"Suka sekali kamu mengancam, Rafa!"
Isyana menghela nafas panjang. Mata cokelatnya menatap sepiring makanan dan sebotol obat yang berada di depan. Tentunya obat dalam bentuk sirup.
"Sepertinya Rafael sudah tahu kalau aku anti obat" Isyana memegang botol sirup.
"Tapi..."
Isyana mengangkat botol sirup dan menatapnya.
"Kenapa aku bisa menunjukkan sifat kekanakanku di depan dia?" sahut Isyana dengan suara pelan.
"Non.. Makanan itu dimakan bukan diliatin" Bibi Sumi membuyarkan lamunan Isyana.
"Iya, Bi" sahut Isyana.
"Setelah itu obatnya diminum, Non. Kata si Aden, kalau Non Isyana enggak mau minum obat nanti hari Minggu si Aden enggak main ke sini" ucap Bibi Sumi.
Isyana tertawa kecil. "Bibi percaya saja sama dia" sahut Isyana.
"Sepertinya si Aden anak baik, Non. Buktinya Non Isyana bisa juga minum obat" ucap Bibi Sumi. "Kemarin juga si Aden yang menggendong Non Isyana sampai kamar" lanjut Bibi Sumi.
"Kamu istirahat saja. Aku yang jaga kamu. Tenang aku nggak meninggalkanmu"
Bayangan Rafael pun melintas.
"Kamu menepati omonganmu, Rafa" batin Isyana. Isyana mendekatkan makanannya dan mulai memakannya dengan perlahan.
"Selesai makan, jangan lupa obatnya diminun, Non" sahut Bibi Sumi.
"Iya, Bibi. Lama-lama Bibi cerewet seperti dia" protes Isyana.
"Biar si Aden besok ke sini menemani Non. Tuan dan Nyonya keluar kota untuk seminggu. Non Isyana biar tidak kesepian" ucap Bibi Sumi.
"Sudah biasa, kok. Kan, ada Bibi Sumi dan Pak Amin yang menemani" Isyana tersenyum.
"Dihabiskan, ya, Non, makanannya. Nanti kalau mau tambah panggil Bibi saja. Bibi ambilkan lagi makanannya" ucap Bibi Sumi.
"Terima kasih, Bi.." ucap Isyana.
Sepeninggalan Bibi Sumi, ruang makan kembali sepi. Hanya ada suara piring yang beradu dengan sendok dan garpu.
"Malam nanti, Rafa melawan Natan" pikir Isyana. "Semoga kamu menang, Rafa" batin Isyana.
Isyana mengambil handphone yang berada di atas meja makan lalu menekan tombol untuk merangkai sebuah pesan.
To: Rafael
From: Isyana
Jangan lupa besok pagi ke rumah. Aku sudah baikan. Terima kasih untuk kemarin...
Jemari Isyana menekan tombol Send. Tak butuh waktu lama untuk menerima pemberitauan jika pesan sudah terkirim. Isyana melanjutkan makan siangnya.
Drrrttt.. drrtt...
From: Rafael
To: Isyana
Kamu sudah makan?
Isyana mengangkat satu alisnya. Tangannya pun bergerak membalas pesan dari Rafael.
To: Rafael
From: Isyana
Ini lagi makan...
Kemudian menekan tombol Send
Drrttt.. Drrtt...
From: Rafael
To: Isyana
Aku akan menghubungimu lima menit lagi...
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)