Part 36

18.1K 1.1K 50
                                    

Liam tengah bersiap-siap untuk menjemput Keira, karena ia berjanji akan mengajak Keira untuk pergi bersama malam ini.

Namun, tanpa Liam ketahui sebelumnya, ketika ia baru saja sampai di pijakan tangga terakhir, Liam melihat bahwa 'dia', masa lalunya tengah menyalami tangan Mamanya dengan koper yang berada di belakangnya.

Liam terkejut. Tidak tahu lagi harus berbuat apa, karena saat ini tubuhnya kaku tidak bisa bergerak.

Jantungnya berdebar dengan sangat kencang ketika Carrie menatap dan tersenyum padanya. Senyuman yang selalu menjadi kesukaannya dulu.

"Li, sini dong, jangan diam aja di sana,"  Mamanya memanggil untuk segera menghampiri mereka.

Merasa tidak enak, Liam pun langsung bergerak menghampiri mereka dengan perasaan yang tak karuan.

"Kamu temenin Carrie dulu, ya, Mama mau ke dapur sebentar." Setelah melihat bahwa Liam sudah berdiri di hadapan Carrie, Mamanya langsung meninggalkan mereka berdua dan menuju dapur.

Tiba-tiba, Carrie mendekati Liam dan mencium pipinya sekilas. Bahkan, rasanya masih sama seperti saat pertama kali Carrie menciumnya di tempat yang sama.

"Kamu... apa kabar?" Tanya Carrie seraya menatap intens manik mata Liam.

Tidak ada tanggapan, Carrie pun memeluk tubuh Liam dan menenggelamkan wajahnya di dada Liam. "I miss you so bad," lanjutnya.

Liam hanya diam tidak tahu harus berbuat apa. Namun, begitu teringat akan Keira, Ia pun melepaskan pelukan Carrie. "Maaf, aku harus pergi." Kemudian keluar dan langsung masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam mobil, Liam berusaha menenangkan dirinya agar segera menghapus segala rasa yang mendadak muncul saat melihat senyuman dan pelukan Carrie yang masih terasa di tubuhnya.

Ia memegang dadanya. Bahkan jantungnya berdebar sama seperti saat ia melihat Carrie untuk yang pertama kalinya.

Sedangkan Carrie, ia berusaha menahan air matanya yang ingin keluar dengan tersenyum getir. Hatinya sakit. Bahkan rasanya lebih sakit saat dulu Liam selalu meninggalkannya tanpa memberi kabar.

Maafin aku, Li. Aku dulu begitu bodoh, karena engga mendengar penjelasan dari kamu terlebih dahulu. Sekarang, aku sudah tahu alasannya kenapa. Jadi, biarkan aku menjaga dan merawat kamu. Batin Carrie, lalu menuju kamar tamu yang terletak di sebelah kamar Liam.

Di tempat lain,

Keira menunggu Liam dengan perasaan senang di dadanya. Ia tidak sabar untuk segera bertemu dengan Liam. Padahal, baru sehari ia tidak bertemu dengannya, tetapi rasanya sudah seperti satu tahun lamanya.

'Apakah ini yang selalu di rasakan oleh orang yang sedang jatuh cinta?' Pikir Keira tak lupa dengan senyum merekah di bibirnya.

Tidak lama kemudian, terdengarlah suara deru mobil memasuki pelataran rumahnya. Keira pun menuju jendela dan menatap ke bawah. Ternyata, Liam sudah sampai.

Dengan perasaan berbinar, Keira pun mengecek penampilannya terlebih dahulu sebelum keluar kamar. Setelah ia puas dengan apa yang ia kenakan, Keira pun segera turun ke bawah.

"Hey," sapa Keira begitu sampai di hadapan Liam.

Liam tersenyum dan langsung memegang tangan Keira. "Tante, saya minta izin, mau mengajak Keira keluar sebentar," Ucapnya sopan pada Mama Keira.

Mama Keira mengangguk setuju. "Baiklah, tapi jangan pulang larut malam, ya."

"Tidak akan, tante." Liam dengan mantap menggelengkan kepalanya.

Mereka berdua pun segera menuju mobil setelah berpamitan kepada Mama Keira.

Sepanjang perjalanan, mereka berdua terlihat selalu mencuri pandang dan salah tingkah jika keduanya ketahuan sedang memandangi satu sama lain.

Tentu saja itu membuat Keira sangat canggung. Pasalnya, ia tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Hanya Liam yang mampu membuatnya menjadi orang bodoh ketika sedang bersamanya.

"Jadi, kamu ngajak aku ke taman ini?" Tanya Keira begitu sampai di tempat yang Liam maksud.

"Iya, kamu gak suka?"

Keira mengangguk senang. "Suka banget."

Keira pun langsung mengamati sekeliling taman yang mampu menarik perhatiannya itu. Sangat indah.

Taman ini dikelilingi dengan lampu-lampu kecil yang terdapat di seluruh batang pohon. Udara yang sangat sejuk dengan hembusan angin yang memberikan efek damai pada dirinya.

Biasanya, Keira selalu ke taman yang berada di kompleknya bersama Samuel. Jadi, Ini merupakan yang pertama kalinya ia menginjakkan kaki di taman seperti itu.

Liam pun segera mengajak Keira menuju bangku panjang yang berada tepat di samping batang pohon yang dikelilingi oleh kerlap kerlip cahaya lampu.

"Mau minum apa, Kei?"

"Apa aja,"

Liam pun langsung pergi menuju salah satu penjual minuman. Meninggalkan Keira sendiri yang terlihat selalu menampakkan senyum di wajahnya.

Tidak lama kemudian, Liam kembali dengan dua botol minuman dan dua kembang gula berwarna merah muda di tangannya.

Entah kenapa, saat melihat kembang gula yang Liam bawa, Keira menjadi teringat Samuel. Seharian ini, Samuel memang tidak menghubungi bahkan mengirim pesan untuknya.

"Wah, ini kan jajanan kesukaan aku. Dulu Samuel sering beliin kalo kita berdua la-" Keira pun segera menutup mulutnya, karena ia merasa tidak enak pada Liam.

Liam tersenyum tulus seakan mengerti dengan tingkah Keira. "Gapapa, kok, gak usah ngerasa sungkan untuk bahas tentang Samuel," ucapnya dengan sangat lembut.

"Ma-maaf, ya, Li." Keira menundukkan wajahnya karena ia sangat merasa bersalah.

Liam memegang tangan Keira dengan erat. "Kei," panggilnya.

Keira kembali mengangkat wajahnya dan menatap Liam sendu. "Apa?"

"Kamu percaya, 'kan sama aku?" Keira pun mengangguk dengan mantap.

"Emang kenapa?" Tanya Keira kembali, lalu menaruh kepalanya di bahu samuel. Setelah itu, ia mulai memakan kembang gulanya.

"Kamu harus percaya, kalo apapun yang terjadi ke depannya, kamu akan selalu jadi seseorang yang aku sayang, dan aku janji akan selalu berada di samping kamu, jadi kamu gak perlu khawatir kalo aku akan pergi ninggalin kamu." Entah kenapa, setelah mengucapkan itu, hati Liam sangat sakit. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya kalau ia akan benar-benar tidak ada di samping Keira lagi.

Keira terenyuh mendengar ucapan Liam. Tetapi, ia tetap mengangguk. "Aku percaya, kok." Balasnya.

Maaf, Kei, gue sendiri juga engga yakin kalo gue akan selalu berada di samping lo.' Batin Liam. Kemudian, ia memeluk tubuh Keira dari samping dan mencium puncak kepala Keira dengan lembut yang membuat hati Keira menghangat.

••••••

[A/N]

Hai semua, aku udah publish part 1 cerita Lisa dan Rio. Tolong dibaca ya, judulnya Endless Feeling. Aku seneng banget kalau kalian mau baca cerita itu!:)

Terima kasih.

August 15, 2016.

complicated feeling | ✓Donde viven las historias. Descúbrelo ahora