Part 15

22.8K 1.5K 69
                                    

Menunggu selama tiga jam di tenda seorang diri adalah hal yang sangat membosankan. Setidaknya, itulah yang Keira rasakan saat ini. Semua teman-temannya sedang sibuk mencari kayu bakar dan ranting pohon untuk acara api unggun yang akan diadakan nanti malam. Awalnya, ia bersikukuh ingin ikut, tetapi mereka melarang dengan alasan istirahat. Ya, walaupun begitu, ia sendiri tidak bisa menyangkal bahwa luka di kepalanya terasa sangat sakit. Namun, karena dirinya tidak mau melihat para teman-temannya khawatir, jadi sebisa mungkin ia bersikap seakan baik-baik saja.

Bosan, akhirnya ia pun memilih untuk menghafal lagu yang akan dibawakannya nanti saat acara api unggun. Sudah berlangsung selama satu jam dan dalam waktu sesingkat itu, ia sudah hafal liriknya dengan baik. Ya, itu juga karena lagunya memang sudah sering kali ia dengar. Maka dari itu, tidak butuh waktu lama untuk menghafalnya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah kaki orang yang berdatangan. Keira pun lantas membuka tenda dan melihat teman-temannya sudah selesai mencari apa yang mereka butuhkan.

"Udah selesai nyarinya?" Tanya Keira begitu ia keluar dari tenda dan menghampiri mereka semua.

"Udah, nih, " jawab Samuel sembari menghapus peluh yang mengucur deras di dahinya.

Keira pun menatap wajah mereka satu persatu dengan teliti. Benar saja, semuanya terlihat sangat lelah dengan keringat yang membanjiri seluruh dahi dan wajahnya. Saat itu juga, ia merasa sangat bersalah. Andai saja kejadian tadi pagi tidak terjadi, pasti ia bisa membantu teman-temannya itu agar tidak terlalu lelah.

"Maaf, ya, gue ngga bisa bantuin kalian," sahut Keira sembari menundukkan wajahnya.

Lisa pun menghampiri Keira dan memegang bahunya. Memberi tanda bahwa mereka semua tidak keberatan dengan itu. "Kenapa harus minta maaf sih, Kei?"

"Lo emang harus istirahat, kok. Jadi, engga perlu merasa bersalah," sahut Ivy yang langsung membuat Keira tersenyum lembut. Ia merasa sangat beruntung karena teman-temannya itu memang sangat peduli terhadapnya.

"Emang acaranya jam berapa sih, Ren?" Tanya Reynald. Kontan, mereka semua pun menatap Faren penasaran.

"Jam delapan malem," balas Faren.

"Katanya, abis itu bakalan ada jurit malam," celetuk Rio tiba-tiba.

Kenio pun langsung bergidik ngeri mendengarnya. Ia sangat benci kalau ada acara seperti itu. "Hah, serius?" Rio mengangguk sebagai jawaban.

"Kalau gitu, gue mandi dulu deh, nanti keburu gelap," kata Liam, Lalu melangkahkan kakinya tenda.

Mengingat waktu sudah menunjukkan pukul lima lebih, mereka semua pun juga mengikuti Liam dan masuk ke tendanya masing-masing dan membersihkan diri.

•••

"Tenang, jangan gugup, Kei," kata Samuel seraya menatap Keira yang saat ini sedang menahan rasa gugupnya.

Ya, sebentar lagi, Keira dan Reynald akan menampilkan sebuah lagu yang sudah mereka siapkan sebelumnya. Alasan dirinya gugup adalah karena para panitia yang menunjuk langsung kelompok mereka untuk menampilkan sebuah lagu. Tidak seperti kelompok lain yang harus menunjuk anggotanya sendiri. Apalagi, saat mereka disuruh menjadi penutup acara.

Dan, kelompok sebelum mereka pun selesai dengan penampilannya, yang berarti bahwa Keira dan Reynald harus segera ke tengah-tengah kerumunan dan menunjukkan penampilan mereka. Saat itu juga, Keira gugup setengah mati. Pasalnya, sudah hampir dua tahun sejak ia tampil di depan para murid saat kelas sepuluh dulu

Dengan dukungan dari para teman-temannya, Keira dan Reynald pun bergegas ke tengah-tengah kerumunan. Sebelum memulai penampilan mereka, Keira menutup matanya terlebih dahulu dan menarik napas sedalam mungkin. Setelah itu, memberi kode kepada Reynald bahwa dirinya sudah siap. Tanpa menunggu lama lagi, Reynald pun segera memetik gitarnya dengan mic yang sudah berada di hadapannya.

complicated feeling | ✓Where stories live. Discover now