"Mau bawa bekal apa saja?" tanya Bibi Sumi sambil membawa sepiring roti tawar dan keranjang piknik berwarna merah muda berukuran mini.

"Roti selai, buah, dan air itu sudah cukup" Rafael menggigit buah apel.

"Padang rumputnya ada dimana? Kok, Bibi belum pernah dengar" tanya Bibi Sumi sambil mengoleskan selai cokelat di roti tawar.

"Dekat sini, Bi. Memang enggak semua bisa ke sana soalnya cuma bisa ditempuh jalan kaki atau sepeda" jawab Rafael.

"Aden sering-sering main ke sini, ya. Nona Isyana bangunnya selalu siang kalau sendirian di rumah" ucap Bibi Sumi.

"Memang enggak ada kegiatan?" tanya Rafael.

"Ada tetapi selalu diatur siang sampe malam. Kecuali, kalau ada Tuan dan Nyonya. Nona Isyana pasti bangun pagi untuk sarapan bersama" kata Bibi Sumi sambil meletakkan roti di kotak makanan lalu dimasukkan ke keranjang piknik.

"Teman-teman Isyan enggak ada yang ke sini?" tanya Rafael melihat ke Bibi Sumi yang menyiapkan buah.

"Enggak ada. Nona Isyana enggak punya banyak teman dekat. Jadi, rumah ini selalu sepi" ucap Bibi Sumi dengan wajah murung.

"Nanti aku ajak teman-temanku main ke sini tetapi mereka cuma bisa membuat berantakan, Bi" Rafael terkekeh. Bibi Sumi tersenyum mendengar ucapan Rafael.



Keranjang piknik untuk ke padang rumput sudah siap. Isyana juga sudah berganti pakaian. Hanya menunggu Rafael yang sedang menghabiskan minuman, segelas susu cokelat hangat.



"Rafa, Ayo pergi!" ucap Isyana.

"Pagi ini kamu belum minum obat. Minum dulu obatnya" sahut Rafael santai sambil meneguk segelas susu cokelat miliknya.

"Obatnya habis. Ayo pergi sebelum siang" rajuk Isyana.

"Oh, iya. Ini sirup rasa apel pesananmu" Rafael menyerahkan botol sirup ke meja makan di depan Isyana. Isyana membola dengan sempurna.

"Aku sudah sembuh jadi enggak minum obat lagi" ucap Isyana.

"Minum obat dan langsung ke padang rumput atau sebaliknya itu keputusanmu" Rafael memainkan bibir gelas.

"Mulai, deh, mengancam!" seru Isyana sambil mengambil botol sirup.

"Aku ambilkan air putih dahulu" ucap Rafael bersiap berdiri.

"Aden duduk saja. Ini air putih untuk Nona" Bibi Sumi tiba-tiba datang dengan teko kaca yang berisi air mineral dan dua gelas kosong.

"Terima kasih, Bi" ucap Rafael mengambil gelas kosong dan mengisi dengan air mineral. Bibi Sumi kembali ke dapur. "Ini untukmu, Nona Isyana" goda Rafael.

SREEEKK

Isyana mengambil kain lap di meja makan lalu melempar ke arah Rafael.



"Emang, mukaku seperti piring?! Kamu lempar pakai kain lap!" Rafael membalas dengan melempar kembali kain lap ke Isyana.

"Aduh!" sahut Isyana tak menyadari ulah Rafael.




"Hahahahaa...."

Rafael tertawa terbahak. Bibi Sumi yang melihat dari kejauhan tersenyum senang.





"Sudah lama tak terdengar tawa di rumah ini" batin Bibi Sumi.


TAAP

Isyana segera mengambil sendok dan mengisi dengan obat sirup kemudian meminum obatnya.



SREEKKK

Isyana berdiri dari kursi dan melangkah cepat menuju ke Rafael.




"Sudah senang mengerjaiku?!" Isyana menarik daun telinga Rafael.

"Ampun, Isyaan! Ayo, kita pergi ke padang rumput" sahut Rafael dengan segera. Isyana kemudian melepaskan daun telinga Rafael dan mengambil keranjang piknik. "Minum air putih dulu" Rafael memberikan segelas air mineral ke Isyana. Isyana segera menerima dan meminumnya.

"Ayo pergi" Isyana membalikkan badannya.

"Sebentar aku haus" sahut Rafael.

"Aku tunggu di luar" Isyana berjalan menuju pintu utama.



Rafael mengambil gelas di depanya dan mengisi dengan air mineral.

GLEEK

Segelas air putih telah habis.
Bibi Sumi datang ke ruang makan untuk membersihkan meja makan.





"Bi, sirup ini simpan di kulkas. Sirup yang lama dibuang saja" ucap Rafael.

"Baik. Terima kasih, Den" sahut Bibi Sumi.

"Hah? Terima kasih untuk apa, Bi?" tanya Rafael.

"Rafaaaeelll!! Cepaat!!" teriak Isyana.

"Ya, sudah, Bi. Monster kecilnya sudah teriak-teriak" Rafael terkekeh.

"Rafaeel! Aku dengar apa yang kamu katakan!" teriak Isyana.

"Ups!!" sahut Rafael dan berjalan cepat menuju ke pintu utama.




Bibi Sumi yang melihat ulah Isyana dan Rafael hanya menggelengkan kepala kemudian membersihkan meja makan.

DIFFERENT WHY NOT [Revision]Where stories live. Discover now