Chapter 8

5.8K 515 34
                                    

Seira POV

"Selena, kau bisa mengunakan sihir?" tanya Gon setelah aku selesai menjelaskan.

Selena mengelengkan kepalanya. Gon terdiam, ekspresi wajahnya tak dapat kubaca lalu ia menghela napas.

"Sebaiknya, ini menjadi rahasia kita jangan sampai yang lain mengetahuinya. Sangat berbahaya bila berita ini tersebar dan sampai ditelinga penyihir itu."

Semua menganguk setuju. Aku merasakan aura beberapa prajurit penjaga memasuki arena berlatih, keningku bertaut, apa yang mereka inginkan?

Aku bangkit berdiri, "beberapa prajurit penjaga memasuki arena berlatih." Ku langkahkan kakiku keluar ruangan, diikuti teman - temanku.

Aku menatap mereka dengan curiga bukan kepada mereka namun apa yang mereka bawa. Entah kapan meja panjang yang penuh dengan berbagai senjata itu berada di arena berlatih. Aku yakin sekali Roper dan Frida belum kembali, untuk apa senjata itu?

Seorang prajurit penjaga yang menurutku adalah pemimpin mereka menyadari kehadian kami, ia menyungingkan senyum sonbongnya, "ahh...kalian sudah disana? Kemarilah, lihat apa yang kubawa untuk kalian." Ia menunjuk senjata dengan gerakan kepala, "anak buahku akan memanggil teman kalian yang lain."

Aku menatap pria itu dengan curiga lalu mataku teralih saat furcas baru muncul dan memenuhi arena berlatih.

"Baiklah...akan kujelaskan secara singkat. Kalian boleh dan diperbolehkan memilih senjata dan mengambil lebih dari satu. Mau 10? Itu terserah kalian, asal kalian mampu untuk membawanya," Senyum licik mengembang dibibirnya, "bawalah senjata yang kalian inginkan, untuk pertahanan diri kalian." Ia menekan nadanya penuh arti di kalimat terakhir.

Aku melangkah maju, memilih pedang dan busur lalu mengambil beberapa belati untuk berjaga - jaga. Setelah selesai memilih kulirik pria itu, senyum liciknya terlukis manis dibibirnya. Pertahanan katanya? Aku mendengus pelan.

***

Aku menatap langit yang berwarna sedikit kemerahan sebagai tanda matahari mulai menghilang dibawah garis cakrawala.

"Kau tak berlatih?" Tanya Selena sambil duduk disampingku.

Aku mengeleng, "kau sendiri kenapa tidak berlatih?"

"Aku sedang ingin bersantai," Ia tersenyum sambil menatap langit yang sudah benar - benar gelap, "aku ingin melihatmu berlatih sihir malam ini, bolehkah?"

Aku tertawa, "apa yang membuatmu begitu tertarik?"

Selena tersenyum, "kau membekukan pintu itu dengan mudah." Ia menatapku tak melepas sedikit pun senyumnya.

Aku bangkit berdiri, "ayo ke ruangan berlatihku akan kutunjukan apa yang ingin kau lihat." Selena bangkit berdiri dengan antusias.

"Kau yakin aman disini?" Selena menutup pintu lalu berlari kecil mengikutiku.

"Aman. Tidak akan ada yang menyadari kita menghilang dan mengunakan sihir disini." Selena mengangukan kepalanya, dari wajahnya ia terlihat sangat antusias, " Apa yang ingin kau lihat?" Senyumku mengembang.

"Api." Pintanya.

Aku merentangkan kedua tanganku dan kobaran api yang besar menyelimuti seluruh tubuhku. Senyum Selena mengembang, bisa kulihat wajahnya menampakan kekaguman dan bibirnya membentuk 'whoa' tanpa mengeluarkan suara.

"Air?"

Api ditubuhku menghilang saat aku mengayunkan tanganku ke depan dan membuat air menyelimuti tanganku. Sedangkan tanganku yang bebas membuat gelembung - gelembung air yang memenuhi ruangan.

Ljosalfar : The Light Elves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang