Part 29

22K 1.3K 45
                                    

Samuel mengacak rambutnya frustasi, berusaha melupakan kejadian tadi sore bersama Keira. Ia merasa begitu bodoh, karena terlalu mementingkan perasaannya dibandingkan persahabatannya. Ia merutuki dirinya sendiri yang begitu santainya menyatakan perasaannya dihadapan Keira. Walaupun hubungan persahabatannya dengan Keira masih baik-baik saja, tetapi ia begitu merasa bersalah.

Sesampainya di kamar, Samuel membaringkan tubuhnya diatas kasur dengan posisi tengkurap. Menutup telinganya dengan bantal, berusaha menghilangkan suara-suara yang terdengar seakan mengejeknya. Namun, semakin ia mencoba untuk menghilangkan kejadian tadi, semakin ia mengingat pembicaraannya dengan Keira.

"Gue lagi gak mau becanda, Sam." Ucap Keira. Kemudian ia berdiri dari duduknya. Ia sedang berusaha menahan air matanya yang sejak tadi ingin keluar.

Samuel sontak ikut berdiri dan menggenggam kedua tangan Keira. "Gue engga becanda, Kei, gue serius," Ucap Samuel. Kemudian ia menarik napasnya sebelum melanjutkan ucapannya, "Gue sayang sama lo, Kei. Gue suka sama lo dari SMP. Awalnya gue kira itu cuma sayang sebatas sahabat, bahkan gue udah anggep lo sebagai adik gue sendiri, walaupun kita cuma beda satu tahun.

Tapi makin lama, gue makin sadar kalo rasa sayang gue sama lo bukan hanya sebatas sahabat atau kasih sayang seorang kakak terhadap adiknya. Gue tau kalo gue salah udah punya perasaan sama lo. Gue tau, Kei. Gue juga gak masalah kalo lo nolak gue, karena gue tau, lo gak akan pernah sayang sama gue."

Air mata Keira pecah begitu saja, ketika mendengar pernyataan dari Samuel. Keira hanya bisa menunduk sambil menahan isakannya agar tidak terdengar oleh Samuel.

"Ma-maafin gue, Sam." Keira menggigit bibir bawahnya.

Samuel kemudian menarik Keira kedalam pelukannya. "Lo gak perlu minta maaf, Kei. Lo gak salah."

"Gue sayang sama lo, Sam," Ucap Keira disela-sela tangisannya. Ia memeluk Samuel dengan erat. "Tapi, gue gak bisa. Please, maafin gue, Sam."

Tangisan Keira keluar semakin deras ketika ia mengucapkannya. Sedangkan Samuel, ia hanya bisa tersenyum lirih mendengarnya sambil mencium puncak kepala Keira dengan sayang. Ia harus bisa menerima apapun keputusan Keira.

"Keira, lo gak perlu minta maaf. Gue gapapa, kok. Justru gue lega udah bisa ngungkapin semua isi hati gue sama lo."

Keira pun melepaskan pelukannya dari Samuel. Ia menangkup wajah Samuel dengan kedua tangannya. Ia tersenyum menatap wajah Samuel yang memerah, karena menahan air matanya yang ingin keluar. Keira berjinjit dan...

Ia mencium bibir Samuel, hanya menaruhnya dan tanpa tuntutan. Kemudian ia menarik bibirnya kembali dan tertawa kecil disela tangisnya begitu menatap wajah Samuel yang terkejut.

"Lo tau, lo itu adalah segalanya buat gue, Sam. Lo akan selalu jadi bagian hidup gue untuk selamanya. Jadi, jangan pernah berpikir untuk ninggalin gue. Sekalipun lo punya pacar nantinya, lo harus tetep selalu ada buat gue, ngerti?" Keira menatap serius manik mata Samuel.

Samuel mengangguk patuh dan kembali membawa Keira ke dalam pelukannya. "I love you, my little bestfriend." Kemudian meloloskan sebutir air matanya yang sudah tak bisa ia tahan.

"I love you, too."

Tetapi dibalik itu semua, Samuel akhirnya bisa bernapas lega, karena perasaan yang telah lama ia pendam bisa ia keluarkan dengan tenang. Tidak ada lagi yang mengganjal di dalam hatinya, walaupun ia merasa begitu sakit dan rapuh sekarang.

Kemudian ia pun teringat kepada Liam. Ya, ia sangat yakin bahwa Keira dan Liam saling suka. Namun, status pertemanan menjadi halangan bagi mereka berdua. Terlebih lagi, Liam tahu kalau ia sudah lebih dulu menyimpan perasaan terhadap Keira.

complicated feeling | ✓Where stories live. Discover now