Part 8

3.8K 191 8
                                    

Sorry for typos, nggak typo nggak gaul hhehe,

_______________

Icha dan Billy masih duduk di taman belakang kediaman keluarga Billy, namun dihadapan mereka kini berdiri seorang wanita paru baya beruasia limapuluhan yang terlihat masih sangat cantik dan awet muda, siapa lagi kalau bukan Ibu Billy, Mata tajamnya menperhatikan Icha dan Billy yang terlihat Shok yang berusaha mereka berdua tutupi.

"Jadi apa dugaan mamah benar kalian sedang menciptakan konspirasi?" Tanya Ibu Billy dengan nada mengintimidasi.

"Konspirasi apaan? Mamah ada-ada aja" jawab Billy dengan tampang meyakinkan

Ibu Billy memicing menatap mata anaknya, berusaha menerka, Billy berbohong atau tidak, pasalnya Ia memang tak benar-benar mendengarkan percakapan antara Billy dan Icha tadi, hanya suara kekehan penuh muslihat saja yang Ibu Billy dengar

"Oke Terserah, pokoknya apapun yang akan kalian rencanakan mamah akan tetap menikahkan kalian berdua, dan nanti sore kalian harus ke tokonya tante imel, pesen cincin pernikahan, mamah udah telpon tante imel tadi" kemudian mamah Billy pergi meninggalkan mereka berdua yang sibuk saling nenyalahakan

***

setelah dari toko tante Imel, Billy dan Icha berakhir di sebuah caffe, duduk santai sambil menyesap kopi dengan krimer yang berbentuk hati

"Eh Bill, nanti kan kita pasti batal nikah, tapi cicinnya tetep buat gue ya, soalnya cincinnya cantik banget, gue suka" ujar Icha dengan mata berbinar menerawang cincin yang Ia pesan tadi, serta dengan nada suara manja bagai bocah sedang meminta permen.

Billy memutar bola matanya malas "Enak aja, itu cincin mahal, rugi amat gue kasih ke elo!"

Icha mempoutkan Bibirnya kesal
"Pelit banget sih lo! Kan gue suka banget sama cincinnya, bodo amat ntar gue colong kalo lo nggak mau ngasih!" Rengek Icha

Billy tertawa melihat tingkah Icha, seminggu menegenal Icha bagai sudah 10 tahun karean tidak ada kata jaim diantara mereka. Icha yang ceplas-ceplos setiap katanya jarang disaring, saat suka bilang suka saat benci bilang benci, dan Billy suka itu, tunggu dulu suka??? Dengan cepat Billy menggeleng-gelengkan kepalanya berusaha menormalkan kembali pikirannya yang agak miring akibat berlama-lama dengan makhluk cerewet seperti Icha

"Kenapa lo geleng-geleng?" Tanya Icha bingung.

"Nggak papa, gue cuma lagi kepikiran buat laporin lo kepolisi kalo sampe lo beneran nyuri cincinnya" kilah Billy

Icha berdecak sebal, kemudian menenggak kopinya dengan cepat guna menyalurkan kesebalannya.

Saat Icha ingin adu argumen lagi membahas perihal cincin pernikahan yang Ia sukai, sebuah suara menginterupsinya, suara yang sangat Icha hafal

"Jadi dia alasan kamu mutusin aku?!" Ujar suara itu yang ternyata mantan pacar Icha, Reno.

Reno menarik tangan Icha dengn paksa membuat Icha terhuyung merdiri, hingga meimbulkan suara kursi berdecit nyaring.

Icha geram, dengan paksa Icha melepas cengkraman tangan reno, matanya menatap reno nyalang, selama ini Icha bersikap biasa saja bukan berati dia tidak marah, demi apapun Ia sangat sakit hati tethadap Reno. Mantan pacar yang sudah dipacarinya kurang lebih dua tahun lamanya.

"Apa-apaan sih lo?!"

"Kamu tuh yang apa-apaan! Kamu nuduh aku selingkuh dan nggak mau dengerin penjelasan aku, tapi malah kamu disini duduk berdua sama cowok lain! Bukannya itu menunjukan kalo kamu yang sebebenernya selingkuh!"

Icha semakin geram dibuatnya,
"Lo mau memutar balikan fakta?! Emang lo liat gue cium-ciuman sambil grepe-grepan sama dia?! Enggak kan! Udah lah Ren, lo enggak usah gangguin hidup gue lagi, kita itu udah putus!"

Merrying StrangersWhere stories live. Discover now