Chapter 10

5.4K 480 17
                                    

Seira POV

Aku bertukar pandang dengan Gon dan beberapa anak dengan wajah pucat. Ini tidak mungkin....

Aku berlari menuruni tangga, aku berjalan perlahan dengan mulut ternganga tidak percaya dengan apa yang kulihat, langit mendung dengan ratusan bahkan ribuan burung gagak melayang menutupi langit.

"Ini...tidak mungkin," gumam Gon disampingku sambil mengeleng tak percaya, "Raven-na.."

Aku menoleh cepat kearahnya, apa dia bilang, Ravenna? Ratu Ravenna...?

"Ap-apa maksudmu?"

"Ratu Ravenna sudah.... Bangkit."

"Apa?!"

"Dia sedang mengumpulkan kekuatannya kembali."

Aku terhenyak, ratu Ravenna bangkit? Jantungku terasa berhenti berdetak, tubuhku tak bisa bergerak hanya bisa mematung di tempatku berdiri.

"In-ini..?" Aku menoleh dan melihat tatapan tak percaya dari Victor yang sepertinya baru bangun, "Ravenna?"

Gon dengan kening berkerut menganguk lemah, "ya, ratu Ravenna sudah bangkit."

Aku melihat seorang anak laki - laki mendekati tangga teras,"Berhenti...base camp ini sudah diselimuti perisai pelindung." Anak itu menoleh ngeri menatapku lalu berjalan mundur.

Aku merasakan tatapan Gon dan Victor, aku menelan ludah, "kita terperangkap disini."

***

Fred berjalan mundar - mandir dengan gelisah, "kita terperangkap dan ratu bangkit? Kengerian apa lagi ini?!" Suaranya menahan amarah yang berkecamuk.

"Berhenti mundar - mandir seperti itu, Fred! Kau membuatku pusing!" Omel Angela.

Fred berhenti lalu bersandar di tembok sambil melipat tangannya di depan dada, "sekarang bagaimana?" ucapnya tak sabar.

Tak satu pun dari kami yang menjawab, aku pun tak tahu apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Ratu bangkit dan kami terperangkap, menurutmu apa yang bisa dilakukan?

"Kau bisa merasakan aura ratu?" Tanya Dean, membuatku memandangnya.

"Yang kurasakan hanya aura yang sangat gelap, dingin namun berkuasa tapi tak sebesar yang ada di dalam mimpiku."

"Kekuatannya belum kembali seluruhnya, andaikan ia sudah bangkit 'sepenuh'nya sudah dipastikan hari ini merupakan hari kematian kita,"Gon menekan kata 'sepenuh'nya, nada bicaranya dingin.

Aku menatap keluar jendela, burung gagak itu masih melayang di udara membuat langit menjadi semakin gelap dengan absennya matahari.

"Dan siapa yang membuat pelindung itu?" Tanya Cedric.

"Penyihir gila itu."

Oliver menganguk dengan kesal, "baiklah, ada penyihir gila yang tidak kita ketahui, lalu ratu bangkit dan sekarang kita terperangkap," Ia menghela napas dengan kasar." Ini benar - benar membuatku gila!" Oliver mengepalkan tinjunya menahan rasa kesalnya.

Kami frustrasi itulah yang kami rasakan saat ini. Entah sampai kapan penyihir gila itu akan mengurung kami dan bagaimana nasib kami ke depannya? Aku tidak tahu, aku tak mau berspekulasi apapun. Keadaan ini membuatku khawatir, sangat khawatir.

"Kita tenang dulu, aku tahu dalam situasi seperti ini tidak mungkin kita bisa tenang. Tapi, aku tidak mau penyihir itu memanfaatkan situasi ini untuk membuat kita takut dan kehilangan kewaspadaan ataupun harapan," Dean berkata dengan tenang, "kita lihat sampai kapan ia akan mengurung kita, ketika kita memiliki kesempatan, kita gunakan itu."

Ljosalfar : The Light Elves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang