Part 31

20K 1.2K 47
                                    

Keira.

Entah kenapa, akhir-akhir ini sikap gadis itu semakin berubah. Ia jadi suka menyendiri dan jarang pula berbicara. Bahkan, ia baru mau berbicara kalau ada orang yang bertanya. Sedangkan Liam yang melihat hal itu, hanya bisa diam tanpa berbuat apapun melihat sikapnya.

Liam tahu, mungkin gadis itu masih belum bisa menerima segala fakta yang selama ini selalu ditutup rapat-rapat oleh Samuel. Ia pun memaklumi itu.

Namun, yang menjadi permasalahan untuk Liam adalah, permintaan Samuel yang menyuruhnya untuk menggantikan posisinya membahagiakan Keira. Menurutnya, permintaan itu sangat berat untuk dijalani. Kenapa? Karena ia sendiri tidak mau kalau kejadian di masa lalu terulang lagi untuk yang kedua kalinya. Ia takut tidak bisa membahagiakan Keira dan berakhir dengan gadis itu meninggalkannya.

Asal kalian tahu, Liam pun akan dengan senang hati membahagiakan Keira, tanpa harus disuruh oleh Samuel. Bahkan, kalau bisa, dari awal ia punya perasaan dengan gadis itu, ia akan langsung mengutarakan perasaannya.

Tetapi, ada satu hal yang kalian semua tidak tahu tentangnya. Tentang Liam. Ia bukanlah orang yang sesempurna seperti kalian kira. Menurutnya, ia memiliki begitu banyak kekurangan. Dan itulah yang menjadi alasan kenapa seseorang yang ia sayang di masa lalu meninggalkannya.

Disaat ia sudah memberi kepercayaan penuh untuk orang yang disayanginya, tetapi dengan mudahnya orang tersebut menghancurkan kepercayaan itu.

Sakit? Sedih? Sudah pasti. Hanya orang yang tidak punya hati dan bodoh, yang tidak merasa sakit hati dan sedih, disaat orang yang kita sayangi meninggalkan kita demi orang yang menurutnya lebih baik.

Terlebih lagi, Liam tidak akan mau membuat Keira merasakan apa yang pernah seseorang rasakan di masa lalunya.

Ia tidak akan tega membuat Keira merasakan hal itu. Bahkan, ia tidak akan sanggup jika melihat Keira mengeluarkan air mata, karena dirinya yang tidak akan pernah bisa menjanjikan gadis itu sebuah kebahagiaan.

Liam tengah berada di Hyde Park, Sydney. Tempat ia dan pujaan hatinya biasa menghabiskan waktu. Taman itu juga merupakan bukti dari pernyataan cinta Liam pada Carrie, kekasihnya.

Carrie merupakan seorang gadis yang sangat cantik dan baik hati. Ia juga seorang gadis yang sangat suka bersosialisasi dan memberikan bantuan pada orang yang hidupnya kurang mencukupi. Sifat ceria dan periangnya selalu menjadi obat bagi Liam jika ia sedang sedih. Itulah alasan mengapa Liam begitu menyukai dan menyayanginya.

Namun, sifat itu perlahan hilang dari Carrie. Ia tidak lagi peduli pada Liam. Bahkan, ia juga terlihat selalu menghindari Liam. Hingga akhirnya, hari ini Carrie bersedia bertemu dengan Liam.

Carrie menatap hamparan tanaman di depannya. "Jadi, apa yang akan kamu katakan?" Tanyanya pada Liam.

Liam memegang tangan Carrie, namun, dengan cepat Carrie menepisnya. "Maaf," Carrie menatap Liam dengan tatapan yang sulit diartikan. "Maafin aku, karena udah sering ninggalin kamu." Lanjutnya.

Carrie berdecak. "Maaf katamu? Aku disini selalu menunggu kamu. Bahkan, setiap saat aku selalu nunggu kabar dari kamu. Tapi apa yang aku dapat? Kamu sama sekali engga pernah ngabarin aku. Sekarang, kamu dengan gampangnya bilang maaf ke aku." Carrie tidak dapat membendung air matanya lagi. Ia menangis dengan sesenggukan.

"Kamu gak tau gimana hancurnya aku tanpa kamu. Kamu janji akan selalu membahagiakan aku, tapi kamu malah membuat aku sakit hati dengan tanpa adanya kamu di samping aku." Liam meringis. Ia merasa sedih sekali, mendengar pernyataan dari Carrie.

Liam pun membawa Carrie ke dalam pelukannya. "Maafin aku. Aku punya alasan yang kuat kenapa aku selalu ninggalin kamu. Please, trust me." Ucap Liam dengan getir. Ia tidak lagi peduli dengan tatapan aneh orang di sekitarnya.

Carrie melepaskan pelukan Liam. "Jadi, kamu nyimpen rahasia di antara kita? Iya?" Tanyanya.

Liam menggelengkan kepalanya. "Bukan itu maksud aku, please, kamu harus percaya sama aku."

"Aku percaya sama kamu, tapi maaf, aku engga bisa lagi melanjutkan hubungan sama kamu. Aku udah punya seseorang yang lebih bisa membahagiakan aku dibandingkan kamu." Carrie pun bangkit berdiri.

Liam pun memegang kedua tangan Carrie dengan erat. "Tolong kasih aku kesempatan. Setelah ini, aku janji akan selalu ada di samping kamu." Carrie tidak berani menatap mata Liam. Ia takut jika ia akan luluh dan kembali padanya. "Aku percaya kalau kamu bisa memegang omonganku."

Dengan berat hati, Carrie kembali melepaskan tangan Liam darinya. Kemudian, ia mengecup bibir Liam sekilas. "Jaga diri kamu." Lalu pergi begitu saja dari hadapan Liam.

Liam terperangah. Ia tahu jika pada akhirnya Carrie akan meninggalkannya sendiri. Ia menatap nanar punggung Carrie yang semakin menghilang dari pandangannya.

Tiba-tiba, rasa sakit itu kembali menghampirinya. Rasa sakit yang baru-baru ini kembali menggerayanginya, setelah hampir lima tahun tidak pernah ia rasakan.

Pandangan Liam kabur, rasa sesak memenuhi dirinya. Ia tidak dapat menahannya lagi. Secara tak sadar, Liam telah terkulai lemah di atas aspal dengan tangan yang terus memegangi dadanya.

Seketika, orang yang berlalu lalang mengerumuninya dan menelepon bantuan untuk Liam. Liam menitikkan air matanya. Ia rela. Rela jika hari ini merupakan hari terakhirnya hidup di dunia.

•••

[A/N]

Siap-siap konflik baru, ya. Wkwk!:)

August 5, 2016.

complicated feeling | ✓On viuen les histories. Descobreix ara