Film pun berakhir. Semua orang berdiri dari kursi dan menuju pintu keluar. Namun, tidak dengan Isyana.
"Rafa.. Rafa.. Bangun! Filmnya sudah selesai!" ucap Isyana sambil menggoyangkan bahu Rafael. Rafael tetap saja masih asyik dengan mimpinya. "Aku jahili kamu seperti kemarin, loh" bisik Isyana tepat di depan wajah Rafael yang miring ke kiri ke arah Isyana. Wajah yang sedang terlelap.
Perlahan tangan Isyana terangkat lalu wajah Isyana semakin mendekat ke arah Rafael. Namun, tangan Isyana mulai turun. Isyana seakan tersihir dengan wajah di depannya. "Kamu manis juga memakai kacamata" batin Isyana. Isyana mengamati setiap lekuk wajah Rafael. Mulai dari kening, alis, mata, pipi, hidung, bibir, dan dagu tak luput dari pandangan Isyana.
Mata yang terpejam mulai terbuka saat Isyana masih asyik menatap wajah Rafael yang masih tidur.
DEG!!
Baik Isyana maupun Rafael terkejut. Mereka saling menatap dengan jarak yang tidak dapat dihindari. Beberapa saat kemudian, mereka salah tingkah dan menatap ke depan bersamaan.
"Filmnya sudah habis. Aku mau membangunkan kamu tetapi kamu sudah bangun sendiri" sahut Isyana yang memainkan jemarinya di pangkuan.
"Ouh, sudah habis. Ayo keluar" ucap Rafael seakan tidak terjadi apa-apa.
TAP
TAP
TAP
Rafael masih mengantuk saat berjalan di tangga bioskop sehingga pemuda ini berjalan sambil memejamkan mata.
"Eh..."
BHAAAKKK!!
"Rafa!!" seru Isyana terkejut. "Kamu enggak apa-apa?" tanya Isyana sambil turun dari tangga dengan cepat.
"Aduh.. Apa jidatku benjol, ya?" tanya Rafael sambil memegang kening. Isyana langsung berjongkok menyamakan tingginya dengan Rafael.
"Apa kamu jalan sambil tidur?" tanya Isyana.
"Iya" sahut Rafael tersenyum nyengir.
"Tidurnya engggak bisa ditunda, ya?" sahut Isyana sambil menyentil kening Rafael.
"Aduh! Sakit, Isyan!" ucap Rafael mengusap keningnya. Isyana pun berdiri.
"Aku bantu untuk berdiri" sahut Isyana sambil mengulurkan tangan kanannya. Rafael pun menerima uluran tangan Isyana.
"Assshhh..." Rafael menahan nyeri di bagian kaki saat mulai berjalan.
"Apa kamu bisa jalan?" tanya Isyana. Rafael pun mengangguk. Namun, terlihat badan Rafael yang tidak seimbang.
Isyana segera mengangkat tangan kiri Rafael untuk dilayangkan di belakang bahunya. Tangan kanan Isyana memegang pinggang Rafael. "Ke kamar mandi dulu, ya. Kamu lebih baik cuci muka" saran Isyana. Rafael cuma membalas dengan anggukan.
TAP TAP TAP
Isyana pun menunggu Rafael. Gadis ini bersandar di dinding dekat kamar mandi.
"Sudah segar?" tanya Isyana saat melihat Rafael sudah berada di hadapannya.
"Sudah, dong" jawab Rafael tersenyum.
"Kita ke area permainan, yuk. Aku sudah lama tidak main ke sana" ajak Isyana. Rafael pun menganggukkan kepala menyetujui ucapan Isyana.
TAP TAP TAP
Different Why Not?
EllaTan02
YOU ARE READING
DIFFERENT WHY NOT [Revision]
FanfictionRevisi! Upload ulang. Alur cerita tetap sama hanya part lebih dipanjangkan daripada sebelumnya dan kalimat diubah menjadi baku. ----------------------------------------------------------------- Kita bagai koin. Dua sisi yang berbeda. Namun, apa ki...
![DIFFERENT WHY NOT [Revision]](https://img.wattpad.com/cover/52740961-64-k294899.jpg)