Part 14

23.6K 1.5K 36
                                    

"Eh, kelompok kita ditunjuk sama panitia buat nyanyi saat api unggun besok," kata Faren sekembalinya ia dari tempat pengarahan. Menatap mereka semua -anggota kelompoknya- satu persatu.

"Terus, siapa yang mau nyanyi?" Tanya Ivy. Tiba-tiba, mereka semua menatap ke arah Keira sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Keira pun mengernyit bingung. Namun, saat ia menangkap arti dari tatapan mereka, saat itu juga ia mengerti apa yang sedang mereka pikirkan. "Gue ngga mau!"

"Harus mau, Keira. Pokoknya, lo yang nyanyi dan gue yang akan main gitar," sanggah Reynald cepat, sebelum nantinya akan ada penolakan lagi dari Keira. Mau tidak mau, Keira pun mengangguk, walau sebenarnya ia sama sekali tidak minat menyanyi-lagi-di depan para murid sekolahnya. Cukup sekali saja.

"Lo mau bawain lagu apa?" Tanya Liam sembari menatap Keira penasaran.

"Belum tau, nih."

"Yaudah, lebih baik kita masuk ke tenda aja. Liat tuh, udah sepi," Reynald pun bangkit berdiri dan membersihkan bagian belakang celananya menggunakan tangannya.

Mereka semua pun langsung mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Benar saja, di sekitarnya memang sudah sepi. Mungkin, hanya ada beberapa murid yang sedang membuat mie instan di luar.

"Kalian masuk aja duluan, biar kita liatin dari sini," ucap Faren.

Karena merasa sedikit lelah, akhirnya Keira bersama Lisa dan Ivy pun masuk ke dalam tendanya. Setelah itu, barulah para cowok mengikuti jejak mereka.

Walaupun sudah berada di dalam tenda dari dua jam yang lalu, tetapi Keira belum bisa memejamkan matanya sama sekali. Berbanding terbalik sekali dengan Lisa dan Ivy yang sudah tidur dari awal mereka masuk tenda. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk mengambil headset di dalam tasnya dan memainkan lagu dengan volume sekencang mungkin.

Alasan sederhana kenapa Keira belum bisa tidur adalah takut. Ya, ia takut kalau tiba-tiba ada sesuatu yang tidak terlihat dan tidak diinginkan akan muncul. Sejak kecil, ia memang takut sekali kalau sudah berbau hal-hal mistis dan tak kasat mata. Nyalinya sangat kecil untuk yang satu itu.

Sial, sempet-sempetnya kepengen pipis di saat kayak gini.

Merasa sudah sangat tidak tahan, Keira pun akhirnya memilih untuk membangunkan Lisa yang berada di sebelah kirinya. "Lis, bangun. Anterin gue ke toilet, dong."

Lisa menggeliat, tetapi tidak kunjung membuka matanya. Sekali lagi, Keira membangunkannya, tetapi lebih kencang. "Sendiri aja sana."

Menyerah dengan Lisa, Keira pun membangunkan Ivy yang berada di sebelah kanannya. "Vy, anterin gue ke toilet, please."

Berbeda dengan Lisa, kali ini Ivy membuka matanya walau hanya setengah. Tetapi, itu tidak lama karena setelahnya ia memejamkan matanya kembali. "Gue ngantuk, Kei. Lo udah gede, jadi sendiri aja."

Mendengar balasan Ivy, Keira pun mendadak kesal. Bagaimana mungkin mereka berdua asik tidur, sedangkan temannya malah diabaikan begitu saja. Mau tidak mau, ia pun harus pergi ke toilet sendiri. Ya, semoga saja, hal yang aneh-aneh tidak akan terjadi padanya nanti.

Saat berada di luar tenda, Keira melihat Liam dan Reynald sedang memakan mie instan berdua. Ia pun lantas menghampiri mereka dan sontak membuat Liam dan Reynald terkejut melihatnya.

"Loh, Keira? Lo ngapain disini?" Tanya Reynald penasaran.

"Gue pengen ke toilet, tapi takut."

"Takut kenapa? Kan, lo bisa minta anterin Lisa atau Ivy," sahut Liam dengan bingung.

complicated feeling | ✓Where stories live. Discover now