itu, balik bertanya.

Icha mengangguk dua kali sebagai jawaban dari pertanyanyaan pria itu

"Gue nggak liat, emang dia ada disini?"

Icha menggeram, 'malah balik nanya lagi!' Rutuk Icha dalam hati.

"Oh ya udah kalo kakak nggak tau, makasih ya"

Namun saat Icha akan berbalik pria itu berkata "Coba cari di atap, biasanya dia suka kesana"

Icha mengerutkan alisnya Bingung, "ngapain Billy ke atap-atap? Dia mau shooting drama korea apa gimana?" Gumam Icha yang masih bisa didengar pria itu

"Jangan-jangan ...?!"
Tiba-tiba matanya terbelalak lebar kala terbesit kemungkinan jika Billy berbuat nekat, Icha buru-buru berlari menaiki anak tangga yang jumblahnnya mampu membuat betis membesar

Sementara pria didepan mading itu hanya memandangi Icha yang berlari bak kesetanan

"Jadi Billy beneran kenal Icha?" Gumam pria itu "mampus damar ditikung Billy" sambungnya yang ternyata adalah Encep.

****

Saat sudah sampai diatap gedung, Icha berhenti sejenak dengan posisi membukuk kedua tangannya ditumpukan di kedua lututnya Seperti sedang ruku, berusaha menormalkan nafasnya yang tersengkal-sengkal, tidak berapa lama Icha menegakkan tubuhnya, matanya berkeliling mencari keberadaan Billy, hingga Ia menemukan seseorang yang tengah berdiri diujung atap yang dibatasi dinding sampai batas dada orang dewasa dan Ya orang itu adalah Billy.

Icha kembali berlari menghapiri Billy

"Galau lo nyusahin!" Ujar Icha dengan deru nafas yang masih tersengkal "Sukur deh lo masih idup, gue kirain lo udah lompat kebawah" sambungnya

Ekor mata Billy melirik kearah Icha yang tiba-tiba berdiri disampingnya, namun Ia tak menghiraukannya sebab Ia masih dalam mode marah, kemudian tiba-tiba tubuhnya ditarik hingga Ia berada dalam dekapan tubuh mungil Icha, tangan kecil itu melingkari lehernya dan menekan kepalanya membuat badannya sedikit membungkuk menginbangi tubuh Icha yg lebih pendek daripada dirinya, tangannya diabiarkan menggantung tanpa membalas dekapan Icha

"Gue tau lo pasti lagi emosi banget" ujar Icha

"Ngapain lo peluk-peluk gue? Lepasin!" Desis Billy yang masih dalam pelukan Icha

"Ck, sebab lo lagi galau, dan orang galau itu butuh pelukan" jawab Icha

Buru-buru Billy melepas pelukan Icha, Ia menatap wajah Icha nyalang, matanya merah penuh amarah, "Kenapa lo nggak nurutin kata-kata gue!" Desis Billy tajam, Icha merasa ngeri sekaligus kesal dengan sikap Billy sekarang.

"Kata-kata yang mana?!" Jawab Icha, wajahnya merengut sebal.

Billy mendengus "Gue udah bilang sore ini lo nggak boleh pergi kan, kenapa lo masih milih pergi?!" Bentak Billy

"Hah?" Mulut Icha menganga "jadi lo ini marahnya sama gue, gara-gara nggak nurutin printah lo gitu? Lo bukannya marah gara-gara Laras?"

Icha sedikit terkejut, karena diluar dugaannya Billy malah marah terhadap dirinya, apakah Ini semata-mata penyaluran emosinya, atau memang Billy sungguh-sungguh marah padanya? Lagi-lagi pertanyaannya, kenapa Billy harus semarah ini? Apa alasannya?.

Billy bungkam, Itu juga yang Ia bingungkan, Ia memang marah pada Laras yang katanya tidak mencintai mantannya lagi tapi malah menangis dalam pelukan Samudra, namun Ia juga marah pada Icha, Ia tidak lupa tujuannya datang kerumah Samudra itu untuk menyeret Icha pergi. Sebenarnya ada apa dengan dirinya kenapa Ia menjadi manusia serakah sekarang?! Batinnya memaki.

"Bill apa lo ....-" Icha meneguk air liurnya, merasa kerongkongannya tiba-tiba karatan

"Apa lo suka sama gue?" Lanjutnya dengan suara pelan nyaris seperti cicitan tikus.

Billy menatap mata Icha dalam, berusaha mencari kebenaran dalam hatinya sendiri melalui mata bening itu, Billy bertanya-tanya apakah sungguh cinta yang Ia rasakan terhadap gadis dihadapannya ini.

Semakin lama Billy menyelami mata Icha, seakan Ia mendapati keyakinan jika Ia memang menaruh rasa pada Icha, terbukti dengan degup jantungnya yang kian berdetak tak beraturan, melihat mata bening itu, wajah manis itu, bahkan bibir sexy itu Billy tak sanggup berpaling seakan kepalanya ditahan oleh makhluk tak kasat mata, namun Billy belum tahu sedalam apakah perasaannya, apakah hanya perasaan sesaat, ataukah benar-benar cinta.

Tak berbeda dari Billy, bahkan jantung Icha seakan sudah tak berfungsi normal, debarannya membuat wajah Icha memanas, Billy memandanginya dengan lekat, Ia menantikan jawaban apa yang akan Billy katakan, dalam hati Icha merapalkan do'a berharap Billy membenarkan dugaannya.

Bukannya membuka suara, Billy malah kembali menghambur kepelukan Icha, membuat jatung Icha semakin bergenderang saja. Sebab kepala Billy menyeruak masuk dicekungan lehernya.

"Bi..Bill, lo ngapain?" Ujar Icha gugup

"Lo bilang orang galau butuh pelukan" Ujar Billy, nafasnya bersemilir dikulit leher Icha membuat lutut Icha terasa lemas, tubuhnya pun mendadak panas

"Dan sekarang gue lagi galau" sambung Billy "Icha .... gue cinta Laras"

Seketika jantungnya ya tadi berdebar kini menjadi mencelos turun sampai keperut lalu dimakan cacing, Icha sadar tak semestinya Ia menaruh harapan pada pria yang jelas-jelas cinta mati pada kekasihnya, dalam lubuk hatinya juga Icha tahu jika Billy akan menjawab demikian, tapi karena menggenggam harapan Icha berani mengambil resiko, resiko patah hati lagi seperti saat ini.

Bukan kah secara tidak langsung Icha ditolal Billy?

Perih rasanya, Belum pernah Icha merasakan cinta bertepuk sebelah tangan, bahkan saat putus dengan Reno pun hatinya tak sesakit ini, jika saja Ia tahu sebegini sakitnya, Icha akan lebih membentengi dirinya dari pesona Billy dulu, namun semua sudah terlabat, perasaanya bukan cuma naksir, Icha sungguh mencintai Billy, Icha hanya bisa beraharap semoga rasa cintanya segera pergi, Icha sungguh tak sanggup menahan rasa sakit ini.

berusaha menguatkan dirinya Icha membalas dekapan Billy.
"Emang udah seharusnya lah, Laras kan pacar lo" Ujar Icha yang sedikit tercekat, matanyapun sudah memerah, sebisa mungkin Icha manahan agar air matanya tak jatuh.

Kemudian Icha merasa Billy semakin mengeratkan pelukannya, yang justru membuatnya hati Icha semakin sesak.

Tbc

Merrying StrangersWhere stories live. Discover now